NovelToon NovelToon
When Our Night Began

When Our Night Began

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Pernikahan Kilat / Obsesi
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: blumoon

Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

otw bulan madu

_______🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Setengah jam kemudian, Yura dan Soojin akhirnya tiba di rumah.

“Ma! Mama!” seru Yura begitu memasuki ruang utama, suaranya menggema lembut di antara dinding marmer yang berkilau. Namun bukan Mama Seoyeon yang muncul, melainkan kepala pelayan yang segera berlari menghampiri.

“Nona muda sudah kembali,” ucapnya sopan sambil menunduk sedikit. “Nyonya besar sedang berada di taman belakang.”

Belum sempat Yura menjawab, terdengar suara yang sangat ia kenal.

“Sayang…”

Hyunwoo memanggil dari ujung tangga dengan senyum hangat. Soojin menoleh, dan tatapan mereka bertemu sejenak penuh kelembutan yang hanya dimiliki pasangan baru.

“Yura, temui Mama di taman belakang, ya,” ujar Hyunwoo lembut sambil menuruni tangga.

“Iya, Kak.”

Yura menepuk pelan bahu kakak iparnya dan berbisik kecil, “Aku tinggal dulu, ya.”

Soojin mengangguk sambil tersenyum, lalu melihat adik iparnya itu berjalan menjauh.

Begitu Yura pergi, Hyunwoo mendekat dan tanpa banyak kata langsung mengangkat tubuh istrinya ke dalam gendongan.

“Sayang, ayo kita berangkat,” katanya dengan nada ringan.

“Eh?! Turunkan aku dulu! Kita mau ke mana, sih?” seru Soojin kaget sambil memegangi bahu suaminya.

“Bulan madu,” jawab Hyunwoo singkat, namun nada suaranya terdengar penuh misteri. Ia membuka pintu mobil, menurunkan istrinya perlahan, lalu menutup pintu dengan lembut.

“Masukkan koper dan paper bag ke mobil,” perintah Hyunwoo kepada para pelayan.

Para maid segera bergerak cepat, memastikan semua barang sudah diatur dengan rapi.

“Tuan muda,” panggil salah satu pelayan pria.

Hyunwoo hanya mengangguk singkat. “Katakan pada Nyonya Besar kalau kami sudah berangkat.”

Ia lalu menatap ke arah supir yang sudah menunggu di kursi depan.

“Ayo, Hanuel.”

“Ba… baik, Tuan,” jawab Hanuel gugup sambil menyalakan mesin.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan, hingga Hanuel membuka suara pelan, “Maaf, Bos… saya cuma nganter sampai bandara aja, kan?”

“Tidak,” jawab Hyunwoo datar. “Kamu ikut saya.”

“Ha? Ikut?” Hanuel memutar bola matanya. “Bos, ini kan bulan madu, bukan perjalanan dinas!”

“Saya tahu,” balas Hyunwoo tenang. “Tapi saya butuh asisten untuk mengurus beberapa hal. Saya malas repot.”

“Ya ampun… enak di Bos, nggak enak di saya,” gumam Hanuel pelan, hampir seperti mengeluh pada nasibnya sendiri. “Kenapa juga Haneul nggak disuruh ikut? Kenapa harus saya yang menderita begini?”

“Banyak bicara. Kalau masih protes, saya potong gaji kamu,” balas Hyunwoo dingin.

Sekejap suasana di dalam mobil berubah senyap. Hanuel langsung menunduk, menatap jalan sambil memaki pelan dalam hati.

" Astaga, bos sinting! Bulan madu malah bawa gue. Mana gue sendirian lagi, nggak ada pasangan. Sialan, Haneul, pantesan lo maksa banget biar gue yang nyupirin… jebakan ini namanya!

Sementara Hanuel meratapi nasibnya, Soojin masih berusaha mencerna semuanya.

“Hyunwoo…” panggilnya lembut.

“Ya, sayang?” jawab Hyunwoo cepat, pandangannya tetap pada jalan.

“Kita mau ke mana, tadi?” tanyanya polos.

“Bulan madu,” ulang Hyunwoo dengan senyum kecil.

“Bulan madu? Kita mau ngapain di sana?” lanjut Soojin, alisnya terangkat sedikit.

“Liburan, Sayang. Ini hadiah pernikahan dari Mama dan Papa,” jawab Hyunwoo dengan nada lembut namun menyembunyikan sedikit rahasia di balik kalimatnya.

“Oh… Mama dan Papa nggak ikut?” tanya Soojin lagi.

“Tidak, mereka bilang ingin mengunjungi negara lain. Yura juga katanya akan pergi bersama Jaewon untuk urusan bisnis,” jelas Hyunwoo kali ini sepenuhnya berbohong.

Hanuel di kursi depan hampir meledak menahan tawa, tapi cepat-cepat menggigit bibirnya agar tak tertangkap basah.

“Oh, pantas saja Mama membelikanku banyak baju,” gumam Soojin sambil menatap koper di sebelahnya.

Hyunwoo terkekeh pelan. “Iya, semua bajumu tertinggal di Seoul. Kalau nggak beli baru, kamu mau pakai baju apa? Atau… mau pakai bajuku?”

“Ish, dasar!” Soojin menyikut lengan suaminya, wajahnya memerah malu.

Tawa ringan mengisi ruang mobil. Hyunwoo terlihat sangat menikmati setiap reaksi manis istrinya, sementara Hanuel di depan hanya bisa menghela napas panjang.

" Huaaa… mereka ketawa mesra, gue cuma bisa gigit jari di pojokan! " batinnya hancur.

Perjalanan menuju bandara pun penuh canda dan tawa bagi pasangan muda itu. Namun bagi Hanuel, setiap menit terasa seperti ujian kesabaran.

Begitu mobil berhenti di bandara, Hanuel langsung membuka pintu, berharap bisa kabur. Tapi langkahnya tak secepat tatapan tajam Hyunwoo yang langsung menahan geraknya.

“Mau ke mana?” tanya Hyunwoo dingin.

Hanuel hanya bisa pasrah, memaksakan senyum kaku.

“Enggak, Bos… cuma ngambil udara segar aja.”

Hyunwoo mengangkat satu alisnya. “Bagus. Sekarang bawa koper, dan ikut.”

Hanuel menatap langit seolah ingin menangis.

Ya Tuhan…. Ini namanya penyiksaan versi romantis.

__________

Pesawat pun sudah mengudara dengan tenang, membawa Hyunwoo, Soojin, dan Hanuel menuju destinasi bulan madu yang masih menjadi rahasia bagi sang istri.

Soojin tampak tenang bersandar di kursinya, jemari lembutnya menggenggam tangan Hyunwoo. Tatapannya yang hangat sesekali berpindah ke luar jendela, menatap langit biru yang luas.

Sementara itu, di kursi barisan belakang, Hanuel duduk dengan wajah kusut seperti awan gelap di siang hari. Sejak menaiki pesawat tadi, ekspresinya berubah mengerut, lesu, dan penuh penyesalan karena tak berhasil kabur.

" Ya Tuhan… bulan madu orang, tapi yang stres malah gue, " batinnya getir, menatap pasangan di depan yang sesekali tertawa lembut.

Namun jauh di rumah besar keluarga Kang, suasana justru jauh berbeda. Mama Seoyeon tampak berapi-api di ruang tengah, wajahnya memerah menahan geram.

“Hyunwoo!” teriaknya dengan nada tinggi. “Anak kurang ajar! Pergi begitu saja tanpa pamit pada mamanya!”

Suara lantangnya menggema di seluruh rumah. Para pelayan yang mendengar hanya bisa menunduk, tak berani menatap sang nyonya besar.

Dari sisi sofa, Yura yang tengah menikmati minuman jus hampir tersedak menahan tawa.

“Hahaha… mungkin Kakak Hyunwoo takut kalau Mama dan Papa ikut juga,” celetuknya tanpa berpikir panjang.

PLETAK!

“Aw!” seru Yura, spontan memegangi jidatnya yang baru saja kena sentil oleh sang ayah.

“Papa sama Mama nggak bakal ikut, Nak. Kami juga pernah muda,” ucap Papa Dae santai, namun suaranya penuh arti.

“Iya, iya…” jawab Yura malas, lalu berdiri sambil merapikan rambutnya. “Udah deh, Yura mau cari Jaewon. Masih ada proyek yang harus diselesaikan.”

Kedua orang tuanya hanya saling menatap, kemudian mengibaskan tangan pelan.

“Pergilah,” ujar mereka hampir bersamaan, membuat Yura tersenyum geli sebelum berlalu meninggalkan ruangan.

Begitu langkah putrinya menghilang, Mama Seoyeon menghela napas panjang dan perlahan duduk di sofa.

“Ah, sudah lah… yang terpenting sekarang putra kita sudah hidup kembali,” katanya dengan nada lebih lembut.

Papa Dae menatap istrinya dalam diam, kemudian mengangguk pelan.

“Papa juga lihat kan,” lanjut Mama Seoyeon, “selama Soojin tinggal di rumah, suasana jadi lebih hangat. Hyunwoo… dia kembali tersenyum, kembali bernyawa.”

“Hmmm…” gumam Papa Dae mengiyakan, namun nada suaranya berubah ragu.

“Tapi…”

“Tapi apa?” Mama Seoyeon langsung mencondongkan tubuhnya, menatap suaminya tajam.

“Anak itu…”

PLETAK!

Kali ini giliran Papa Dae yang mendapat sentilan di kening.

“Anak itu anak baik,” ucap Mama Seoyeon tegas. “Kalau maksud Papa dia berasal dari panti asuhan dan bukan dari keluarga terpandang, itu bukan alasan untuk merendahkannya.”

Papa Dae mengusap keningnya yang sedikit memerah, sementara sang istri melanjutkan dengan nada yang lebih lembut tapi penuh keyakinan.

“Papa harusnya menilai Soojin dari hatinya. Walau besar tanpa orang tua, dia punya sopan santun, menghargai orang lain, dan ketulusannya nyata. Mama tidak perlu pura-pura manis di depan besan atau menjaga citra keluarga. Sekarang mama justru bersyukur kita tidak perlu basa-basi dengan siapa pun.”

PLETAK!

Sentilan kecil kembali mendarat, membuat Papa Dae hanya bisa tersenyum masam.

“Mama tahu Papa masih ragu karena trauma masa lalu Hyunwoo,” ucap Mama Seoyeon lebih lembut kali ini. “Tapi justru karena itu, kita harus belajar dari masa lalu. Ji-hyun dulu hanya membawa luka. Sementara Soojin… membawa cahaya.”

Papa Dae terdiam lama, menatap istrinya dengan pandangan dalam. Kata-kata itu menusuk lembut, tapi juga menyadarkan.

“Huh… sudah lah,” ucap Mama Seoyeon sambil berdiri. “Mama mau ke taman dulu, daripada adu argumen sama Papa terus.”

Ia berjalan menjauh dengan langkah anggun, meninggalkan Papa Dae yang masih duduk diam, memandangi punggung istrinya dengan campuran rasa kagum dan sedikit bersalah.

Dalam hati kecilnya, ia tahu kata-kata Seoyeon barusan tidak salah.

Soojin memang bukan gadis sempurna, tapi ia membawa sesuatu yang sudah lama hilang dari rumah itu kehangatan.

---

Bersambung.......

1
Nurika Hikmawati
Hyunwoo selangkah lebih depan darimu ji hyun... dia sdh mencium akal bulusmu
Nurika Hikmawati
kamu pergi selama 6 thn ji hyun... aku yakin keluargamu juga akan mengerti. mereka sdh sah menikah, kamu terlambat
Pray
curiga eunhee bakal kek soojin nih. nih saudara kan takutnya sifatnya mirip
Pray
ya ok banget Sampek sahabat mu GK bisa melawan😌
Nurika Hikmawati
aku percaya padamu Hyunwoo... tapi bnr nnt jelasin ya
Pray
jangan bilang bakal 😓gitu dimobil tuh laki cabul soalnya
Pray
kau tak tau bagaimana tersiksa nya soojin
sjulerjn29
jantungmu pasti dar der dor soojin kayak gak diberi waktu untuk napas dan berpikir.. dalam waktu singkat dah sah aja🤭..
belum juga sedih karena penghianatan udah jadi istri orang aja🤣
Muffin🧚🏻‍♀️
Beruntung yaaa dia punya mertua baik asli sih. Biasanyabyg begini jahat jahat dpy nyaa
Afriyeni Official
huffhhh.... nafas Oma sesak... butuh oksigen nih 🤭🤣 Tolong AC thor.. AC... Oma kepanasan 🤣
Xlyzy: ini Oma AC nya
total 1 replies
Afriyeni Official
emang cukup dua ronde 🤭
Afriyeni Official
soojin, gantian sama Oma yuuk 🤭🤣
Aquarius97 🕊️
bukan soojin ini temoe goreng🤣
Aquarius97 🕊️
nomor yang anda tuju sedang berbulan madu 🤣
Avalee
Kalo adik iparnya begini enak yaaa, cepat akrabnyaa ☺️
Avalee
Salah satu keuntungan gak sih, cuma soojin yg nikmatin senyumnya itu ☺️
Dasyah🤍
semoga ajaaa dan moga moga kalian baik baik
Dasyah🤍
iya itu dia Cobaa tanya pake pelet apa itu
Alyanceyoumee
orang tua asem memang
Alyanceyoumee
uleeer ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!