Jebakan Terindah

Anne tersenyum. Antonio kembali mengingatkan nya pada Denis Hardata.

Anne ingat, Denis tidak pernah membiarkan nya melakukan sesuatu bila Denis sedang berada di rumah.

Suami nya itu sangat mandiri. Bahkan di awal-awal menikah, pelayan hanya datang untuk melakukan hal yang Denis tidak sempat kerjakan. Selain nya sudah di bereskan oleh Denis.

Barulah setelah putra putri kembar mereka lahir, Denis membiarkan asisten nya untuk mengurusi rumah nya. Selain karena Denis sudah terlalu sibuk di rumah sakit, saat itu sudah ada si kembar yang harus Anne jaga (Saka dan Azzura).

"Nah.. termenung lagi! Hayoooo ibu mikirin apa lagi!" Seru Anya, memiringkan wajah nya melihat ke arah Anne.

"Gak mikir apa-apa. Cuma mendengar kakak mu yang melarang ibu ini dan itu, mendadak ibu teringat saat kita masih sering bersama di mansion ini. Tidak kah kau rindu masa-masa itu Anya?" Kembali Anne harus berbohong, tidak bisa mengungkap apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran nya.

"Ibu benar. Kalau ingat masa- masa itu, aku sungguh tidak ingin kakak pergi lagi." Anya memeluk erat tangan Antonio.

"Astaga! kenapa kepulangan ku jadi melow begini?" Antonio menyipitkan mata nya dan melihat pada adik dan ibu nya.

"Sudah! Sudah!! Jangan keasikan ngobrol saja. Ayo kita ke dapur. Kok tiba-tiba ibu pun menjadi lapar ini ." Sela Anne Mary.

Mereka bertiga pun pergi ke dapur untuk menikmati sarapan yang benar- benar telat untuk di katakan sebagai sarapan.

Gelak tawa memenuhi dapur yang sangat luas itu. Sesekali terdengar suara Anya yang tertawa terbahak- bahak mendengar lelucon yang di sampaikan oleh kakak nya.

Dan sesekali terdengar suara Antonio pula yang tertawa mendengar Anne menceritakan semua kekonyolan Anya selama mereka berdua saja di mansion yang besar ini.

"Maka nya kak, kakak harus mengajak ku untuk keluar juga dari mansion ini! Biar adik mu tidak jadi katak dalam tempurung! Terus terkurung di mansion ini tanpa bisa kemana-mana." Gerutu Anya.

"Tempurung apa semewah ini adik ku sayang?? Sudah lupakan saja hal di luar sana. Tidak ada yang menarik di luar sana. Yang ada hanya kerja ... kerja .. dan Kerja... membuat kepala sakit saja." Bohong Antonio.

"Itu kan untuk orang yang bekerja kak! Sedangkan aku, aku keluar ya jangan untuk bekerja! Aku keluar untuk bersenang-senanglah. Ngapain juga bekerja! ayah dan kakak ku saja sudah kaya raya." Ucap Anya.

"Jadi kau ingin keluar untuk bersenang-senang? nanti akan ku coba tanyakan ke ayah, apa kau bisa keluar hingga teras depan ..." Antonio malah mempermainkan adik nya yang tadi nya sudah sangat berharap Antonio akan bicara dengan ayah mereka untuk mengizinkan diri nya keluar.

"Ish! Ibu lihat anak kesayangan ibu itu! JAHIL ...!" Anya langsung memanyunkan bibir nya dua meter ke depan.

"Kalian ini kalau jauh rindu- rinduan! Kalau dekat musuh-musuhan! Ibu jadi bingung! Sebaiknya kalian ini harusnya dekat atau berjauhan saja." Anne benar- benar geleng kepala di buat oleh anak- anak nya.

"Oo iya Antonio, bagaimana pekerjaan mu? Lancar? Kemarin paman Erik cerita kalau kau sangat sibuk akhir- akhir ini dengan perusahan mu." Tanya Anne sambil meletak kan sebuah roti lagi ke piring anak nya.

"Hmm.. begitulah bu." jawab Antonio.

Antonio memang tidak mengatakan pada ibu nya apa yang sebenarnya ia lakukan di luar sana.

Ibu nya hanya tahu kalau Antonio menjalankan perusahan milik pria yang di panggil ayah oleh mereka.

Andaikan Anne Mary tahu putra nya di gunakan oleh pria brengsek itu untuk melawan keluarga suami nya, pasti Anne Mary akan ngamuk besar.

"Syukurlah kalau begitu." Jawab Anne, tersenyum.

Jauh di dalam hati nya, Anne sangat ingin untuk pergi dari penjara jahanam ini.

Tapi ada sesuatu dalam diri nya yang membuat nya memilih untuk tetap di sini dan membiarkan dunia tahu diri nya sudah mati.

"Bu.. pasti asik kali ya, kalau kita jalan-jalan keluar dan bersenang -senang. "celetuk Anya yang masih belum membuang keinginan nya untuk dapat melihat semua hal yang menurut nya pasti akan sangat menarik di luar mansion ini.

"Ibu rasa, ibu lebih suka berada di dalam mansion ini Anya. Seperti yang kakak mu katakan kalau tidak ada yang menarik di luar sana. Hanya ada kepulan asap!" Anne mengambil sebuah roti dan memakan nya.

"Hfft .. padahal aku sangat ingin tahu seperti apa dunia luar!" Anya langsung meloyo.

Antonio yang melihat adik meloyo seperti itu langsung menyumbat mulut sang adik dengan roti.

"Ih! kakak apaan sih!" Sekali lagi Anya memasang wajah manyun.

"Sudah! Nanti juga ada saat nya kau keluar Anya." Hibur Antonio.

"Yaaa.. NANTI JUGA AKAN ADA SAAT NYA AKU KELUAR! kalimat sakti mandraguna ini sudah aku dengar ribuan kali dalam hidup ku. Bahkan kalau aku tuliskan kalimat ini setiap kali aku mendengarnya, maka akan mengalahkan kamus bahasa Inggris- Indonesia, yang di sampul nya tertulis 500 MILYAR KATA." Gerutuan Anya yang seharusnya terdengar serius itu, tapi malah terdengar bagaikan sebuah lawakan di telinga Anne dan Antonio.

Mereka berdua lantas tertawa dan membuat Anya bertambah sewot.

"Ibu benar kan! Adik mu ini lucu sekali Antonio." Air mata Anne bahkan sampai keluar kali ini.

Kehadiran anak-anak nya sungguh dapat membuat nya oleng sesaat dari rasa rindu yang menggunung pada Denis.

"Pantas saja ibu tetap awet muda, ternyata ini rahasia nya." Seloroh Antonio, mengucek-ngucek rambut adik nya.

"Bagus!! berantakin saja rambut ku ini!!" Anya jadi semakin kesal.

Untuk sesaat suasana di dalam mansion itu hidup karena gelak tawa mereka bertiga. Tapi itu tidak lah lama karena begitu pria yang di panggil Antonio dan Anya pulang, gelak tawa itu pun hilang seketika.

☘️

☘️

☘️

☘️

☘️

#Anne kamu di sekap siapa????. Ayoo bisikin ke kak Upe...😭

Yang udah tahu pasti baru pulang dari rumah kak Upe yang satu nya ya....kar ya kar sa...