NovelToon NovelToon
Cinta Di Rak Diskon

Cinta Di Rak Diskon

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky_Gonibala

Raka Dirgantara, Pewaris tunggal Dirgantara Group. Tinggi 185 cm, wajah tampan, karismatik, otak cemerlang. Sejak muda disiapkan jadi CEO.
Hidupnya serba mewah, pacar cantik, mobil sport, jam tangan puluhan juta. Tapi di balik itu, Raka rapuh karena terus dimanfaatkan orang-orang terdekat.
Titik balik: diselingkuhi pacar yang ia biayai. Ia muak jadi ATM berjalan. Demi membuktikan cinta sejati itu ada,
ia memutuskan hidup Miskin dan bekerja di toko klontong biasa. Raka bertemu dengan salah satu gadis di toko tersebut. Cantik, cerewet dan berbadan mungil.

Langsung saja kepoin setiap episodenya😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky_Gonibala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pinda Kos Dan Kehilangan Kartu Kredit

Suara ayam kampung berkokok di ujung Gang Mawar. Raka terbangun di atas kasur tipis. Rambutnya acak-acakan, punggung pegal, tapi senyumnya tipis terbit di ujung bibir.

Ponselnya memancarkan notifikasi. Satu panggilan tak terjawab, Ayah. Satu pesan, Celine.

Raka mendengus. Matanya beralih ke seragam “Toko Kita Jaya” di kursi reyot samping koper.

Ia menarik napas. Hari pertama. Pewaris konglomerat siap jadi budak barcode.

Ia mengguyur muka di wastafel luar. Sambil sikat gigi, Bang Udin melintas pakai sarung, membawa bakul nasi uduk.

“Wah, Mas Raka udah bangun. Kerja, ya?” sapa Bang Udin sambil ngupil santai.

“Iya, Bang. Doain betah di toko.”

Bang Udin terkekeh. “Yang penting sabar. Kadang yang belanja suka nyebelin. Yang kerja bareng juga. Yang penting tahan mulut, tahan tangan, tahan banting dan tahan-tahan semuanya aja. Jaman sekarang nyari kerja susah Mas.” Ucap Bang Udin menasehati

Raka membasuh mulut, nyengir. “Siap, Bang. Saya sudah kebal… Insya Allah.”

Setengah jam kemudian, Raka berdiri di pinggir jalan. Rambut basah. Seragam baru. Sepatu sneakers hitam, Di kantong celana, satu-satunya kartu debit tertinggal di meja. Dia tak sadar.

Ojek lewat. Raka mengangkat tangan.

“Bang, Toko Kita Jaya, belokan Mangga.”

Tukang ojek menatapnya. “Bayar berapa?”

“Lima belas ribu, ya?”

Tukang ojek ngangguk, Raka naik. Motor merayap pelan di gang sempit, menabrak angin pagi dan bau gorengan.

Tiba di depan toko, Intan berdiri di pintu, merapikan poster promo deterjen beli dua gratis sabun cuci piring.

Dia menatap Raka dari atas ke bawah. Alisnya naik, dengan senyum genit kecil.

“Wah, Mas Raka udah rapi juga. Seragamnya pas, ya?”

Raka tertawa kecil. “Pas banget. Cuma… kayaknya kepanjangan dikit.”

“Tenang, nanti juga nyusut sendiri kalau sering dicuci di cucian kiloan deket sini.”

“Kalau cucinya di hati kamu, bisa?” goda Raka setengah iseng.

Intan mendelik, tapi pipinya merah. “Ih, mas mau gombalin saya?, Sorry gak bakalan manpan!" jawab Intan

"Baru masuk kerja udah mulai modus.” gumannya lagi.

Raka tertawa. “Biar semangat kerja.”

Bos keluar dari dalam, wajahnya kusut sambil ngopi di gelas plastik.

“Pagi! Raka, kamu pegang rak minuman dulu. Intan ajarin. Belum bisa kasir kan? Kalau pegang kasir, duit ilang bisa-bisa saya ikutan ilang.”

Raka mengangguk, menahan senyum. Intan menepuk pundaknya.

“Sini, saya ajarin. Rak minuman itu tricky. Orang suka mindah botol, minum diem-diem, naro lagi setengah. Kalau nemu botol kosong, tulis di buku laporan.”

“Siap, Mbak Guru.”

Intan cemberut. “Manggil aku Mbak lagi. Udah, panggil Intan aja. Biar akrab. Lagian aku masih mudah”

“Baik, Nona Intan yang cerewet.”

“Heh!”

Raka menata botol minuman. Keringat menetes di keningnya. Dulu tangannya cuma tandatangan kontrak miliaran. Sekarang sibuk mengelap kulkas, mindahin botol teh manis.

Intan berdiri di sampingnya, menjepit pulpen di telinga.

“Eh, Mas. Kamu sebelumnya kerja di mana?”

Raka berpikir cepat. “Eh… dulu bantu-bantu warung orang tua. Sekarang cari pengalaman sendiri.”

Intan manggut-manggut. “Keren juga. Anak warung ya? Pantes mukanya kayak orang baik-baik. Mas orang baik kan yah?, bukan orang jahat!”

“Emang ngebedain muka orang baik sama muka orang jahat gimana?” tanya Raka sambil nyengir.

Intan mendengus. “kalau mukanya orang baik itu kayak Mas. Licin, Glowup, dan Bersih, kalai orang jahat itu mukanya gak Licin, Eh. Tapi kayaknya ada deh orang jahat tapi mukanya Licin juga." ucap Intan melirik ke arah Raka dengan senyum tipis.

Raka terdiam. Kalimat itu kayak tamparan. Ia membuang muka, pura-pura sibuk menata botol.

Siang makin terik. Pelanggan datang silih berganti. Ibu-ibu belanja sabun, bapak-bapak beli rokok. Bocah sekolah beli ciki. Intan cekatan di kasir, jarinya lincah pencet barcode.

Raka menatapnya dari rak minuman.

Pipi Intan merah merona, kuncir duanya goyang-goyang tiap dia nyengir ke pelanggan.

Ada satu bapak nyebelin berdiri di kasir.

“Mbak, ini promo kok harga nggak sama?” Bapak itu mengetuk meja dengan jari gemuknya.

“Mana, Pak?” Intan meraih kemasan mie instan.

“Di banner depan dua ribu lima ratus. Di kasir tiga ribu.”

Intan tersenyum sabar. “Itu harga lama, Pak. Sekarang udah naik.”

“Lah kok bisa gitu? Mau nipu saya?”

“Ya ampun, Pak. Mana mungkin saya nipu. Emangnya saya tukang tipu?” Intan masih senyum, pipinya menegang.

Bapak itu mendengus, menatap Raka yang berdiri di samping kulkas.

“Kamu! Pegawai baru kan? Ini bener kan diskon segini? Apa kalian komplotan?”

Raka menahan tawa. “Pak, tenang. Kalau nggak mau beli ya nggak apa-apa. Nggak usah marah-marah juga.”

Bapak itu mendecak, melempar mie instan ke meja. “Dasar pegawai toko kampung. Baru juga kerja udah gaya.”

Dia pergi sambil nyenggol bahu Raka yang koko. Yang ada bapak itu jatuh ke lantai.

"Sa.....saya tidak akan perna belanja lagi di toko ini" ucap bapak itu dengan wajah malu.

Raka hanya tersenyum sambil melihat Bapak itu pergi meninggalkan toko.

Intan mendesah lega, memandang Raka dengan mata berkilau.

“Thanks, Mas. Kalau nggak ada kamu, aku bisa nyakar tuh orang.”

Raka tertawa. “Berarti aku pawang macan dong.”

“Macan apaan. Macan itu menerkam dalam diam saat buruannya lengah.”

"Terus kalau bukan Macan?", tanya Raka

"Aku Kucing, Mas!"

Mereka berdua tertawa kecil. Di luar hujan mulai rintik. Udara jadi dingin. Di dalam toko yang sempit, hati Raka justru hangat.

Selesai shift, Intan mengajak Raka makan di warung bakso depan gang.

Mereka duduk di bangku kayu, semangkuk bakso panas mengepul di depan. Intan makan lahap. Raka menatapnya, geli.

“Kamu makan kayak orang lagi kesurupan, lapar bangat ya?.”

Intan melirik ke arah Raka dengan mulut yang masih terisi penuh “Emang lapar. Gaji UMR, Mas. Diem-diem dikit, bakso keburu ilang. Hehe.” ucap Intan suaranya tidak jelas.

Raka menyeruput kuah bakso. “Gajimu nggak cukup?”

Intan tersenyum kecut. “Buat makan cukup. Buat nabung nggak cukup. Buat bayar kuliah apalagi.”

Raka meletakkan sendok. “Kamu mau kuliah lagi?”

“Mau banget! Dulu kepaksa berhenti. Bapak bangkrut, Ibu kabur entah kemana.”

Raka menunduk. Tangannya meremas sumpit kayu.

“Maaf, aku kepo,” gumamnya.

Intan tertawa, suaranya renyah. “Santai, Mas. Hidup aku kan emang kayak sinetron Indosiar. Tangisan, pengkhianatan, hutang tetangga, utang koperasi. Pilihannya cuma dua.”

"Apa?" tanya Raka penasaran

"Yah, kalau bukan tiba-tiba jadi kaya karna berbuat baik, paling mati kena Azab". Jawab Intan sambil makan.

Lalu mereka tertawa bersamaan. Tapi di hati Raka, ada rasa aneh menggelitik. Gadis pendek di depannya, cerewet, polos, matanya bercahaya, Lucu dan lebih menghargai hidup ketimbang Celine yang cuma bisa ngabisin uangnya.

Raka merogoh kantong celana. Tangannya kosong. Meraba lagi. Kosong.

“Eh… Intan… Kamu lihat kartu debit aku nggak?”

Intan menatapnya bingung. “Hah? Kartu debit?”

Raka berdiri, merogoh saku berulang-ulang. “Tadi aku taruh di kantong… Astaga, jatuh di kos!”

Intan menatapnya lempeng. “Gajian juga belum. Santai aja.” Intan menghiraukan ucapan Raka, mungkin maksudnya ATM.

Raka menghela napas. “Ya tapi di situ duit sisa aku.”

Intan menahan tawa. “Yaudah, besok kita cari. Sekarang bakso aku yang bayar.”

“Eh, nggak usah, nanti aku ganti—”

Intan menempelkan telunjuk di bibir Raka.

“Sssssst! Jangan gengsi. Pegawai baru harus patuh sama senior. Makan, diem. Habis tuh bakso.”

Raka terdiam. Pipi Intan semerah saus sambal. Dia sendiri hanya bisa tertawa pelan.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia ngerasain ditraktir. Bukan sebaliknya.

Malam turun. Di kos, Raka membuka koper, meraba kantong, mencari di sela lipatan seragam. Kosong. Kartu debitnya lenyap entah kemana.

Ia duduk di lantai, memandangi ponsel. Kalau dia mau, tinggal satu telpon ATM lain, deposito lain, transfer, beres. Tapi untuk apa?

Hidup nyaman udah bikin dia hancur. Dia mau hidup pas-pasan. Mau tahu rasanya kalau setiap rupiah itu hasil keringat sendiri dan berharga.

Ia menarik napas, menatap langit-langit.

Besok, dia harus kerja. Harus bertahan. Harus terus begini. Sampai cinta sejati itu ketemu.

Kalau gagal? Biar. Yang penting dia bisa hiduo tenang.

Raka tertawa kecil, sendiri.

Dan di ujung lorong sempit, Raka mendengar suara wanita tertawa keras dari kamar sebelah, ngobrol sama temannya lewat telepon.

Suara itu kayak dia kenal, hangat, bikin betah, bikin lupa kalau hidup dia saat ini lagi murah-murahnya.

Bersambung.

1
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
preetttt 🤧🤧
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
hehhh deg degan ngapa lagunya nona Ambon pica pica 😂😂😂
❤︎♏︎་༘🦂
Thor, ini namaku jadi karakter ini??? 😭aku request jadi art Mas Raka lho padahal. Biar bisa mulung kartu-kartu mas Raka yang dibuang😭🤣🤣 Kenapa jadi cewek dengan spek bella hadid gini Thor😭🤣 Jadi insecure
❤︎♏︎་༘🦂: 🙂‍↔️🙂‍↔️🤣
total 2 replies
❤︎♏︎་༘🦂
🙈 kenapa gua jadi genit Thor 😭🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪: aku blm lanjut baca keasikan main GC 🤣🤣🤣
total 4 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
nama panjangnya Meridian ya Thor 🤣🤣🤣
Rizky_Gonibala: nanti bakalan ada tuh😅😅👍👍👍
total 3 replies
Rizky_Gonibala
kayaknya ada😅😅
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
wahhh... aku yg perempuan gak tau kalo bulu mata ada ukuran nya 😂🙈
Rizky_Gonibala
kayak ada tuh😅😅😅
Rizky_Gonibala
🤣🤣🤣🤣🤣
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
jangan kan drakula, kuyang pun aku terima kalo kayak Raka 😆👻
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
untung aku gak makan gorengan sm intan, kan gak lucu ditanya malaikat kenapa masuk neraka? makan gorengan dari intan 😫😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
logout dari bumi 😭💔
❤︎♏︎་༘🦂
jangan pernah menggantung harapan pada siapapun. Biar gak kecewa. Andalkan diri kamu sendiri 🙃
❤︎♏︎་༘🦂
mbah??? Thor yang bener aja dah, typo kah ini😭😭😭 ngapa jadi mbah, thorrr😭
❤︎♏︎་༘🦂
kehilangan emang ketakutan terbesar untuk orang yang pernah kehilangan sebelumnya. I feel you intan 🥀
❤︎♏︎་༘🦂
😭😭Artis k-pop gatuh😭 Sejak kapan kim Jong-un jadi artis k-pop, Intan 😭
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
😍🙈
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
mie soto rasa oyo bungkusnya warna apa Thor 👻
Rizky_Gonibala: warna putih susu😅😅😅
total 1 replies
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
awokawok /Facepalm/
❃ུ۪ ❀ུ۪ 𝗔𝗭𝗥𝗔❃ུ۪ ❀ུ۪
othor ngaco bgt 😭 tikus dikasih nama Kim Jong un 🤣🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!