Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resmi Cerai
Dani benar-benar terkejut melihat Clara ada di hadapannya.
"Clara, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Dani.
"Aku ingin bicara denganmu," kata Clara.
Dani membukakan pintu mobil agar Clara bisa masuk. Clara lantas berputar, dan mengambil tempat duduknya.
"Kau mau ke cafe atau kembali ke apartemen?" Tanya Dani.
"Mas Dani, aku merindukanmu. Apakah kau tidak merindukanku?" Tanya Clara.
"Tentu saja aku merindukanmu, tapi aku tetap pada pendirian ku." Jawab Dani.
"Mungkin kau benar Mas. Aku memang bereaksi berlebihan, tapi aku mencintaimu, Mas, dan terkadang aku merasa kau tidak bahagia denganku." Ujar Clara.
"Kapan aku mengeluh tentang hal itu?" Tanya Dani kesal.
"Tapi kau selalu bilang kalau hanya Santi yang bisa mengurus semuanya, tapi aku tidak," kata Clara.
"Kau dan Santi sangat berbeda. Aku tidak peduli jika kau tidak bisa memasak makan malam untukku, tetapi dukunglah aku dalam hal-hal yang penting bagiku. Sekarang dengarkan aku. Ini tentang Mama. Aku akan pergi ke luar kota pada hari Senin, bisakah kau mencoba untuk menjaga Mama selama aku pergi?" Ucap Dani.
"Mamamu tidak suka padaku, Mas!" Seru Clara.
"Mama belum mengenalmu. Saat aku memperkenalkan mu pada orangtuaku, mereka memperlakukanmu dengan baik. Mereka sama sekali tidak menunjukkan kebencian padamu. Wajar jika mereka merasa ragu padamu karena mereka tidak mengenalmu dengan baik. Mereka telah mengenal Santi selama 27 tahun, dan 25 tahun di antaranya adalah saat dia menjadi istriku. Baiklah, setelah perjalanan bisnisku selesai, kita akan mengunjungi Mama bersama. Aku telah mengunjungi Mama hampir setiap hari akhir-akhir ini." Ujar Dani panjang lebar.
Clara lalu mendekati Dani dan menciumnya dengan penuh gairah. Dani memegang tengkuk Clara dan membalas ciumannya.
"Aku merindukanmu." Bisik Dani.
"Ayo pulang," jawab Clara.
Dani melajukan mobilnya menuju apartemennya. Begitu mereka memasuki lift, wanita itu langsung memeluk Dani dan menciumnya dengan liar sambil meremas rambutnya.
Begitu mereka memasuki apartemen, Dani mulai menanggalkan pakaiannya sementara Clara menciumnya dengan penuh gairah.
Dani membaringkan Clara di atas sofa dan mulai mencumbunya. Dia terpesona dengan setiap inci tubuh Clara.
"Aku mencintaimu," bisik Clara.
"Aku juga mencintaimu," kata Dani dan menciumnya lagi.
"Dani, ayo kita punya anak," bisik Clara.
...----------------...
Dani terbangun di tengah malam, mengingat permintaan Clara yang ingin memiliki anak dengannya. Meskipun dia tidak pernah membayangkan kemungkinan seperti itu, tapi pada kenyataannya Clara masih cukup muda untuk menginginkan hal itu dan dia sendiri pun menginginkannya.
Apakah dia memang ingin punya anak di usianya saat ini?
...****************...
Santi tengah berkeliling rumahnya, mengenang obrolan yang dilakukan tadi dengan teman-temannya tentang keinginannya untuk bertemu seorang dan mengenal seorang pria. Dia berpikir mungkin dia harus mulai lebih sering keluar rumah, pergi nonton film di bioskop, mengunjungi pameran seni, atau sekadar jalan-jalan di mall.
Lalu dia teringat nama aplikasi kencan yang disebutkan Julia, Timo. Dia membuka ponselnya dan mengetik nama aplikasi itu, tetapi begitu melihat ulasan yang ada di aplikasi itu, dia mengurungkan niatnya. Namun, ada satu hal yang sudah dia putuskan. Dia ingin bertemu seseorang, mengenalnya sekedar untuk berbagi waktu menemaninya, seperti pergi ke bioskop, atau jalan-jalan di mall, dan yang pasti Santi ingin mencintai lagi.
Sementara itu, di tempat lain, Aleya tampak duduk di depan komputernya di sebuah meja kecil di ruang tamunya, dengan bantal berserakan di lantai, sambil makan pizza dan menulis baris pertama naskah series nya.
Aldi Yunanda sedang dalam perjalanan pulang dengan mobil sedan kesayangannya. Meskipun dia memiliki mobil yang lebih modern, tapi harta karun terbesarnya adalah mobil sedan itu. Dia begitu mencintai hal-hal sederhana dalam hidup.
Begitu tiba di rumah, dia disambut oleh kucing putranya, Bagas, seekor kucing bengali bernama Leon. Hidup Aldi memang sangat sederhana, meskipun dia punya banyak uang. Namun, dia tidak suka hidup mewah.
...****************...
Beberapa hari kemudian, Dani pergi ke luar kota dan selama waktu itu, Santi pergi mengunjungi mamanya Dani seperti yang biasa dilakukannya setiap bulan. Kasih sayangnya kepada mamanya Dani tidak harus terpengaruh oleh perpisahan mereka.
Meskipun sebenarnya dia tidak melakukannya sesering dulu lagi, karena dia tidak ingin bertemu dengan Dani dan terutama Clara, meskipun juga beberapa bulan telah berlalu sejak perceraian mereka.
...-----------...
Minggu berlalu dengan cepat, dan Dani kembali dari perjalanannya dan pergi mengunjungi mamanya bersama Clara di sisinya.
...****************...
Saat itu hari Jumat pagi ketika bel pintu berbunyi, dan Santi turun untuk membuka pintu.
"Apakah Anda Bu Santi Amalia?" Tanya seorang pria pengantar paket.
"Ya, benar," jawab Santi.
"Silakan tanda tangan di sini," kata pria itu sambil menyerahkan sebuah amplop kepadanya.
Santi mengambil amplop itu dan menandatanganinya, dan begitu dia menutup pintu, dia membukanya amplop itu. Itu adalah surat keputusan perceraian. Tidak ada yang menghubungkannya dengan Dani Prasetya lagi.
Selama persidangan, Santi memang tidak pernah hadir karena sudah melepas semuanya pada pengacara. Jadi dia tinggal menunggu surat putusan cerai saja dari rumah.
Di sisi lain...
Dani tengah berada di kantornya ketika Robby Anggara datang untuk menyerahkan surat perceraian kepadanya.
"Silakan duduk, Robby," kata Dani.
"Terima kasih, aku akan singkat saja. Aku datang untuk menyampaikan putusan resmi dari persidangan. Santi Amalia, secara hukum dan agama bukan lagi istrimu," kata Robby kepada Dani.
Dani mengambil kertas itu di tangannya, tetapi entah mengapa dia menyadari bahwa dia tidak senang sedang hal itu.
"Apakah Santi sudah tahu?" Tanya Dani.
"Ya, aku pastikan dia sudah menerima surat perceraian itu," jawab Robby.
"Terima kasih banyak, Robby," jawab Dani.
Setelah Robby pergi, Dani duduk sambil memegang kertas putusan pengadilan itu di tangannya.
Dani mengangkat telepon dan membuat beberapa reservasi. Dia sudah memutuskan akan terbang ke Singapura malam itu bersama Clara untuk libur akhir pekan.
...****************...
Malam itu, Santi bertemu dengan Julia. Keesokan harinya, Julia akan pergi untuk bertemu dengan pria tampannya.
"Apakah itu berarti kau akan meninggalkanku sendirian besok saat pesta di rumah Sarah?" Tanya Santi.
"Ya, aku minta maaf sayang. Tapi aku tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk bertemu dengannya. Dia hanya akan berada di Bandung selama beberapa hari, lalu dia akan kembali ke bertugas di Papua," jelas Julia.
"Dan apa yang dia lakukan di Papua?" Tanya Santi.
"Mengabdi pada negara, dia seorang prajurit TNI," kata Julia, mengangkat sebelah alisnya sambil menyesap minumannya.
"Kalau begitu, nanti jika aku punya teman pria aku pun akan meninggalkan teman baikku demi pria itu." Jawab Santi.
Julia tertawa terbahak-bahak mendengar hal itu.
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)