Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ³⁰ - paris in the rain
Setelah membuat pilihan kuliah di Paris, Alisha langsung mengurus semuanya. Ketika sudah siap, maka pergilah dia ke kota yang mendapat julukan romantis tersebut.
Tiga bulan berlalu. Alisha yang supel bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Di Paris Alisha memilih jurusan perfilman. Sejak itu pula Alisha sangat menyukai kamera. Ia selalu membawa kamera kemana-mana. Bahkan bisa dibilang Alisha lebih sering menggunakan kameranya dibanding ponsel.
Di kampus sendiri nama Alisha cukup populer. Karena cewek itu diketahui ikut salah satu organisasi populer di kampus.
Amelie adalah teman sekamar Alisha. Keduanya langsung akrab saat pertama kali bertemu. Kini Amelie mengajak Alisha menemaninya bertemu lelaki kenalannya dari aplikasi.
Awalnya Alisha menolak. Dia juga melarang Amelie menemui lelaki itu. Tapi setelah diberitahu cowok yang akan ditemuinya orang Indonesia, barulah Alisha mendukung. Namun sejak awal dia tak pernah tahu kalau cowok yang ditemui Amelie adalah Gani.
Alisha baru saja keluar dari toilet. Ia segera kembali ke meja tempat Amelie berada. Matanya membulat saat penglihatannya menangkap sosok tak asing sedang duduk satu meja dengan Amelie.
Awalnya Alisha mengira kalau cowok kenalan Amelie adalah Rifan. Akan tetapi saat melihat baik-baik, Rifan tak sendiri. Ada Gani yang duduk di sebelahnya.
'Anjir! Rifan?' batinnya saat matanya bertemu dengan mata Rifan. Alisha tentu kaget. Apalagi pertemuan ini bukanlah bagian dari rencananya.
Jantung Alisha berdetak lebih kencang. Meskipun begitu, dia berusaha bersikap tenang.
"Alisha? Itu kau kan?" orang yang pertama menyapa Alisha justru Gani. Sedangkan Rifan terlihat kebingungan. Sepertinya pertemuan tak terduga ini membuatnya tak bisa berkata-kata.
"Gani! Rifan! Gila... Aku nggak nyangka bisa ketemu kalian di sini. Takdir macam apa ini?" tanggap Alisha. Selalu menyenangkan seperti biasa. Bahkan bisa dibilang normal. Namun entah kenapa itu menyakiti hati Rifan. Sepertinya hidup Alisha berjalan baik-baik saja tanpanya.
"Makanya! Kau tambah cantik aja, Al. Aku dengar kau nggak lanjut kuliah loh," sahut Gani.
"Apa kalian saling kenal?" sergah Amelie.
"Mereka teman SMA-ku, Amelie! Tapi dengan adanya fakta itu, aku bisa menjamin kalau Gani punya reputasi baik," kata Alisha. Dia bisa tahu kalau cowok kenalan Amelie adalah Gani. Ya, itu terlihat jelas dari diamnya Rifan sejak tadi.
"Benarkah? Itu bagus," balas Amelie sambil lirik-lirikan dengan Gani. "Bolehkah kami jalan berdua? Ada banyak hal yang harus kami bicarakan," lanjut Amelie.
"Ya, tentu saja. Silahkan! Kami akan menyusul. Kalian akan pergi ke menara Eiffel bukan?" tanggap Alisha. Bahasa Perancisnya sangat fasih. Sebenarnya dia belajar sangat keras selama dua bulan untuk itu.
"Ya. Kita bertemu di sana," sahut Amelie.
"Wah, Al... Bahasa Perancismu mantap kali. Aku titip Rifan ya. Fan! Aku nitip Alisha," pamit Gani.
"Hati-hati kalian," balas Rifan.
Alisha segera duduk. Posisinya berhadapan dengan Rifan. Ia menyesap espressonya yang sudah dingin.
"Apa ini bagian rencanamu?" tukas Rifan.
Alisha terkekeh sinis. "Pede sekali kau. Kau pikir aku nggak punya kerjaan? Aku juga kuliah, Fan!" balasnya.
"Aku hanya menebak." Rifan mengangkat bahunya.
"Apa kau mau pesan sesuatu dulu? Sebaiknya kita juga jalan sekarang," usul Alisha.
"Ayo!" Rifan mengangguk. Dia dan Alisha melangkah berdampingan.
Kala itu tidak ada obrolan menyenangkan seperti dulu. Rifan dan Alisha lebih banyak diam. Rifan sibuk melihat-lihat sekitar. Sementara Alisha asyik memakai kameranya, ia juga sesekali memeriksa ponsel.
Bersamaan dengan itu, hujan tiba-tiba turun. Reflek Rifan menarik tangan Alisha. Membawa cewek itu ke tempat yang teduh. Meski canggung, namun nalurinya untuk melindungi Alisha masih ada.
Rifan dan Alisha cukup lama berlari di bawah hujan. Mengingat tempat di sekitar mereka tidak ada yang mendukung untuk berteduh. Sampai akhirnya mereka bisa berteduh di depan toko roti.
"Ah, kau jadi basah kuyup," komentar Rifan sembari merapikan rambut Alisha yang basah.
Alisha mendelik. Dia sigap menjauhkan tangan Rifan. "Naluri babumu ternyata belum hilang ya, Fan!" pungkasnya.
Rifan tertawa kecil. Menganggap Alisha sedang bercanda. "Bisa aja kau, Al!" ucapnya.
"Mulai sekarang, berhentilah begitu. Bikin risih tahu nggak!" tegas Alisha cemberut. Membuat tawa di wajah Rifan seketika sirna.
Ketika kamu memilih untuk hadir tanpa menyembunyikan perasaan atau bagian tertentu dari dirimu, hal itu dapat membantu menciptakan lingkungan di mana kamu merasa diterima apa adanya serta membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam dan meningkatkan hubungan..🥰
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/
penunggu up cerita sudah banyak termasuk er