NovelToon NovelToon
CEO Sadis Yang Membeli Keperawananku

CEO Sadis Yang Membeli Keperawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: GOD NIKA

Demi menyelamatkan keluarganya dari utang, Lana menjual keperawanannya pada pria misterius yang hanya dikenal sebagai “Mr. L”. Tapi hidupnya berubah saat pria itu ternyata CEO tempat ia bekerja… dan menjadikannya milik pribadi.
Dia sadis. Dingin. Menyakitkan. Tapi mengapa hatiku justru menjerit saat dia menjauh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GOD NIKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak di Tengah Bayangan

Udara malam menusuk kulit. Langit kota diselimuti awan kelabu, menahan cahaya bulan agar tak terlalu banyak jatuh ke jalanan. Mobil yang dikendarai Raka melaju cepat, namun tak mencolok, kecepatan dijaga agar tetap menyatu dengan arus lalu lintas.

Di dashboard, titik merah pada layar GPS bergerak perlahan, seperti seekor hewan yang tahu sedang diburu.

"Mereka nggak terlihat panik," komentar Raka, matanya terpaku ke layar. "Gerakannya stabil, nggak zig - zag. orang - orang ini sudah terlatih."

Leon duduk di kursi penumpang depan, bahunya tegang. "Kalau mereka tahu kita mengikuti, berarti ini jebakan."

"Kalau begitu kita ikuti jebakannya," jawab Raka dingin. "Kadang, untuk menangkap tikus, kita memang harus masuk ke lubangnya."

Leon menghela napas. Pikirannya tak hanya terfokus pada target. Wajah Lana dan Arya terus muncul di benaknya, terutama tatapan Lana saat memintanya hati-hati. Ada rasa bersalah di sana, yang semakin memberatkan dadanya.

Mereka keluar dari jalan utama, memasuki deretan gudang kosong di kawasan industri. Lampu jalan di sini jarang menyala. Asap tipis dari saluran pembuangan naik ke udara, menciptakan kesan seolah tempat itu sudah ditinggalkan sejak lama.

Titik merah di GPS berhenti.

"Dia ada di gedung ketiga," kata Raka, meraih senjatanya dari bawah jok. "Kita masuk pelan-pelan."

Leon ikut mengambil pistolnya. "Kita berpencar atau bareng - bareng?"

"Bareng. Aku nggak mau kejadian sore tadi terulang."

Mereka keluar dari mobil, langkah kaki teredam oleh tanah basah dan dedaunan kering. Angin malam membawa aroma karat dan debu. Pintu besi gedung ketiga setengah terbuka, mengeluarkan bunyi berderit saat angin mendorongnya.

Leon memberi isyarat dengan tangannya, Raka mengangguk. Mereka masuk.

Bagian dalam gudang gelap, hanya diterangi cahaya pendar dari jendela pecah di atas. Bau oli dan kayu lapuk menyeruak menusuk hidung mereka.

Suara langkah terdengar di lantai atas. Berat, namun terasa disengaja.

Leon dan Raka naik tangga perlahan, senjata terangkat. Begitu sampai di lantai dua, mereka melihat siluet seseorang di ujung lorong.

"Berhenti!" seru Leon.

Orang itu tidak berlari, malah membalikkan badan perlahan. Masker hitam masih menutupi sebagian wajahnya, tapi tatapannya penuh dengan tantangan.

"Kalau kalian mau jawab pertanyaan ku, buang senjata kalian," katanya dengan suara serak.

Raka mendengus. "Lucu. Kami yang akan memburumu, kami yang seharus nya bertanya."

Sebelum percakapan berlanjut, suara berderit keras terdengar dari bawah, pintu gudang menutup. Kemudian, klik… klik… suara kunci diputar.

"Benar ini jebakan," gumam Raka.

Pria bertopeng itu tersenyum miring. "Selamat datang di markas kami."

Tiba-tiba, tiga sosok muncul dari sisi lorong, membawa senjata tumpul dan pisau. Gerakan mereka cepat, mengurung Leon dan Raka di tengah - tengah.

Pertarungan meledak. Raka memukul pria pertama di rahang, membuatnya terhuyung mundur, tapi pria kedua langsung menyerang dari belakang. Leon menendangnya ke dinding, lalu menghindar dari tebasan pisau yang diarahkan ke perutnya.

Bunyi hantaman logam ke tulang bercampur teriakan pendek. Ruang sempit membuat mereka harus bergerak cepat, tak ada ruang untuk mundur.

Pria bertopeng yang pertama mereka lihat memanfaatkan kekacauan itu untuk mundur. Leon menyadarinya di detik terakhir.

"Raka! Dia kabur ke bawah!"

Raka mengangguk, menendang lawannya dan langsung berlari mengejar. Leon bertahan di lantai dua, menghabisi dua orang yang masih menyerangnya.

Begitu lawan terakhir tumbang, Leon turun.

Di lantai dasar, suara perkelahian kembali terdengar. Leon bergegas ke arah sumber suara dan menemukan Raka sedang berkelahi dengan pria bertopeng di dekat pintu belakang gudang.

Pria itu hampir berhasil kabur saat Leon menembakkan peluru ke rantai pintu, memutusnya. Bunyi dentuman memekakkan telinga. Pria itu terhenti, matanya membelalak.

"Selesai sudah permainanmu," ujar Leon sambil mendekat.

Namun, alih-alih pasrah, pria itu tersenyum. "Kalian pikir aku sendirian?"

Suara mesin mobil terdengar di luar. Beberapa lampu menyinari pintu belakang gudang.

"Pergi!" teriak Raka.

Leon dan Raka menyeret pria itu keluar sebelum mobil-mobil itu berhenti. Dari tiga kendaraan, lima orang keluar, semua nya memegang senjata.

Tembakan pertama dilepaskan. Mereka berlari menuju gang sempit di sisi gudang, menunduk menghindari peluru. Pria yang mereka tangkap berusaha melawan, tapi Raka memukul kepalanya hingga pingsan.

Mereka berhasil keluar dari area gudang dan masuk ke jalanan gelap yang mengarah ke sungai. Mobil Raka diparkir agak jauh, tersembunyi di balik truk kontainer tua.

Begitu masuk, Raka langsung tancap gas. Mobil mereka melaju kencang, meninggalkan cahaya lampu dan suara tembakan di belakang.

"Dia masih hidup?" tanya Leon sambil melirik ke pria yang pingsan di kursi belakang.

"Masih," jawab Raka. "Kita bawa dia ke tempat aman. Mungkin dia buka mulut siapa yang memerintahkan serangan ke rumah tadi."

Leon menatap keluar jendela, pikirannya sudah melompat ke langkah berikutnya. Mereka tidak bisa lagi hanya mengandalkan reaksi. Kali ini, mereka harus menyerang di titik lemah musuh.

Di safe house

Lana tidak bisa tidur. Suara jarum jam terdengar terlalu keras. Arya sudah terlelap di kamar, tapi kegelisahan membuatnya sulit beristirahat.

Dia berjalan ke dapur, menuang segelas air, lalu berdiri di dekat jendela. Dari sini, ia bisa melihat sebagian kecil lampu kota yang berkelip di kejauhan.

Pikirannya melayang ke sore tadi. Tatapan pria bertopeng itu dingin, tanpa emosi, membuatnya merinding. Dia sadar, ini bukan ancaman main-main. Sekali mereka lengah, semuanya bisa berakhir.

Pintu apartemen tiba-tiba terbuka. Lana langsung berbalik, jantungnya meloncat ke tenggorokan.

Leon masuk, diikuti Raka yang menyeret seorang pria tak dikenal, tangan terikat, kepala tertunduk.

"Siapa itu?" tanya Lana cepat.

"Orang yang menyerang rumah tadi," jawab Leon datar. "Dan dia akan bicara."

Raka mendorong pria itu duduk di kursi. Leon mengambil kursi lain, duduk berhadapan dengannya.

"Aku nggak mau buang - buang waktu," kata Leon sambil menatap nya tajam. "Siapa yang mengirimmu?"

Pria itu mengangkat kepalanya perlahan. Matanya memandang Leon dengan campuran takut dan menantang. "Kamu pikir aku takut dengan mu?"

Leon tak berkedip. "Kamu akan…"

Raka membuka tas kecil berisi alat-alat yang jelas bukan untuk memperbaiki mobil. Suara logam beradu membuat pria itu menelan ludah.

"Ada dua pilihan," lanjut Leon. "Kamu bicara, atau aku buat kamu menyesal telah di lahirkan."

Hening sesaat. Lalu pria itu terkekeh pelan. "Kamu kira kamu sudah menang? Bosku tahu kamu di sini. Bahkan mungkin dia sedang menuju kesini sekarang." katanya sambil terkekeh menyebalkan.

Lana merasa darahnya membeku. "Leon…"

Leon mengangkat tangan, memberi isyarat agar Lana diam. Ia bersandar sedikit ke depan. "Kalau begitu, kasih tahu aku namanya. Biar aku sambut dia dengan cara yang pantas."

Pria itu menatapnya beberapa detik, lalu senyum licik terbentuk di bibirnya. "Namanya… Arka Surya."

Leon membeku. Nama itu seperti petir yang memecah malam.

Lana menatapnya bingung. "Kamu kenal?"

Leon berdiri perlahan. Matanya mengeras. "Dia bukan cuma kenalanku. Dia adalah orang yang… seharusnya sudah mati lima tahun lalu."

1
Risa Koizumi
Bikin terhanyut. 🌟
GOD NIKA: Terima kasih🙏🥰🥰
total 1 replies
Mít ướt
Jatuh hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!