Lindsey harus menjalankan sebuah misi tetapi dia malah tidur dengan target misinya!
—————————————————————————————————
Lindsey bergabung ke dalam sebuah “geng”
kelompok kejahatan yang bekerja memenuhi keinginan kliennya. Karena keahliannya dalam berakting, dia bertugas sebagai pemeran utama dalam kelompoknya dan terjun langsung menghadapi targetnya.
Suatu hari, Lindsey dan kelompoknya mendapat sebuah misi yang dimana targetnya adalah Jarvis, sang Mafia kaya bergelimang harta namun kejam dan berdarah dingin. Saat Lindsey sedang dalam penyamarannya, dia terjebak ke dalam hubungan cinta terlarang dan malah tidur dengan Jarvis yang merupakan target misinya sendiri!
Akankah Lindsey sebagai pemeran utama berhasil menyelesaikan misinya? Ataukah kekuatan cinta malah menggagalkan misinya? Penuh ketegangan, saksikan perjalanan cinta Lindsey dan Jarvis di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvina Stephanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laki-laki Idaman
“Hahahahah...!!! 15 juta mending beli motor baru ga, sih?” balas Lindsey.
“Makanya! Memang dasarnya orang kaya. Di dalam darahnya mengalir darah keturunan konglomerat.” balas Carlos.
Bagus. Ayo, keluarkan terus, Carlos. batin Lindsey.
Jarvis menepuk paha Carlos agar tidak membahasnya lagi. Jarvis takut Carlos akan berbicara kelepasan karena dia memang menutupi latar belakang keluarganya dari Lindsey. Lindsey memperhatikan gerakan kecil dan tersembunyi Jarvis itu. Rupanya Jarvis masih ingin menutupi itu dari Lindsey.
“Oh? Hahahaha... Memangnya keluargamu usaha apa, Jarvis?” tanya Lindsey.
“Ah? Mereka supplier emas yang akan diolah menjadi perhiasan.” jawab Jarvis.
“Ada emas batang juga.” sahut Carlos.
Jarvis menginjak kaki Carlos.
“Oh.. kamu tidak melanjutkannya?” tanya Lindsey.
“Aku tidak tertarik.” jawab Jarvis.
“Sudah kaya dia. Ada warisan segunung. Wah, itu sih tidak akan habis sampai 7 turunan kalau menurutku ya..” sahut Carlos.
Jarvis menyumpal mulut Carlos dengan daging agar Carlos tidak mengeluarkan rahasianya lebih banyak lagi.
“Oh, ya? Sebanyak itu? Tidak begitu terlihat, ya.. Disembunyikan dimana? Hahaha...” balas Lindsey.
Carlos dan Jarvis saling bertatapan.
Matilah kita. batin Carlos.
Karena kamu sih! batin Jarvis.
“Tidak, kok. Carlos hanya melebih-lebihkan. Aku tidak sekaya itu.” ucap Jarvis.
“Iya benar! Aku hanya melebih-lebihkan.” balas Carlos.
Mereka masih tutup mulut rupanya. batin Lindsey.
“Oh, begitu. Kalian tahu tidak tipe laki-laki idamanku seperti apa?” tanya Lindsey.
“Apa?” tanya Carlos dan Jarvis secara bersamaan.
“Seorang konglomerat, atau anak konglomerat juga tidak masalah, seorang CEO, pewaris tahta, atau.. seorang mafia seperti di film-film. Pasti keren!” jawab Lindsey.
Semuanya itu ada pada Jarvis.. batin Calvin.
Semuanya itu ada pada diriku.. batin Jarvis.
“Tapi sayangnya kalian bukan tipe laki-laki idamanku. Karena kalian tidak termasuk dari yang aku sebutkan tadi.” sambung Lindsey.
“Kalau boleh aku tahu, kenapa kamu menyukai seorang mafia?” tanya Calvin.
“Aku melihat di film kalau mereka sangat keren sekali. Tapi aku benci dengan kekejaman mereka. Kenapa mafia begitu kejam? Tidak memiliki hati dan belas kasihan. Padahal kita semua diberikan kehidupan oleh Tuhan dan memiliki hak yang sama untuk hidup, kenapa harus membunuh dan menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu brutal dan kejamnya?” oceh Lindsey. Lindsey melempar umpannya.
Lagi-lagi Carlos dan Jarvis saling bertatapan.
“Kalau mereka memiliki hati dan belas kasihan, mereka tidak akan disebut mafia.” balas Jarvis.
“Begitu, ya.. Aku rela menukar hidupku untuk orang-orang yang mereka bunuh. Huh, aku benci mafia.” ucap Lindsey.
“Jangan mati dulu. Kamu harus bertemu dengan laki-laki idamanmu terlebih dahulu.” balas Jarvis.
“Aku kenal seseorang dengan tipe laki-laki idamanmu. Mau aku perkenalkan?” sahut Calvin.
“Apa dia seorang mafia?” tanya Lindsey.
“Hooh.”
“Boleh. Kenalkan aku padanya.” ucap Lindsey.
“Setelah berkenalan, lalu kamu mau apa darinya?” tanya Jarvis.
“Minta uang jajan. Huh, aku sudah lelah sekali bekerja!” jawab Lindsey menyeleneh.
Jarvis membuang napas berat dan tersenyum. “Minta uang jajan? Itu kecil sekali bagi mereka.” balas Jarvis.
“Uang jajan untuk seumur hidup. Dan jajananku adalah rumah, penthouse, villa, pulau, yacht, dan barang-barang branded.” ucap Lindsey.
“Dan hari dimana kamu mendapatkan itu semua akan menjadi hari terakhir kamu menginjak tanah. Kamu kan tahu betapa kejamnya seorang mafia.” balas Jarvis.
Mata Lindsey membulat. “Benar juga!”
“Aku ke toilet sebentar.” ucap Carlos lalu bangkit berdiri dari kursinya dan berjalan menuju toilet.
“Kamu sangat terang-terangan sekali saat menyebut tipe laki-laki idamanmu tadi. Apa kamu lupa bahwa kamu sekarang sudah memiliki kekasih?” ucap Jarvis sepeninggal Carlos.
“Aku hanya berpura-pura, Sayang.” balas Lindsey.
“Bohong.” ucap Jarvis.
“Tidak, Sayang. Kamu termasuk tipe laki-laki idamanku.” balas Lindsey lalu meraih tangan Jarvis dan menggenggamnya.
“Benarkah?”
“Iya.”
Ting..
Ponsel Lindsey kedatangan sebuah notifikasi pesan. Lindsey membuka pesan yang ternyata dari Katie.
Katie.
Kamu dimana?
Kapan pulang?
Lindsey.
Sebentar lagi.
Katie.
Aku lagi di luar.
Mau aku jemput?
Lindsey.
Baiklah. Jemput aku.
Restoran Summer Hills.
Katie.
Bersama Jarvis? Atau Carlos?
Lindsey.
Keduanya.
Katie.
Ok. Meluncur.
Jangan lupa tanyakan pekerjaan sekretarisku.
“Oh ya, selagi tidak ada Carlos di sini, bisakah aku minta tolong padamu?” tanya Lindsey kepada Jarvis.
“Apa, tuh?”
“Apakah Katie bisa menjadi sekretarismu atau asistenmu atau apalah itu? Aku sudah muak melihat dia menjadi pengangguran.” ucap Lindsey.
“Tapi aku sudah memiliki Carlos. Dan.. sekretaris wanita? Aku tidak suka itu.” balas Jarvis.
“Aku berniat mendekatkan Katie dengan Carlos, Jarvis. Siapa tahu karena bekerja bersama, mereka menjadi dekat, dan hubungan mereka bisa berkembang? Seperti kita?” Lindsey menggunakan kemampuan melobinya.
“Seperti kita?”
“Iya!”
Kalau Katie dan Carlos sering dekat, dan hubungan mereka berkembang, maka Carlos akan berhenti mengejar Lindsey. Ide bagus. batin Jarvis.
“Baiklah. Aku setuju.” ucap Jarvis.
Yesss! Lindsey bersorak di dalam hatinya.
Mata Lindsey melihat kedatangan Carlos dari kejauhan. Dia segera menarik kembali tangannya, melepas genggamannya bersama Jarvis.
“Eh? Kok dilepas?” tanya Jarvis.
Lindsey memutar bola matanya ke arah Carlos untuk memberikan kode bahwa Carlos sudah keluar dari kamar mandi dan sedang berjalan menuju meja yang mereka tempati.
Padahal tidak ada yang salah dalam hubungan ini. Kenapa harus main kucing-kucingan? batin Jarvis.
“Tidak terasa sudah hampir tengah malam. Ini pasti karena kebanyakan bercerita, bernostalgia saat kita masih remaja.” ucap Carlos.
“Benar. Ayo pulang. Aku antar.” sahut Jarvis.
“Bukannya aku yang mengantar? Kan aku yang mengemudikan mobilnya.” balas Carlos.
Dua manusia itu memang kerap bertengkar jika sudah menyangkut Lindsey. Keduanya tidak ingin mengalah dan memperebutkan Lindsey mati-matian.
“Kalau begitu berikan kunci mobilku, biar aku yang mengemudikan. Dan kamu pulang naik taksi saja.” ucap Jarvis.
“Tega sekali kamu, Jarvis. Kamu menelantarkan temanmu yang sudah menemani kamu selama 15 tahun demi wanita yang baru kamu temui sebulan.” balas Carlos.
“Kalau begitu biar Lindsey yang menentukan pilihannya sendiri. Kamu mau ikut denganku atau Carlos?” tanya Jarvis. Namun terdengar seperti ancaman bagi Lindsey. Jika dia menjawab ikut dengan Carlos, dirinya akan berakhir lemas di atas ranjang. Namun tidak adil bagi Carlos jika Lindsey menjawab ikut denan Jarvis.
Bersambung...
Halo semuanya. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih
