Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.
Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.
**
“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”
Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”
“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”
“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.
“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.
“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman baru
Gisva memutuskan untuk segera pulang ke rumah, tak lupa ia memesan taksi online dan menunggu di pos penjagaan.
Setelah cukup lama sering mengunjungi apartemen, Gisva saling mengenal dengan beberapa orang disana. Seperti saat ini sambil menunggu taksi datang Gisva berbincang-bincang dengan pak satpam.
“Iya mbak, dulu jarang banget ada yang nempatin apartnya mas Naresh, karena dia kan tinggal diluar kota. Paling hanya sesekali saja saat dia pulang kesini.”
“Iya, pak. Apalagi mas Naresh gak punya sodara. “
“Iya mbak, beda sama sekarang. Setelah nikah mas Naresh jadi lebih sering kesini.” Pak satpam terbahak melihat wajah Gisva yang memerah.
Tak lama kemudian, taksi online yang dipesannya tiba. Gisva segera masuk dan berpamitan pada pak satpam.
“Iya mbak, hati-hati. Sering-sering mampir kesini, ya!” Gisva hanya membalas dengan lambaian tangan.
“Sampai supermarket aja ya pak, saya mau belanja dulu." pinta Gisva kepada sopir taksi.
"Baik, Bu." jawab sopir taksi dengan ramah.
Taksi online itu melaju dengan lancar membelah jalanan kota. Gisva memandang keluar jendela, mencoba menikmati pemandangan kota yang selalu ramai.
"Apa mas Naresh belum sampai ya, kok belum ngabarin." batin Gisva sambil melirik jam tangan.
Tak lama kemudian, taksi tiba di sebuah supermarket besar. Gisva segera turun dari mobil dan masuk ke dalam supermarket.
Gisva mulai berkeliling supermarket dan memilih barang-barang yang ingin dibelinya. Ia membeli beberapa kebutuhan pokok yang sudah diinfokan ART nya, dan ada beberapa kebutuhan pribadinya yang harus dibeli.
Saat sedang memilih buah-buahan, tanpa sengaja Gisva menabrak seorang perempuan yang membawa keranjang. Beberapa belanjaannya jatuh berserakan.
"Aduh, maaf, maaf banget ya Mbak. Saya nggak sengaja." ucap Gisva panik sambil membantu memungut beberapa belanjaan.
Perempuan itu tampak kaget dan sedikit kesal. Namun, ia mencoba untuk tenang dan tersenyum kepada Gisva.
"Nggak apa-apa, Mbak. Ini juga salah saya, soalnya saya jalan nya sambil lihat-lihat yang lain juga." jawab perempuan itu ramah.
"Tapi ini.. Saya ganti ya, Mbak?" tawar Gisva merasa bersalah.
"Nggak usah, Mbak. Nggak apa-apa kok, ini masih bisa dipakai.” tolak perempuan itu sambil memasukan tisu ke dalam keranjangnya.
"Nggak enak banget saya, Mbak. Beneran deh, saya ganti aja ya?" paksa Gisva merasa tidak enak hati.
Perempuan itu tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Gisva. "Nama saya Alin, mbak."
Gisva merasa lega dan membalas uluran tangan itu. "Nama saya Gisva. Maaf ya banget ya mbak Alin atas kejadian tadi." ucap Gisva.
"Santai aja, Gisva. Nggak usah dipikirin. Kayaknya emang sengaja jatuh biar kita bisa kenalan." Alin terkekeh yang dibalas Gisva.
“Hahah. Iya, ya.”
Keduanya berbincang, berjalan bersisian.
"Kamu belanja banyak ya, Gis?" tanya Alin sambil melihat troli belanjaan Gisva yang menumpuk.
"Ini lagi cari kebutuhan pokok aja sih, sama beberapa cemilan." jawab Gisva.
“Oh. Kamu udah nikah?”
Gisva tersenyum. “Udah.”
“Wah serius? Kok kayak masih anak kuliahan gini sih?" Alin terkekeh, membuat Gisva ikut tertawa.
"Hahaha, bisa aja. Emang keliatan masih muda ya?" goda Gisva.
"Iya. Pantesan aja, tadi aku kira kamu masih single." jawab Alin.
“Pasti suaminya kerja ya, gak ditemenin?” tanya Alin lagi.
“Iya, baru saja tadi berangkat keluar kota.”
“Oh.” Alin membalas dengan anggukan.
“Kamu ada waktu gak, kita makan siang bareng?” Ajak Alin.
“Hmm.” Gisva menatap jam tangan sejenak. “Boleh deh, emang kamu gak sibuk?”
"Nggak kok, aku lagi santai aja. Kebetulan kemarin baru pulang dari Jerman." jawab Alin sambil tersenyum.
"Jerman?" tanya Gisva terkejut.
“Iya, aku masih kuliah disana, heheh. Ini lagi nunggu wisuda.” jelas Alin membuat Gisva melongo.
"Wah, keren banget! Kuliah di Jerman? Jurusan apa?" tanya Gisva penuh kagum.
"Arsitektur." Alin tersenyum bangga.
"Wih, pantesan aja selera kamu bagus banget. Aku suka deh sama gaya kamu." puji Gisva
"Makasih, Gis. Kamu juga keren kok. Aku suka sama gaya kamu yang simpel tapi tetap elegan." balas Alin sambil tersenyum.
“Bisa aja, jadi makan dimana?”
"Gimana kalau di restoran seafood? Aku denger-denger di sana enak." usul Alin.
"Boleh." jawab Gisva ikut antusias.
Keduanya kemudian berjalan menuju restoran seafood yang dimaksud. Mereka berbincang-bincang sepanjang perjalanan.
“Sebenarnya aku juga mau sekalian lanjutin hubungan pertunangan aku.” Alin terus bercerita, membuat Gisva sedikit lebih nyaman dan melupakan kecemasannya pada sang suami.
“Tunangan? Kamu udah tunangan?”
Bersambung..
Happy reading, jangan lupa bintang 5 nya🥰🥰🥰