Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Dapat Lagi Menghindar
Saat Ara tersadar di pagi hari dia merasakan kepala amat berat, dia pun berusaha mengingat semua kejadian tadi malam dan secara samar Ara mulai mengingat semua kejadian yang telah terjadi. Bahkan hingga bagian dia tanpa malu mencium Adit
"Aku udah gila ya? kenapa aku lakuin itu sama pak Adit? gimana kalau sifat mesum dia kambuh lagi?"
Tak lama dari itu Vira yang berniat ingin melihat keadaan Ara pun mendapatkan Ara sedang serius melamun
"Sudah sadar?" dengan nada sinis
"Maaf Vir semalam aku.."
"Apa kamu ga belajar dari kesalahan? coba seandainya bos kamu seperti laki-laki malam itu. Aku ga bisa bayangin gimana keadaan kamu sekarang?"
"Jadi pak Adit yang antar aku pulang ya? kayaknya nanti aku harus minta maaf sekalian ucapkan terima kasih"
"Di ajak ngomong malah bengong"
"Ya aku minta maaf, semalam aku juga terpaksa"
"Udah mandi sana biar liat sekarang udah jam berapa?"
Ara melihat ke arah jam dinding dan dia melihat bahwa saat itu sudah hampir setengah delapan pagi
"Astaga!! kok kamu ga bangunin aku sih? aku terlambat ke kantor nih"
Vira hanya terdiam sambil menunjukkan wajah malas, Ara pun segera bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dengan gerakan secepat kilat Ara menyelesaikan segala urusannya, dan segera berangkat ke kantor setelah melihat keadaan mamanya Vira
Saat tiba di kantor Ara pun berjalan cepat ke arah lift, saat itu perasaan Ara sudah tak menentu karena dia yakin selain semalam saat itu dia pun kembali melakukan kesalahan. Tiba-tiba saja Adit dan Arman sudah berada di dekat Ara
"Selamat pagi pak" tersenyum canggung
Adit hanya melirik sekilas dengan tatapan mata yang dingin, Ara hanya menundukkan kepalanya
"Aduh kayaknya pak Adit lagi marah sama aku, ya pasti lah dia marah. Semalam aku buat masalah dan sekarang aku datang terlambat"
Mereka masuk ke dalam lift bersama, dan hingga tiba di lantai yang mereka tuju mereka semua hanya membisu tanpa ada yang mengeluarkan sepatah kata pun dari bibir mereka. Semua itu terjadi karena aura dingin yang di keluarkan oleh Adit
Dari tiba di kantor Adit terus menerus marah tak jelas, Ara merasa Adit seperti itu karena kesalahan yang telah dia perbuat. Sedangkan Arman tau dengan pasti bahwa itu terjadi setelah mereka mengantarkan Ara ke kediamannya
Arman hari itu ada tugas keluar kantor untuk menemui salah seorang klien mereka, Arman pun menghampiri meja Ara sebelum dia pergi
"Aku mau keluar kantor sebentar"
"Baik pak"
"Nanti ada teman pak Adit yang mau datang ke sini, nanti kalau dia datang buatkan kopi hitam kasih gula satu sendok kecil saja. Dia pasti akan minta buatkan yang seperti itu"
"Belum tentu dia, kan bisa aja mereka cuma punya selera yang sama"
"Baik pak"
"Kalau begitu saya pergi dulu"
"Maaf pak sebelumnya, ada yang mau saya tanyakan"
"Ada apa?"
"Apa pak Adit marah-marah terus karena kesalahan saya semalam pak? apalagi tadi saya datang terlambat"
"Masa kamu ga sadar kalau pak Adit tertarik sama kamu, dia itu cemburu sama laki-laki yang dia pikir suami kamu itu apalagi ternyata kalian sudah punya seorang anak. Setelah sekian lama akhirnya Adit tertarik dengan seseorang tapi ternyata sudah milik orang lain, ya namanya juga pak Adit tetap aja harus jaga harga diri"
"Pak..."
"Oh ga usah terlalu di pikirin, pak Adit memang suka begitu marah ga jelas. Tapi satu saran dari saya, lain kali kalau kita ada pertemuan lagi ga usah minum alkohol kalau kamu memang ga suka. Pak Adit ga suka ada yang menindas bawahan dia"
"Ternyata dia malah marah karena aku minum ya, ga sangka kalau dia baik juga ternyata orangnya"
"Kamu paham kan?"
"Ya pak saya mengerti" tersenyum
"Ya sudah saya pergi dulu ya, jangan lupa pesan saya tadi jangan sampai salah. Karena orang ini salah satu sahabat pak Adit"
"Baik pak"
Arman pun meninggalkan Ara untuk menjalankan tugas yang telah di berikan oleh Adit kepada dirinya, waktu pun terus berjalan dan seseorang baru saja tiba di tempat itu. Orang tersebut langsung melangkahkan kakinya ke arah ruangan Adit karena dia sudah sering datang ke tempat itu
Tok.. Tok..Tok..
"Masuk"
"Dit.."
"Masuk" tersenyum
Orang tersebut tak lain adalah Dion, saat Dion tiba di lantai tersebut secara kebetulan Ara sedang ke kamar mandi. Dan sudah pasti Ara tidak mengetahui bahwa orang yang akan bertemu dengan Adit adalah orang yang berharga di masa lalunya
"Sorry gw langsung masuk soalnya gw ga liat Arman di depan"
"Mungkin Arman belum balik, tapi kenapa perempuan itu? jangan bilang dia lagi tebar pesona ke karyawan yang lain. Masa udah punya suami masih aja genit, buktinya dia kemarin berani cium bibir gw"
"Woi.. Kenapa lu?"
"Ga kok, Arman lagi ada urusan keluar kantor sebentar"
"Oh ya Dit ini gw udah bawa foto dia"
"Ya ampun santai lah, nanti pasti gw bantu buat cari perempuan itu. Lu mau minum apa? pasti kopi hitam gula nya sedikit kan?"
"Boleh deh" tersenyum
Adit pun segera menghubungi Ara
"Ya pak"
"Kamu dari mana? teman saya masuk kamu bisa ga tau"
"Maaf pak saya tadi dari belakang"
"Ya sudah tolong buatkan kopi hitam gula nya sedikit aja"
"Baik pak"
Tanpa menunda waktu Ara segera melaksanakan perintah Adit, Ara tak mau menambah lagi deretan kesalahan yang telah dia perbuat. Tak selang berapa lama
Tok..Tok.. Tok..
"Masuk"
Ara pun masuk ke dalam ruangan Adit dengan membawa minuman yang di inginkan, Ara meletakkan minuman tersebut ke atas meja dan belum mengetahui siapakah orang yang akan meminum minuman tersebut
"Silahkan pak di minum"
"Terima kasih" tersenyum
Dalam sekejap senyuman dari wajah Dion pun menghilang, Dion membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna karena terkejut. Bagaimana bisa orang yang susah payah dia cari kini berada tepat di hadapan matanya, wajah Ara pun langsung menjadi pucat saat tau bila kini dia tak dapat lagi menghindar
"Kalau tidak ada yang lain lagi saya permisi dulu pak" dengan suara yang bergetar
Ara memang sudah mempersiapkan hatinya untuk kembali ke kota itu bahkan dia yakin bila suatu saat dia akan mengalami ini semua, tetapi ternyata hatinya belum cukup kuat saat berhadapan langsung dengan Dion. Sedangkan Adit langsung menyadari keanehan sikap mereka berdua
"Kamu boleh keluar"
Baru saja Ara memutar tubuhnya dengan cepat Dion segera bangkit dari duduknya dan memegang tangan Ara dengan erat
"Kamu kemana aja selama ini Ara?"
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor