NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh lama bersemi kembali

Wuni benar-benar tidak tahu apapun, dia menelan ludahnya sendiri dan melirik kepadaku.

" dia kenapa " aku diam dan memberinya kode untuk juga diam.

" segera berkemas, kita harus pergi " kata Pradaba

" sekarang, apa kita tidak menunggu seseorang muncul untuk berpamitan ?" kataku

" Siapa yang akan muncul, kita mungkin bahkan akan kesulitan keluar dari sini " kata Pradaba.

kami semua bernafas dengan berat, kemudian mengikuti Pradaba, Wuni masih penasaran dan berusaha menempel kepadaku.

" kak, apa yang terjadi " kemudian sambil berbisik aku bercerita garis besar dari kejadian yang tidak diketahuinya, kecuali bagian alasan Lakso menolaknya, Wuni menutup mulutnya dia sepertinya cukup kaget, kami mengikuti Pradaba yang berjalan tergesa di depan, pandanganya lurus seperti banyak pikiran, Pemuda bujang itu sebenarnya cukup kasihan, umur kami sepantaran tapi dia sudah mempunyai tanggung jawab yang besar mengelola sebuah pemukiman baru, Pradaba adalah saudara tiri selir Gatari, yang lahir dari rahim selir ayahnya, dan karena dia hanya anak selir maka pada masa lampau dia menerima perlakuan yang berbeda dengan saudaranya itu, tapi syukurlah sekarang berkat saudara tirinya itu dia punya tanggung jawab dan kedudukan yang tinggi, pemimpin sebuah tanah perdikan untuk seorang yang masih sangat muda.

kami sudah cukup lama berjalan, tapi beberapa saat kemudian kami kembali ke jalan yang sama,

" ki Gedhe biarkan saya memimpin jalan " kata Lakso tenang, Pradaba melihatnya tidak suka namun membiarkan Lakso memimpin, aku tahu anak itu terbiasa tinggal dihutan, dia pasti punya kemampuan yang tidak kami miliki sebagai orang kota.

Pada akhirnya walaupun susah payah tampaknya Lakso cukup ahli, pelan-pelan kami mulai menemukan sulur aliran air, yang mengarah ke bawah lembah.

" Kau lumayan juga " kata Pradaba sedikit mencibir tapi Lakso sama sekali tidak menghiraukan, kedua keningnya bertaut.

" ilmu ini dipunyai guru saya ki Singo dan saya terbiasa memecahkannya, tapi di depan ada hal aneh bukan lagi ilmu puter giling yang bisa membuat lawan berjalan sesuai keinginan kita lagi, ada ilmu yang lain " anak ini lumayan berbakat, dia berhasil memecahkan ilmu yang dipunyai kakek Ayu.

Kuda kami meringkik, gelisah dan enggan untuk maju ke depan, pasti ada sesuatu di depan yang tidak beres kami menajamkan seluruh indra kami aku mendengar keramaian.

" memunduk " ucapku spontan

kami semua bergerak serempak sebelum ratusan hewan bernama kelelawar itu menabrak kami, mereka berputar-putar di atas kepala kami.

" Apakah mereka akan menyerang kita " tanya Wuni kuatir, aku sudah melepaskan sarung dari celuritku, demikian juga Pradaba juga Lakso masing-masing memegang pedangnya.

" entahlah, mereka banyak sekali " kataku sambil memberikan pedang pendek, Wuni juga harus bisa menjaga diri,

" kalau ada yang menggigitmu, kau bunuh saja " kataku lagi. tapi memang gerombolan kelelawar itu tidak menyerang kami, hanya saja hewan itu cukup berputar-putar saja, hanya satu dua saja yang menyerang itupun karena tak sengaja menabrak kami ketika terbang.

" kira-kira apa maksudnya ini " kata pradaba.

" kalau mereka menyerang kita akan berlindung dengan apa ?" Tanya wuni, benar saja mereka bukan pemakan daging tapi sangat banyak, kami akan kerepotan.

" tidak akan menyerang kecuali kita membuat kesalahan, ini adalah puncak ilmu milik kakek Ayu, kalau dia bisa membuat para kelelawar ini menyerang tidak mungkin bagi kita keluar hidup-hidup dari sini " kata Pradaba.

" baguslah ..." kata Lakso.

" dimana bagusnya, ini semua gara-gara kamu " kata Pradaba sambil memandangnya penuh kejengkelan, bagaimanapun, setinggi apapun jabatan Pradaba juga masih anak muda yang emosinya tinggi, berhadapan dengan Lakso yang kesabaranya setipis tisu.

" Apa kau sudah gila, aku memang bawahanmu tapi kau bukan orangtuaku, kau tidak punya hak mengatur hidupku, apa karena tanah perdikamu yang kecil itu aku harus menikah, kau tidak setinggi itu ki Gedhe " kata Lakso cukup keras, aku terkejut semua orang terkejut.

" pemuda Gila, keluar saja dari tanahku kalau kau tidak suka " kata Pradaba lebih sengit.

" haiiii ... fokus , bahkan kita belum keluar dari sini, kalian boleh bertengkar kembali setelah kita keluar dari sini " kataku menengahi, keduanya terdiam seketika.

kami berjalan dengan posisi merayap mencoba keluar dari kerumunan pasukan kelelawar, cukup lama kami melakukanya punggungku terasa mau patah, cahaya matahari di depan tampak semakin cerah, pohon semakin pendek dan tidak selebat sebelumnya, mungkin di depan adalah hutan kecil, kami bahkan tidak tahu kuda-kuda sudah pergi mendahului kami.

aku seperti tersihir ketika apa yang paling kubenci ada di depan kami, beratus hewan menggeliat dengan berbagai jenis tampak seperti pasukan yang siap membasmi kami, ular bilang adalah yang paling menakutkan karena bisanya sangat kuat, kobra Jawa yang menakutkan bergerak berdiri dengan bagian lehernya mengembang memberikan tanda bahaya, dan berbagai ular lain yang tidak kumengerti jenisnya.

" mati " kataku lemah, aku memandang Wuni yang juga memucat

" kak bagaimana ? " kata wuni,

serempak kami berdua mundur, sedangkan kedua pemuda di depan kami mengambil tempat untuk berada di depan kami.

" berhati-hatilah, tetaplah di belakangku " kata Pradaba kepada ku dan Wuni.

" kakek itu benar-benar bisa membuat ular mendatangi kita, walaupun dia tidak mempunyai kemampuan untuk menyuruh menyerang kita, tapi dengan didatangkan seperti ini bentrok dengan ular tidak bisa kita hindari, kita sama-sama di tanah " kata pradaba, hatiku semakin berdebar kencang, bentrok dengan ular ?

oh Tuhan, kenapa Engkau menciptakan mahluk semenyeramkan ini.

Kawanan ular mendesis, kami mundur dan para ular maju,

" kak apakah kita akan mati dimakan ular ?" kata Wuni, aku menebalkan niatku, menarik nafas panjang dan satu yang kuinginkan, keluar dari tempat ini.

" kita maju , jangan sampai ular menyentuh kita " kataku dengan nada berat, aku berusaha menelan ketakutanku, semakin lama disini hanya akan semakin melemahkan kami, keluar atau mati hanya ada dua pilihan,

aku merangsak ke depan memberi contoh untuk diikuti ketiga orang lain, Pedang Lakso bergetar,

" kita keluar dari sini, hindari ular belang " katanya dengan tegar.

Aku membabat semua Ular yang di depanku, sabitku tidak berkompromi, demikian pula dengan pedang Lakso dan Pradaba, aku mulai berkeringat, setabah apapun ternyata musuh lama ini membuatku jeri.

" auuuuu " pekik Wuni, aku melirik sekilas tetapi dia tidak tampak kesulitan, ada seekor ular mendatanginya tapi bukan hal yang berbahaya, sedangkan kami masih terus berusaha membuka jalan sambil menghindari beberapa ular yang berada di depan, kembali Wuni menjerit, dadaku seperti mau pecah karena kaget.

" berhentilah menjerit atau aku akan membungkam mulutmu " teriaku.

kami bisa menyibak pasukan ular, di depan ketiga manusia menghadang kami. aku lega karena harus menghadapi manusia bukan lagi ular.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!