Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 04
Tami masih terdiam memandangi anaknya,sembari membelai rambut anaknya.
"hhuhh"hembusan nafas kasar Tami
"Dek,kamu kok mirip banget sama papi mu,kenapa tak mirip mami aja."
"Dek.kalau mami dan papi berpisah,kamu benci tidak sama mami?.mami tak bisa lagi berharap ke papi nak"ujarnya lalu mengecup lembut kening Boca kecil yang masih terlelap.
***
Di tempat lain seorang pria tinggi,berkulit sawo matang,wajah terlihat manis,di tambah dengan hidung yang mancung,lelaki itu termaksud laki-laki terbilang sempurna di mata kaum hawa.Banyak kaum hawa yang mengidam-idamkan kan nya.
Namun Tah setan apa yang merasuki nya,ia malah menyukai wanita bersuami,siapa lagi kalau bukannya Senja Yan
"kamu"ucap nya sembari tersenyum lebar
"aku menyukai mu,dan sangat penasaran dengan diri mu dari dulu"ujarnya, sembari melihat benda pipih yang berada di tangannya.
"Lo,dari tadi gue liat ngeliatin Hp Lo Mulu,dah gitu bicara sendiri Lo Yan"ucap temanya,yang nongkrong di Warkop bersamanya
"kepo Lo!"ujar senja Yan
"Masak sama sahabat ini Lo"ujar temennya.
"Halah!..udah aahhh gue mau cabut dulu lah,byee"ujar senja Yan berdiri dari tempat duduknya,lalu melangkah pergi mengendarai motornya.
"Gak asik Lo!"jerit temanya.
----
#di kediam Tami
----
Tok..Tok..Tok.. Bunyi ketukan pintu dari luar.
Tok..Tok..Tok..
terdengar ketukan pintu semangkin kuat.
Tami terjaga dari tidurnya karena mendengar ketukan pintu yang semangkin kencang.
Ia turun dari ranjang Lalu bergegas kearah pintu untuk membuka pintunya.
Tak lama Tami membuka pintu,belum sempat ia berucap suami tercintanya sudah memasang wajah garang, seperti ingin menelannya hidup-hidup.nyali tami muali menciut lalu menundukkan kepalanya.
"kau budek!(dengan suara tinggi)aku dari tadi ngetuk-ngetuk pintu"ujarnya sembari melangkah kedalam rumah,dan meninggalkan Tami yang masih di ambang pintu.
Tami cepat-cepat menutup pintu agar tak terdengar tetangga ke gaduhan mereka.
"Maaf bang,tadi adek ketiduran"ucapnya lirih
"kau ketiduran bukan mati!"ujarnya ketus Lalu masuk kedalam kamar lain dan menutup pintu dengan sangat kuat.
Tami terkejut karena suara pintu yang tertutup kuat.
"astaghfirullah"sambil mengelus dada.
Tami masuk kedalam kamar yang tadi ia tidurin bersama anaknya.
Langkah demi langkah ia berjalan dan berpikir,kenapa suaminya sekarang ini.ia seperti tak mengenal sosok Rizal yang sekarang.
padahal dari dulu ia sangat mencintai Rizal,tetapi Tah kenapa suaminya begitu berubah.
Tami duduk di tepi ranjang dan masih termenung dalam kebisuan,tak sadar air mata itu lolos begitu saja jatuh ke pipinya dan mulai membanjiri pipi itu .
Tami menangis terisak-isak,tampa menimbulkan suaranya agar tak menggangu tidur sang anak,tak kuat lagi ia menahan tangisannya,ia bergegas ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi Tami terduduk di lantai dan menyalakan keran air,di situ lah ia meluapkan semua tangisannya.
"apa salah ku bang!"ujarnya dengan suara sesegukan.
"kenapa kamu begitu?,apa salah ku?,aku pun tak mau seperti ini"ujarnya lagi dengan menekan katanya.
"Bang.aku tersiksa dengan prilaku mu yang seperti ini.kau mendiamkan aku,kau marah Tampa sebab.kau datang ke aku hanya ingin bersetubuh!.kau anggap aku ini apa sih bang!,aku capek!..aku!.. benar-benar lelah Rizal!.."Tami menangis sekencang-kencangnya,ia ingin suaminya mengerti betapa sakit yang di torehkannya, tetapi suaminya tidak mau memahami apa pun tentang istrinya.setelah puas Tami mengeluarkan unek-unek dan air matanya,ia lalu keluar dan tidur bersama penyemangat hidupnya,ya itu anaknya.
udah muncul bibit² pembinor😆