🥉Juara 3 lomba Wanita Kuat.
IG= Erna Less22
FB= Erna Liasman
EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN ATAU DENGAN AKUN BERBEDA BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Dewi Maha Putri adalah nama seorang wanita yang jago bela diri, kuat, tangguh dan dingin, ia punya pengikut yang banyak. Ia sudah terkenal di penjuru dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia sering mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi Internasional, bahkan tuan rumah di setiap Negara memanggilnya master. Baik itu preman jalanan, geng kecil maupun besar menjulukinya sebagai Dewi pembunuh, karena ia sangat kejam. Ia bahkan pernah mengusir teroris dari suatu negara di pukul mundur di buatnya dan ia juga pernah membantai bos mafia besar hanya dengan dirinya sendiri.
Sayangnya, ia mati di jebak oleh musuhnya yang tidak ia kenali. Akan tetapi di dalam mobil itu ternyata terpasang bom alarm, di situlah ia mati dengan tragis.
Dewi di beri kesempatan kehidupan kedua dan ia pun berpindah ke tubuh seorang gadis malan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Anita mengirim pesan kepada temannya yang lain, karena ia pandai mencari muka, makannya ia banyak mempunyai teman pria.
Ada 4 orang pria yang menunggu Dewi di jalanan, saat melihat Dewi datang, mereka pun berdiri dan menghadang Dewi.
"Kamu kakaknya Anita kan?" tanya salah satu pria melihat Dewi. Dewi diam tidak menjawabnya.
"Diam berarti benar, ternyata sangat cantik, ayo kita nikmati dia bersama sesuai permintaan dia," ucap Pria itu.
"Dia, jangan bilang itu Anita?" tanya Dewi.
"Kamu benar, kalau gitu ayo temani kami," ajak pria itu menarik Dewi ke sebuah tempat sepi.
Bak buk bak buk bak buk
"Huh! Kemampuan seperti ini saja ingin melecehkan ku, lihat saja kamu Anita, aku akan membuat mu melihatku kau ketakutan," ucap Dewi meninggalkan para pria yang sudah babak belur itu di semak-semak belukar.
Anita mengendap-endap dan mendekati para pria yang terkapar itu.
"Hey! Bangun, apa yang kalian lakukan! lagian kalian tidak mati," ucap Anita.
Seorang pria berdiri dan memperlihatkan lukanya lalu berkata. "Kau lihat ini tulang hidungku sampai patah, kau harus tanggung jawab," ucap pria itu.
"Idih! Siapa juga yang mau bertanggung jawab dasar kalian lemah!" maki Anita dan ia pun pergi meninggalkan mereka.
Salah satu dari mereka kesal melihat Anita yang tidak bertanggung jawab, ia menarik tangan Anita lalu mengambil tas Anita dan mengambil semua barang milik Anita termasuk uang dan Atm-nya.
"Apa yang kamu lakukan!" teriak Anita terbelalak, ia berusaha mengambil tasnya di tangan pria itu, dan pria itu menepisnya hingga Anita terjatuh.
"Karena ini adalah kau menyuruhnya, jadi kau harus ganti rugi untuk pengobatan kami," ucap pria itu setelah mendapat uang dan Atm-nya lalu membuang tas milik Anita.
"Lihat saja nanti, aku akan membalasnya nanti!" ancam Anita mengambil tasnya melihat pria itu kesal dan balik badan.
"Heh! Kau sendiri sudah mendengar apa yang di katakan Dewi tadi kan? Dia menyuruhmu dan pasukan mu untuk datang menemuinya. Dia memang wanita, tapi dia lebih kuat dari 100 orang, jika tidak, kami tidak akan kalah, dan kau harus temui dia, atau aku sendiri yang mengatakan jika ini adalah perbuatan mu!" ancam pria itu sambil tersenyum sinis.
Anita mendengar itu ia terdiam, jika di lihat Dewi memang tak seperti biasanya, kali ini dia sangat agresif dan tak mau kalah. Jika pria itu mengatakan yang sebenarnya, habislah dia di buat oleh Dewi.
"Kau sudah mengambil uang dan ATM ku, jadi kita impas, sandinya angka 242425," ucap Anita berjalan melangkahkan kakinya meninggalkan pria itu.
"Nah gitu donk," ucap pria itu tersenyum.
Anita kembali ke rumah dengan mengendari mobilnya.
Dewi berjalan kaki sendiri di jalanan sendirian tanpa ada yang menemaninya, sebuah mobil mendekatinya.
"Dia sangat cantik, tidak menyangka ternyata dia menyembunyikan kecantikannya," puji salah satu mahasiswa yang berada di dalam mobil saat melihat Dewi lewat.
"Aku merasa begitu," jawab yang lain mengingatnya.
Dewi terus berjalan tanpa mempedulikan mobil yang mengikutinya. Mereka terpana melihat Dewi, rasanya antara percaya dan tidak. Gadis yang mereka lihat itu sangat berbeda, dari penampilan hingga sifatnya yang berubah drastis.
Mereka yang dulu menjauh satu persatu mendekati Dewi.
"Dewi, malam ini kau punya waktu?" tanya salah satu mahasiswa bernama Yun.
"Hm … tidak! Mungkin aku akan sibuk," jawab Dewi yang tidak terlalu menggubris mereka yang mendekatinya.
"Sibuk apa? Mungkin kami bisa membantu," tawar Adi.
"Benarkah? Aku malam nanti ingin membunuh orang, maukah kalian membantuku untuk menyembunyikan mayatnya?" tanya Dewi melihat ke arah mereka semua tersenyum tapi menyeramkan.
Mereka semua memegang kuduknya yang merinding. "Eh tidak-tidak, mungkin lain kali kami bisa bermain denganmu," ucap Yun tersenyum terpaksa.
"Lain kali aku juga akan membunuh orang, hanya saja takut jika kalian jadi korbannya," jawab Dewi meletakan tangan kirinya di dagunya sambil menyeringai.