Naina Simont, putri seorang Bangsawan bergelar Baron terpilih untuk menikahi Pangeran Kedua Xero Yamen.
Menikahi cinta pertamanya tak melulu membuat Naina menjadi bahagia, faktanya Pangeran kedua telah mempunyai wanita pujaan hatinya yang kini telah berstatus permaisuri, alias istri Kakaknya.
Bahkan saat Naina akhirnya mengandung dan mempunyai anak dengannya, sikap dingin Pangeran Xero tak meleleh. Pun saat Naina keguguran, suaminya lebih memilih menemani Calista, istri mendiang kakaknya yang tengah cidera.
Rumah tangganya diuji dan saatnya Naina harus memilih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Melewati badai tak juga membuat Sanya baik baik saja. Karena suntuk ada di dalam kapal, Sanya keluar kapal. Melihat birunya samudra dan ombak yang beruntun membuat dirinya lebih baik. Bayangan tubuhnya melayang kekanan dan kekiri masih saja ada di dirinya. Tapi langit biru dan ombak adalah perpaduan yang membuat dirinya lupa akan mabukkkkk laut.
Tiupan angin yang kencang membuat rambut Sanya ikut terombang ambing. Aroma laut yang kuat, belum pernah Ia rasakan itu sekarang menjadi kenangan bagi dirinya. Untuk pertama kalinya melakukan perjalanan yang amat sangat jauh. Tubuhnya lengket karena persediaan air di kapal terbatas. Kadangkala mereka menggunakan air laut juga untuk membersihkan badan. Ini adalah penampilan terkotor Sanya.
Seseorang meketakkan jaketnya ke bahu Sanya.
"Angin di luar kencang." Suara bass seorang lelaki terdengar.
Sanya menoleh dan kaget.
Mungkin karena wajah Sanya terlihat sangat pucat sehingga dia praktis jadi seorang penyakitan.
"Ah terimakasih tapi..." Sanya hendak mengembalikan jaket jubah tersebut tapi sang pemilik langsung bilang.
"Pakai saja dan santai..." Dia lalu pergi tapi kemudian menoleh kembali.
"Selamat menikmati perjalanan panjangnya." Nadanya dingin dan dia tidak tersenyum. Tapi Sanya merasa ada ketulusan dalam kata katanya.
Tak lama Count Numerik datang, dia khawatir sang putri akan jatuh sakit atau sampai terkena wabah. Bepergian ke tempat asing sangat memungkinkan bisa terkan wabah, kalau tubuh lemah pasti akan sulit untuk sembuh.
Sanya hanya bisa menelan ludahnya. Dia tahu betul harusnya dia sehat dan terlihat menarik. Tapi Sanya menjadi penyakitan sejak menaiki kapal tersebut dan dengan kepribadian nya yang tenang dan cenderung pendiam, siapa pula yang ingin mendekati dirinya.
Mungkin kalau itu Evelyn, dia akan mudah berbaur, dia ceria, riang dan gampang beradaptasi. Berbeda sekali dengan dirinya . Tapi tetap saja dia tidak menyesal pergi Kekaisaran Hiya. Adiknya berhak lebih bahagia.
"Ah jaket tersebut?"
"Ini?"
Count Numerik menganggukkan kepalanya.
"Ini punya Komandan!" Kata Sanya ringan.
"Komandan?"
"Mm..."
Count Numerik tampak terkejut. Selama dia naik kapan ini, dia pernah sekali menghampiri Grand Duke, mengobrol singkat.
"Kapal ini akan berangkat selama satu bulan, para prajurit yang juga adalah kru akan sibuk. Terbiasa di laut membentuk kami jadi sosok yang keras. Harap maklum tidak bisa menyambut delegasi dengan ramah tamah."
Begitu perkataan yang layaknya pengumuman tersebut diberitahukan Grand Duke langsung pergi.
Count Numerik jadi tak lagi kaget . Apalagi sejak Badai semalam, para kru kapal bergerak dan bekerja dengan keras mempertahankan kapal. Meskipun dalam praktiknya para kru banyak membuang barang bawaan dari delegasi Yamen untuk meringankan beban kapal. Itu menyebalkan tapi tetap saja demi keselamatan semua orang, hal itu bisa ditoleransi.
Justin sendiri sedikit kaget, bangsawan Yamen cukup fleksibel. Dengan adanya pengumuman darurat dan harus meringankan beban kapal dengan membuang barang ke laut, Count Numerik berserta rombongannya banyak membuang barang ke tengah laut itu. Bahkan perhiasan sang putri pun banyak di relakan beberapa peti. Menyikan beberapa biji perhiasan penting saja. Baju pun tak luput.
"Menurut Tuan Putri seperti apa Komandan itu?"
"Hm.... Dia pemimpin yang bisa diandalkan. Tentu saja. Kuat dan dingin."
Pikiran Sanya berkelana, negaranya kalah dibawah kepemimpinan Grand Duke Justin Ground, jadi pasti orang tersebut cerdas dan kuat. Sanya semakin penasaran.