Dilarang Boom Like !!!
Zulaikha Al-Maira. Wanita yang sudah berstatus seorang istri itu harus terpaksa menelan pil pahit kebohongan dan pengkhianatan.
Awalnya, Zulaikha mengira kalau pernikahannya baik-baik saja, tapi semua berubah saat dia mendapati kebenaran tentang pernikahan pertama suaminya.
Zulaikha merasa hancur, dia tidak terima dan memilih untuk pergi dari sisi suaminya.
Zulaikha pergi dan memilih untuk melupakan semua hal tentang suaminya, tapi saat dia ingin memulai. Tiba-tiba, sang suami datang dan kembali mengejar cintanya.
Bagaimanakah kisah Zulaikha selanjutnya ?
Akankah Zulaikha kembali pada suaminya, atau malah membuka lembaran baru dalam hidupnya ?
Ikuti perjalanan cinta Zulaikha yang penuh dengan perjuangan dan air mata.
Follow IG Author ayu.andila 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Sidang
Defin segera turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah Zulaikha berada, dia segera menarik tangan wanita itu dan membawanya masuk dalam pelukannya.
Zulaikha yang merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Defin langsung mendorong tubuh lelaki itu hingga pelukannya terlepas, dia lalu memandang Defin dengan mata berkaca-kaca.
"apa yang kau lakukan, Zulaikha?" tanya Defin dengan penuh penekanan, sorot matanya sangat tajam memandang ke arah Zulaikha dan Yusuf secara bergantian.
"apa maksudmu, Mas?" tanya Zulaikha tidak mengerti, dia mengusap bahunya sendiri yang tadi dipeluk oleh Defin.
"ngapain kau pegang-pegangan tangan dengan dia?" defin menunjuk tepat ke arah Yusuf membuat pria itu menaikkan sebelah alisnya, sementara Zulaikha merasa tidak mengerti dengan apa yang Defin katakan.
"pegangan? pegangan ap-"
"kenapa? kau mau mengelak?" potong Defin, entah kenapa emosinya sangat meledak-ledak saat ini. Apalagi melihat Yusuf yang hanya bungkam memperhatikan mereka, seolah-olah apa yang ada dalam pikiran Defin adalah benar.
"baiklah, terserah apa katamu Mas," Zulaikha memilih untuk mengalah, dia tidak ingin membuat keributan ditempat itu.
"heh, aku tau sekarang. Kau ingin bercerai denganku karna dekat dengan banyak pria kan? bahkan kau juga dekat dengan sekretarisku,"
Zulaikha yang sudah berbalik dan hendak pergi mengurungkan niatnya, kepalanya menoleh ke arah Defin dengan tajam karna ucapan yang dilayangkan pria itu.
"aku diam bukan berarti semua yang kau katakan itu adalah sebuah kebenaran, Mas!" ucap Zulaikha.
"kenapa? apa kau tidak cukup dengan satu pria, sampai kau dekat dengan pria lain dan merendahkan harga dirimu-"
Buak, Yusuf yang sejak tadi diam mendengar segala ocehan Defin melayangkan pukulannya tepat ke wajah pria itu sampai dia terjungkal ke belakang. Sementara Zulaikha yang melihat itu merasa sangat kaget, dia tidak menyangka kalau Yusuf akan memukul Defin sampai pria itu tersungkur di atas tanah.
Irham yang juga masih berada ditempat itu mengepalkan tangannya, dia juga merasa geram dengan apa yang dikatakan Defin. Namun, ternyata Yusuf bergerak cepat dan membungkam mulut Defin dengan tinjuannya.
"jika kau tidak bisa memberikan kebahagiaan, maka jangan pernah kau lukai seorang istri yang sudah dengan ikhlas melayanimu selama ini. Alangkah terkutuknya seorang suami yang merendahkan harkat dan martabat istrinya sendiri, baik itu dihadapan sendiri maupun dihadapan orang lain," ucap Yusuf, tangannya masih terkepal erat hingga urat-urat yang ada disekitar tangannya menonjol kepermukaan.
"Brengsek!" Defin kembali bangkit dan melihat mereka dengan tajam, dia ingin membalas pukulan Yusuf tetapi Zulaikha menghalanginya dan berdiri tepat dihadapan Yusuf.
"aku mohon hentikan, Mas! aku tidak ingin ada keributan lagi," ucap Zulaikha, dia lalu berbalik dan pergi meninggalkan mereka semua yang terdiam sembari melihat ke pergiaannya.
"aku bersumpah akan membuatmu lepas dari suamimu, Zulaikha. Aku akan membuatnya menjadi laki-laki yang paling menyesal dimuka bumi ini," Yusuf juga beranjak pergi dari tempat itu tanpa mengatakan apapun pada Defin, dia akan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk segera menyelesaikan perceraian mereka.
Sementara Irham memandang ke arah Zulaikha dengan sedih, dia tidak berani untuk membela wanita itu karna takut dipecat oleh Defin.
Sepeninggalan Zulaikha, Defin hanya diam ditempatnya dengan pikiran berkecambuk. Lalu dia berbalik dan kembali masuk ke dalam mobilnya dengan diikuti oleh Irham.
"sialan!" umpat Defin sembari mengusap wajahnya dengan kasar, amarah yang sejak tadi bersarang dihatinya menjadi semakin parah saat ini.
"sebenarnya apa yang terjadi padaku? apa aku mencintai Zulaikha?" Defin mulai bertanya-tanya dengan apa yang dia rasakan saat ini.
Ditempat lain, Zulaikha sedang terisak di dalam mobilnya. Dia berhenti tepat di pinggir jalan dekat dengan masjid raya, dia menelungkupkan kepalanya ke setiur mobil untuk menumpahkan segala rasa sakit yang sedang diderita.
"Ya Allah, kuatkan hatiku. Tegarkan langkahku, teguhkan imanku. Dan berikanlah kesabaran dalam hatiku untuk menjalani segala takdir yang telah Engkau gariskan," isak lirih masih terdengar dari Zulaikha hingga tidak sadar dia tertidur dalam posisi seperti itu.
****
Suara Adzan yang berkumandang membuat Zulaikha mengerjapkan matanya, dia mengangkat kepala dan mengusap tengkuknya yang terasa pegal akibat bersandar menahan kepalanya yang bersandar disetiur mobil.
"Ya Allah, sudah Ashar." Zulaikha bergegas untuk keluar dan melaksanakan shalat di masjid yang tidak jauh dari tempatnya saat ini.
Setelah selesai, Zulaikha memutuskan untuk kembali pulang. Kedua adiknya pasti sudah merasa khawatir karna dia tidak kunjung pulang kerumah.
"assalamu'alaikum," ucap Zulaikha begitu masuk ke dalam toko.
"wa'alaikum salam, sudah pulang Mbak?" seru Syifa yang saat ini sedang duduk memandangi ponselnya.
Zulaikha hanya menganggukkan kepala untul menjawab ucapan adiknya itu.
"oh ya Mbak, tadi Mas Ridwan ke sini. Dia bilang kalau dua hari lagi sidang perceraian Mbak akan dilaksanakan," ucap Syifa, dia memberikan undangan dari pengadilan agama.
"dan kata Mas Ridwan, perceraian Mbak langsung masuk ketahap akhir. Jadi tidak perlu ada mediasi dan sebagainya," tambah Syifa, dia memberitahukan semua pesan dari Ridwan.
Zulaikha mengerutkan keningnya dengan bingung, "kok bisa gitu dek?"
"semua sudah diurus sama pengacara Mbak, pokoknya dua hari lagi kita akan datang ke pengadilan," jelas Syifa, dia merasa sangat senang dengan apa yang disampaikan oleh Ridwan.
Walaupun Zulaikha masih merasa bingung, dia hanya menganggukkan kepalanya tanpa bertaya apapun lagi pada Syifa. Dia lalu masuk ke dalam rumah dan naik ke atas kamarnya yang berada di lantai dua.
Zulaikha merebahkan dirinya di atas ranjang, matanya sibuk menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang-layang.
"aku sudah ikhlas ya Allah, aku sudah ikhlas jika takdirmu menyuruhku untuk mengikhlaskan suamiku," air mata kembali menetes dari sudut mata Zulaikha.
***
Tidak terasa, dua hari sudah berlalu. Zulaikha, dan kedua adiknya berangkat kepengadilan agama bersama dengan Ridwan dan juga istrinya. Sementara Yusuf sudah menunggu kedatangan mereka dipengadilan agama.
"kuatkan hatimu Zulaikha, semua ini sudah menjadi ketetapan Allah," ucap Ridwan, dia melirik Zulaikha yang sedang bersandar dikursi belakang.
"insyaAllah Mas, aku sudah mengikhlaskan semuanya," jawab Zulaikha dengan tersenyum, dia sudah menyerahkan semuanya pada sang pencipta.
Tidak berselang lama, mobil mereka sudah sampai diparkiran pengadilan. Mereka beranjak keluar dari langsung masuk ke dalam untuk bertemu dengan Yusuf.
"assalamu'alaikum," ucap Ridwan pada Yusuf yang sedang duduk dikursi tunggu.
"wa'alaikum salam," jawab Yusuf sembari membangunkan tubuhnya.
"bagaimana, Zulaikha? kau sudah siapkan?" tanya Yusuf dengan senyum manis diwajahnya.
"insyAllah Mas," jawab Zulaikha.
Kemudian mereka semua masuk ke dalam ruangan di mana sidang perceraian akan berlangsung.
Defin dan kedua orangtuanya sudah ada di dalam ruangan itu, mereka melihat kedatangan Zulaikha dan keluarganya dengan sedih. Terutama orangtua Defin yang benar-benar merasa menyesal dan bersalah atas apa yang telah mereka lakukan.
Defin sendiri terus melihat ke arah Zulaikha, matanya terasa panas saat melihat wanita itu sama sekali tidak melirik ke arahnya. Dia merasa kesal dan marah karna gagal menghentikan perceraian mereka, dia juga merasa heran karna ada orang berkuasa dibalik Zulaikha yang membuat proses perceraian mereka berlangsung secepat ini.
Para hakim dan semua anggotanya memasuki ruangan sidang, dan semua tamu yang hadir sudah berada ditempat duduk masing-masing. Begitu juga dengan Zulaikha dan Defin yang sudah duduk bersebelahan di depan hakim.
"bismillahirrahmanirrahim," Zulaikha memejamkan matanya sejenak untuk menguatkan hati mendengar putusan dari hakim untuk perpisahan mereka.
•
•
•
TBC.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
Mampir juga ke karya terbaru Othor, Menjadi Madu Sahabatku 😍 mohon dukungannya 🙏🥰
intinya goblok.
untung ridwan pria tegas!