NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Tak Sadarkan Diri

"Iya. Aku juga mau main sama banyak cewek.” Edo menanggapi perkataan Niko dengan sedikit cegukan dan tatapan setengah sadar.

Jelas kalau Edo telah kehilangan setengah kesadarannya, padahal ia meminum minuman itu tidak sampai setengah botol.

Niko membantu Edo berdiri lalu memandunya ke ruangan VIP, tempat ia biasa bersenang-senang.

“Ternyata kalau kamu lagi teler begini berubah jadi asik, ya. Haha,” komentar Niko.

Edo sebenarnya dengar perkataan Niko itu, tapi apa yang terjadi di dalam raganya sekarang adalah adanya sebuah dominasi nafsu yang sangat tinggi mengalahkan logika kesadarannya.

“Apa gara-gara aku meminum minuman itu, nafsu yang selama ini kuredam malah sampai-sampai membuat tubuh dan mulutku sendiri tak bisa kukendalikan. Sial!” batin Edo.

Dalam 3 bulan ini, Edo telah meneliti dirinya sendiri akan munculnya perasaan tentang ingin meniduri banyak wanita yang mudah membuncah tiap kali melihat cewek seksi. Dan ia mengambil kesimpulan bahwa ini efek samping ketukan tampan. Rasa ini jadi sering keluar bisa saja karena dulu hampir menghamili Miya, dan disitulah perasaan seperti itu sering muncul dan tidak bisa dibendung.

“Kalau gini terus, aku akan jadi seperti Niko! Aku gak mau. Ayo Edo, lawan dirimu sendiri ini!” seru Edo dalam batin.

Dengan sekuat tenaga, Edo menahan langkah kakinya. Cukup susah untuk melakukannya namun ternyata berhasil. 

“Sekarang tinggal, balik arah lalu kabur!”

Setelah berhasil sekuat tenaga berhenti melangkah, Edo lanjut sekuat tenaga menggerakkan tubuhnya untuk kabur dari tempat ini.

Dan syukurlah, berhasil juga.

“Woy Edo. Mau kemana, katanya mau ikut Bersenang-senang!” pekik Niko melihat Edo malah berlari ke arah berlawanan.

Edo terus berlari sampai melihat pintu keluar. Tak mau menunggu lama, dia mendobrak pintu itu dan ternyata keluar dari pintu belakang.

“Akhirnya aku berhasil keluar tapi kenapa kepala ini makin merasa pusing?”

Edo luntang-lantung keluar dari klub malam itu. Tak peduli akan pergi kemana sekarang, asalkan bisa pergi menjauh dari tempat itu. Satu hal yang menjadi pelajaran baginya sekarang: Dia tidak akan mau menyentuh minuman seperti itu lagi karena efeknya benar-benar membuat hasratnya kepada lawan jenis terasa tak terkontrol.

Langkah kaki Edo terus mengayuh sempoyongan hingga sampai di daerah taman kota tempat dulu pernah menolong Rara yang tiba-tiba pingsan.

“Kalau gak salah di depan sana ada halte bus. Aku rasa aku masih bisa sanggup untuk pulang meski kepala ini rasanya seperti menari-nari,” racau Edo.

Tapi sayang, niat itupun terputus lantaran baru kembali melangkah, tubuhnya langsung tumbang. Terlentang di trotoar pinggir jalan. Matanya tertutup. Tertidur.

Sementara tidak jauh darinya, ada Rara baru pulang kerja dengan sorot mata yang seperti biasa — lelah campur sedih.

Hari-hari dalam hidupnya memang dipenuhi dengan ceramah pak bos karena pekerjaannya di restoran kebanyakan tidak benar.

“Sampai rumah mau langsung tidur saja. Gak mau ingat-ingat pengalaman kerja hari ini,” keluhnya dengan langkah kaki setengah diseret.

“Eh itu apa ya. Ko kaya orang tiduran di pinggir jalan?” ucap Rara sambil memicingkan mata. 

“Itu orang mati, kah?” Rara mempercepat langkahnya untuk mendekat ke orang itu yang tidak lain adalah Edo yang sedang pingsan karena maabuk.

“Loh ini kan Kak Edo. Kenapa tiduran di sini?” Akhirnya Rara tahu siapa orang itu setelah duduk jongkok dan melihat jelas wajah Edo yang tubuhnya terlentang lemas.

“Kak Edo kenapa? Bangun!” Rara menggoyang-goyangkan pundak Edo.

Wuuus!

“Kiyaa!”

Tiba-tiba Edo sontak terbangun duduk. Matanya setengah terpejam.

“K–kak Edo?”

Edo beralih menatap wajah Rara yang ketakutan, lalu bibirnya tersenyum lebar.

“Putri!” kata Edo.

“Putri? Itu siapa?” tanya Rara bingung.

“PUTRI … AKU CINTA KAMU!” Dengan cepat, Edo memeluk Rara yang ia sangka Putri itu.

“Kak Edo, aku bukan Putri?” pekik Rara sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Edo yang sangat kencang sampai-sampai bikin Rara sesak.

Edo melepas pelukannya dan mulai meracau sendiri. “Putri. Ayo nikah. Aku udah ganteng nih!” katanya sambil mencubit-cubit pipi Rara.

“Aduh. Kak Edo maabuk ya. Aku bukan Putri, aku Rara!” risih Rara sambil melepaskan cubitan dari Edo.

Melihat kondisi Edo yang nampak mabuk berat, muncul rasa kasihan dari Rara.

“Aku gak bisa ngebiarin Kak Edo sendirian di sini,” gumamnya.

Rara lalu mencoba membuat Edo berdiri. Membawanya dengan cara membopong di bahu. Rencananya akan dibawa ke rumahnya yang memang dekat dan sudah ada di lingkungan sekitar sini.

Beberapa menit membopong tubuh pria yang lebih besar dan berat dari tubuhnya, akhir Edo yang sepanjang perjalanan terus mengigau menyebut nama Putri, kini dibaringkan di atas sofa ruang tengah kontrakan Rara.

“Udah ya. Kak Edo istirahat di sini saja sampai besok. Di sini lebih aman ketimbang tiduran di jalan,” nasehatnya kepada Edo yang tetap racau sendiri sambil menutup mata.

Rara menghela napas. “Udah stres karena pekerjaan, sekarang nambah beban karena ketemu kak Edo. Capek banget aku!” 

Tapi sebuah senyum terbit di bibir tipisnya, melihat Edo yang tertidur pulas. Pipinya perlahan memerah. Dia terpikat dengan ketampanan Edo. Meski sedang tidur, ketampanan laki-laki itu tetap terlihat estetik.

“Aduh. Aku mikir apa sih! Jangan suka sama dia, Rara. Kamu itu cuma seorang pegawai restoran yang kerjaannya gak pernah bener. Sedangkan cowok ini kerjaannya jadi model. Ya, pantas, lah, dia ganteng begini. Sedangkan kamu gak pantas suka ama dia!” Rara meyakinkan dirinya sendiri sambil memukul-mukul keningnya.

Melihat Edo yang sepertinya sudah tenang dan terlelap tidur, cewek itu beranjak pergi ke kamarnya. Dia mau menenangkan diri dan merilekskan otot-ototnya dengan pergi mandi. 

Dia membuka semua pakaian di kamar mandinya yang juga terletak di dalam kamarnya.

“Hah. Segarnya!” ucapnya sambil mengusap-usap sekujur lengan dan lehernya dengan sabun di bawah guyuran air shower.

Rara sangat menikmati mandi malamnya. Aktifitas seperti ini menjadi salah satu favoritnya karena baginya, mandi mampu menghilangkan stres dan beban pikiran.

Akan tetapi, saking menikmati mandinya, ia tidak sadar kalau sudah ada seseorang yang masuk ke dalam kamar mandi dan orang itu berdiri mematung di belakang Rara.

Lama kelamaan, Rara merasakan lehernya seperti ada hembusan napas seseorang. Ia pun langsung cepat menghadap ke belakang dan alangkah terkejutnya karena melihat sosok Edo berdiri dengan pasang senyuman lebar.

“KYAAA!” 

Rara teriak panik. Pasalnya Edo yang diam mematung kini langsung memeluk erat tubuh Rara yang tidak mengenakan sehelai benang pun.

Rara sampai jatuh terjengkang, lalu baring terlentang. Sedangkan Edo langsung mengusap-ngusap wajahnya ke dalam celah tengah dua gunung kembar Rara dengan mata terpejam.

“Kak Edo lepas. Kaka udah keterlaluan!” pekik Rara dengan wajah memerah.

“Gak mau! Aku cinta berat sama kamu, Putri!”

1
Erchapram
Ceritanya bagus, sampai sini aku suka. Tulisannya juga rapi.
HegunP: makasih buat pujiannya kak. bikin author makin semangat. Aku masih pemula dan sedang berusaha terus agar jadi author yang bisa bikin cerita bagus.
total 1 replies
Erchapram
Sejelek apa sih si Edo ini? Jadi penasaran.
HegunP: wajahnya benar-benar gak enak dipandang Kak. tapi untuk setelah jadi ganteng, gambaran visualnya campuran seperti orang asia dan eropa. 😍
total 1 replies
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!