"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.
***
Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.
Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.
Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suprise
Hari kelima.
"Tunggu lima menit lagi!" teriak Endria dari dalam kamarnya.
Seperti kebanyakan perempuan lainnya yang kalau diajak jalan pasti membutuhkan banyak waktu untuk bersiap-siap. Apalagi Gatra tiba-tiba datang ke rumah menjemputnya tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
Hari ini weekend, jadi sedari tadi Endria menghabiskan waktunya di atas tempat tidur untuk bermalas-malasan, serta bermain dengan Rian tanpa sempat untuk mandi.
Dan saat bi Erni mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan Gatra ada di sini lantas Endria bangkit lalu buru-buru masuk ke kamar mandi sambil membawa handuk di pundaknya. Malu dong kalau Gatra tahu kalau ia belum mandi seharian ini.
Dewangga, ayah dari Endria hanya bisa tersenyum canggung ke arah Gatra setelah ia mendengar teriakan anak semata wayangnya.
"Endria kalau disuruh buru-buru malah jadi keteteran dan berakhir lama siap-siap, maklumin ya, Nak?" kata Dewangga sedikit sungkan soalnya sudah sejak tiga puluh menit yang lalu Endria berteriak akan siap dalam lima menit.
Gatra menyesap kopi yang dihidangkan oleh bi Erni. Pria itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh kecil.
"Nggak papa Om, sudah biasa," kata Gatra, ini enaknya pacaran dengan sahabat sendiri karena sifat luar dalam sudah saling diketahui.
Terdengar suara langkah kaki menuju ke arah mereka dan terlihatlah Endria dengan gayanya yang seperti biasa, cantik dan menggemaskan. Kali ini gadis itu memakai sepatu kets dengan gaun vintage berwarna biru selutut, rambut panjangnya ia biarkan tergerai dengan tambahan jepit rambut berbentuk pita sebagai pemanis.
"Udah siap?" tanya Gatra memastikan yang dibalas anggukan kecil dari Endria.
Karena tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Endria dan Gatra pun bergegas berpamitan pada Dewangga dan tentu saja pria paruh baya itu mengizinkan mereka pergi dengan catatan Gatra harus membawa pulang Endria sebelum jam delapan malam.
Sampai di tempat tujuan, sebelum turun dari mobil Gatra mengeluarkan sebuah kain panjang berwarna merah dari dashboard mobilnya.
"Buat apa?" tanya Endria penasaran.
"Aku pakein, ya?" pinta Gatra lembut agar Endria dengan mudah menurutinya. "Aku punya kejutan buat kamu tapi kamu harus pakai penutup ini dulu biar suprise," jelasnya.
Endria menaikkan sebelah alisnya, curiga. Merasa waswas karena selain kutu buku Gatra ini juga sangat jahil.
Gatra yang melihat kalau Endria sedang mencurigainya hanya bisa terkekeh. "Aduh... Gemes banget!" Gatra mencubit pipi chubby Endria. "Percaya deh sama aku, aku nggak mungkin nyelakain kamu. Aku pakein, ya?" kata Gatra dalam mode serius kali ini.
"Iya deh," kata Endria pasrah gadis itu terlebih dahulu melepaskan seatbelt-nya lalu berbalik memunggungi Gatra. "Awas aja kalau kamu berani macam-macam!" ancam Endria diakhir.
"Nggak macam-macam kok, tapi cuma satu macam aja," balas Gatra dengan nada jahilnya seperti biasa, sedari dulu ia sangat suka mengganggu Endria.
"Tuh kan ...!" rengek Endria ia kembali merasa waswas.
"Ih bawel, ayo aku tuntun jalannya."
Selama beberapa menit Endria berjalan dalam kegelapan, di belakangnya ada Gatra yang memegangi kedua pundaknya bertujuan untuk menuntunnya.
Sampai di mana Gatra berhenti lalu melepaskan kedua pundaknya. Ia sama sekali tidak panik, karena Endria tergolong pintar jadi ia berinisiatif melepas kain penutup yang sedari tadi menghalangi pandangannya.
Endria terperangah pandangan di depannya ini benar-benar menakjubkan di matanya. Bagaimana tidak? Ruangan ditempatinya berdiri saat ini penuh akan bunga gardenia yang menjadi dekorasi dan di depannya nampak Gatra duduk di depan piano besar berwarna hitam bahkan pria itu sudah memakai setelan jas dengan rambutnya yang disisir rapi.
Endria berjalan ke arah tempat duduk yang tersedia, pandangannya tak lepas dari Gatra yang sore ini berkali-kali lipat lebih tampan.
Gadis itu takjub sekaligus bertanya-tanya, ini ada apa?
Sembari menunggu Endria untuk duduk, Gatra bersiap-siap untuk memainkan piano dan kali ini ia ingin memainkan musik kesukaan Endria.
Jujur saja awalnya Gatra tak bisa bermain piano dan sudah satu bulan lebih ini ia meluangkan waktu untuk belajar hanya untuk momen penting kali ini.
Gatra pun mulai memainkannya ....
Tun....
River flows in you
Selama Gatra memainkannya, Endria tak henti-hentinya merasa takjub, kedua mata bulatnya tampak berkaca-kaca seiring alunan lagu yang berhasil menyentuh masuk ke dalam relung hatinya.
Lengkap sudah, lagu yang sangat ia sukai dimainkan oleh seorang tercinta.
Gatra selesai memainkan musiknya, dan berhasil tanpa melakukan kesalahan lalu dia dengan gagah berjalan menuju Endria. Kemudian pria itu berlutut di hadapan sang gadis, di tangannya terdapat sebuah kotak beludru berwarna merah yang berisikan sebuah cincin emas putih polos bertahtahkan berlian kecil dengan harga yang fantastis.
"Dria, kamu tahu kalau aku bukan orang yang bisa merangkai kata indah dan aku bukan orang yang suka menggombal, tapi hanya satu yang harus kamu tahu kalau aku benar-benar cinta dan sayang sama kamu. So, will you marry me?" Gatra berkata sambil menatap dalam pupil mata Endria yang menurutnya sangat indah.
Mata Endria meneteskan air mata, ia benar-benar terharu dan bahagia. Hari ini benar-benar gong, selama tiga hari tak bertemu dan menahan rindu, tiba-tiba Gatra datang melamarnya.
"Hei, jangan nangis nanti make up-nya luntur loh." Dengan ibu jarinya Gatra menghapus jejak air mata di kulit pipi mulus Endria.
"Gimana? Lamaranku diterima, nggak? Pegal nih," canda Gatra ingin mencairkan suasana.
Maka dengan malu-malu tapi mau Endria mengangguk. "Pakaiin," katanya dengan senyum lebar sambil mengulurkan tangan kirinya ke arah Gatra.
Gatra lantas berdiri lalu meraih tangan Endria yang begitu kecil kalau berada dalam genggamannya, lalu dia pun memakaikan cincin itu ke jari manis sang gadis.
"Peluk?" tanya Gatra setelah menyelesaikan semuanya maka dengan senang hati Endria berdiri lalu memeluk tubuh Gatra, kepalanya ia sandarkan ke dada bidang pria itu. Gatra membalasnya dan sesekali ia mencium puncak kepala Endria.
Endria memiliki tinggi 163cm, cukup tinggi kalau dibandingkan dengan perempuan Indonesia lainnya. Namun, kalau ia bersebelahan dengan sang kekasih maka ia terlihat seperti anak kecil.
Dengan masih memeluk pinggang Gatra, tanpa aba-aba Endria berjinjit lalu mengecup kilat bibir pria itu. "Hadiah." Kemudian ia kembali duduk sambil menutupi wajahnya yang memerah, malu banget.
Sementara Gatra hanya bisa terbengong sambil memegangi bibirnya.
Kenapa reaksi mereka seperti itu? Karena ya, selama pacaran, phyical touch yang mereka lakukan ialah sekedar pegangan tangan, kecupan pipi, dan pelukan.
Gatra tersadar, ia tersenyum-senyum kesenangan lalu ikut duduk berhadapan dengan Endria kali ini gadis itu mengedarkan pandangannya meneliti dekorasi ruangan yang begitu indah.
Tak lama, beberapa barista menghidangkan makanan berupa steak yang ditata secantik mungkin di atas piring, tak lupa sebotol wine pun termasuk.
Mereka berdua menikmati hidangan dengan canda tawa, melupakan sejenak rasa canggung yang sempat melanda akibat dari kecupan kilat dari Endria.
Saat asik bercengkrama, suara dentingan handphone terdengar yang berasal dari handphone milik Endria di atas meja. Namun, kali ini, gadis itu membiarkannya karena ia takut pesan itu berasal dari nomor asing yang mungkin bisa merusak moodnya.
Endria lebih memilih membahas rencana pernikahannya dengan Gatra.
Check a new massage from
+614256×××××
Just trust me, you one and only mine, Baby
Bersambung....
ngilang selama sepuluh hari buat nyelesaiin cerita ini, jadi ya mulai saat ini aku akan up 2-3 kali sehari.