Gadis SMA bernama Monday , 16 tahun seorang yatim piatu. Sebatang kara dan harus mengais rejeki sendiri.
Dia tak ingin mengemis, namun dia harus berusaha mendapatkan uang lewat tarian kecilnya dibawah rambu lalu lintas.
Bisakah Monday bertahan? Bangkit dimasa sulit untuk mencapai impiannya. Akankah ia mampu meraihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By Amnesia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang
Jumat , pukul 22:00
Monday mendapat kabar bahwa Friday telah sadar. Hari, kakaknya meminta Monday mengangkat video call nya.
"Monday, Friday mau ngomong nih." Kata Hari
"Iya kak." Jawab Monday
Saat kamera di arahkan ke Friday, Monday terdiam tanpa kata.
"Monday maaf, kita harus mengakhiri hubungan ini, Aku ga layak ngedapetin kamu. Mama aku punya banyak salah padamu dan ibumu. Dan aku menanggung malu atas perbuatan mama ku. Selamanya aku mencintaimu. Maafkan aku," Friday mengatakan dengan sedih.
"Bajing-an Kamu Friday!" Ucap Monday penuh emosi dan dia menangis kemudian.
"Iya, Kamu bener sayang, Aku memang, bajing-an. Aku tak pantas untukmu. Maafkan aku," ucap nya dengan penuh penyesalan dan air mata yang mulai menitik.
"Apa hubungannya kisah kita dengan perbuatan Mama kamu. Kenapa kamu mesti malu?" tanya Monday penuh kebencian.
"Mama ku adalah orang yang mencelakai kamu dan juga tak sengaja membunuh Ibumu. Ceritanya panjang. Aku tak mampu menceritakannya dari sini. Selalu jaga diri baik-baik ya Monday. Kak Hari masih ada urusan. Assalamu'alaikum," kata Friday berusaha untuk tetap tenang.
"Monday maaf ya cuma sebentar. Karena Friday belum boleh banyak ngomong. Ia baru sadar dari koma. Aku kakaknya minta maaf atas kelakuan Mama ya Mon. Kak Hari siap bertanggung jawab atas kerugian rumah sakit kamu saat itu atau kerugian yang kamu derita selama ini. Besok kak Hari ingin menemui mu boleh?" ucap Kak Hari.
"Ya kak, boleh. Kabarin aja nanti," jawab Monday sambil menghapus air matanya. Ia tak menyangka ada orang yang setega itu ingin mencelakainya dan juga mencelakai Ibunya. Sebenarnya dia ingin sekali meluapkan emosinya kepada Friday. Tapi melihat kondisi Friday yang baru saja sadar dari koma, iapun mengurungkannya.
"Yaudah Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam," perbincangan Video Call diakhiri
Monday menangis di rumah yang sepi, hanya terdengar suara air gelembung dari aquarium kecil yang berada di kamarnya.
Ditemani ikan-ikan kecil yang berenang lincah sesekali naik kepermukaan mengambil oksigen, kemudian kembali berenang-renang.
Monday menyesal telah menjadikan Friday kekasih hatinya. Dia percaya akan janji manis Friday, percaya akan ketulusan Friday tapi Friday sendiri merusaknya lalu menyerah tanpa memperjuangkannya.
Menangis hingga membayangkan kedua orang tuanya masih hidup. Masih ada di rumah bersama Monday. Bercanda tawa meski hidupnya dalam kekurangan.
Kini saat Monday sendirian, bertahan hidup dalam kerasnya kota yang kian sesak, menyuruhnya untuk bekerja lebih keras. Saat tangisannya jatuh terurai deras, otaknya tak mampu menerima oksigen hingga terjatuh lemas dan pingsan.
.....
Sabtu. 04:45
Alaram jam berbunyi
KRIIING
Monday terbangun mendengar suara lengkingan alaram. Seluruh badannya terasa sakit karena tertidur dilantai. Matanya terasa sembab akibat menangis semalam. Segera dia duduk sebentar kemudian beranjak bangun menuju kamar mandi. Monday mandi kemudian segera sholat subuh.
Dalam doanya selalu untuk kedua orang tuanya yang sudah tiada dan orang yang ada di sekelilingnya.
Tok ...Tok... Tok...
Ada yang mengetuk pintu rumahnya. Monday pun mengeluarkan seribu tanya. Siapa orang yang datang di pagi buta seperti ini. Monday segera merapikan peralatan sholat dan bergegas pergi membuka pintu.
Ceklek
Pintu dibuka
"Assalamu'alaikum Monday , Kak Hari boleh masuk?" Hari di temani pengacaranya menemui Monday di pagi-pagi buta.
Monday terkejut lalu menyuruh mereka duduk, dan pamit untuk membuatkan minuman tapi ditolak Hari.
"Ada apa ya Kak Hari, bagaimana kabar Friday dan Mama kak Hari?"
"Friday membaik, sedangkan Mama...saya malu sebagai anaknya. Untuk itu saya kesini untuk permintaan maaf sekaligus ingin bertanggung jawab atas biaya kecelakaan yang Monday alami.Keluarga kakak ingin memberikan santunan sejumlah uang." Kak Hari terdiam sejenak
Kemudian dia kembali berkata "Mohon maaf sekali bukan bermaksud apa-apa Monday. Uang ini tidak dapat mengembalikan Ibu Monday, tapi kakak hanya merasa kakak perlu tanggung jawab. Ini juga tidak ada hubungannya dengan ditahannya Mama dan Tante. Biar saja Hukum yang berbicara. Kakak hanya tidak ingin Monday kesusahan," ucap Hari
Pengacara Hari lalu menyodorkan koper yang berisi uang 1 Miliar rupiah.
"Monday ini sejumlah uang 1Miliar rupiah, Kak Hari berikan sebagai tanda permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan pengganti biaya rumah sakit tempo hari. Apakah cukup Monday? jika kurang Kak Hari akan menambahkannya. Sekali lagi maaf uang ini memang tidak dapat mengembalikan Ibu kamu. Kak Hari hanya merasa malu jika tidak berbuat apa-apa," jelasnya.
Monday sangat terkejut. Dia tidak ingin menerima uang itu. Karena Monday tidak pernah meminta, tapi melihat nominal uang yang ditawarkan sangatlah menggiurkan. Dia berfikir tentang hutang yang harus dia bayar. Uang untuk mengganti biaya rumah sakit, biaya pengacara dan pengadilan atas kasus yang dia hadapi, semua adalah uang Tegar.
"Maaf Kak Hari, Monday tidak berhak menerima uang itu. Monday juga tidak memintanya," tolak Monday.
"Memang Monday tidak meminta. Tapi hati Kak Hari akan tenang jika Monday menerima ini, Ini bukan suap agar Monday melepaskan Mama, sekali lagi kakak tegaskan, bukan! Ini hanya sebagai permintaan maaf dari kak Hari pribadi, yang malu atas perbuatan Mama. Mohon diterima Monday agar Kak Hari juga tenang melakukan kegiatan rutin," Kak Hari tulus mengatakan. Monday berfikir lama.
"Baiklah Monday terima, tapi Monday butuh pernyataan diatas materai ini bukanlah suap atau alasan lain sebagainya. Ini murni Kakak berikan karena kakak ingin memperbaiki hubungan sesama manusia, " ucap Monday yang takut jika dia ditipu atau perdaya.
"Alhamdulillah, terimakasih Monday. Baik Kakak buatkan sekarang," Hari pun meminta pengacaranya untuk membuatkan surat saat itu juga.
Dengan sigap Pengacaranya segera mengeluarkan mesin tik dengan kertas dan karbon lalu dilapis kertas lagi, membutuhkan 2 kertas lampiran untuk penerima dan pemberi. Dan terakhir ditempel materai dan tanda tangan. Setelah rapi di ketik, surat pernyataan resmi ditanda tangan mereka berdua dan surat juga dipegang masing-masing.
Monday menerima uang itu dengan tangan gemetar. Dia tak pernah melihat atau memegang uang sebanyak itu. Setelah itu Hari pamit pulang dia pergi dengan perasaan lega.
Monday bingung bagaimana menyimpannya. Jika ke bank dengan uang sebanyak itu, takut petugas bank akan mencurigainya. Sementara ini dia akan taruh di rumah. Di tempat penyimpanannya. di bawah kasur. Ada ubin yang bisa di buka , Monday lalu menaruh uangnya di bawah ubin untuk sementara. Dia akan meminta bantuan Tegar nanti. Lagi-lagi ia tak sadar jika selalu Tegarlah yang ia butuhkan.
Disisi lain, Hari sudah masuk ke dalam mobil seraya mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat pada Friday.
"Aku sudah memberikannya uang, ku harap kau tidak membuat masalah lagi. Awas saja jika dia sampai hamil," tulis Hari pada pesannya yang tak lain adalah Friday.
Semangat kak Wen, lanjut baca karyamu yg lain...
salam,