“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”
Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.
Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.
Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.
“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.
Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.
KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Perasaan
Rowan melihat Diana dan hendak berbicara.
“Yang Mulia.” Selena tiba-tiba terbangun.
Selena memegang bagian tubuhnya yang terluka. Mengapa aku tidak merasakan sakit lagi?
“Apa kau baik-baik saja?” Rowan segera membantu Selena duduk.
“Aku—”
“Terima kasih telah menyelamatkan suamiku.” Diana segera memotong pembicaraan Selena. Aku tidak akan membiarkan kalian bermesraan di depanku.
Selena melihat Diana dari atas sampai ke bawah. Suami?
Selena menatap Rowan dengan tatapan seperti ingin meminta penjelasan.
Diana melihat tatapan itu dan segera memperkenalkan diri. “Perkenalkan… aku adalah Diana Eldenhart. Putri Mahkota dan istri dari Putra Mahkota Rowan,” ucap Diana dengan senyum indahnya.
Setelah mendengar ini, Selena membelalakkan matanya. Mengapa Putri Diana berada di sini?
Selena menatap Rowan dengan wajah sedih.
Rowan ingin berbicara, tetapi dipotong oleh Diana.
“Apa Nona Selena tidak menyukai keberadaanku?” tanya Diana dengan raut wajah ingin menangis.
“Tidak… aku—”
“Mungkin Nona Selena bukan dari kalangan bangsawan, sehingga tidak tahu cara memberi salam kepada keluarga kerajaan.” Zero maju ke sebelah Diana.
Diana menatap Zero dengan semangat. Bagus sekali, Zero!
Selena terkejut dan segera berdiri untuk memberi hormat.
“Apa yang kalian bicarakan?!” Rowan mengerutkan keningnya.
“Selena adalah pasien, kalian sengaja melakukan ini?” Rowan mengatakannya dengan dingin.
Ugh… dingin sekali. Diana melihat Rowan dan memeluk tubuhnya seakan-akan kedinginan.
“Bukankah Nona Selena sudah sembuh?” tanya Diana dengan wajah polos.
“Kau—”
“Benarkan, Healer?” Diana menatap Healer yang masih berada di sana.
“Saya sudah memeriksa semuanya, tidak ada yang salah.”
“Bahkan bekas luka pun sudah sembuh sepenuhnya,” jawabnya.
Mendengar ini, Selena menggertakkan giginya. “Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia.”
“Perkenalkan, saya Selena. Saya baru bergabung dengan pasukan.”
Diana tersenyum melihat Selena memberi hormat kepadanya.
“Hentikan!! Meskipun Selena sudah sembuh, tetapi ia tetaplah penyelamatku!” Rowan melindungi Selena.
Dasar pria anjing. “Kalau begitu aku juga sudah menyelamatkan nyawa Selena.”
“Bukankah ini impas?” Diana tersenyum dan menatap Selena.
Selena bergidik sesaat. “Ya… Putri Diana benar… semuanya sudah impas.”
“Kalau begitu saya pamit dulu.” Selena memberi hormat dan segera pergi.
Rowan ingin mengejar Selena, namun ditahan oleh Diana. “Suamiku… jika kau mengejarnya, maka orang-orang akan melihat bahwa Putra Mahkota mengabaikan istrinya demi seorang wanita biasa.” Diana memegang lengan Rowan.
Melihat ke arah tangan yang dipegang Diana, Rowan merasa jijik. “Aku tidak peduli apa yang dikatakan orang.” Rowan segera menarik tangannya dan pergi mengejar Selena.
Owy dan Zero yang melihat semuanya merasa kasihan terhadap Putri Diana.
Hah… bagus sekali, kalau begitu aku bisa melancarkan aktingku. Diana tersenyum tipis lalu berbalik melihat Zero dan Owy dengan air mata di wajahnya.
“Apa Yang Mulia begitu membenciku?” tanya Diana sambil mengelap air matanya.
Owy dan Zero panik melihat Diana menangis.
“Putri… mungkin karena Putra Mahkota Rowan masih merasa bersalah karena membiarkan Nona Selena menyelamatkannya,” ucap Owy.
“Jangan memikirkan apa yang dilakukan Putra Mahkota Rowan.” Zero memberikan sapu tangan kepada Diana dan mengelap air matanya.
Melihat reaksi kedua pria ini, Diana merasa kalau aktingnya tidak terlalu buruk.
“Terima kasih.” Diana membersihkan air matanya dan tersenyum pahit di depan mereka berdua.
Apa kalian pikir kalian akan aku bebaskan bermesraan seperti di kehidupan pertama?
Diana keluar dari tenda dengan mata merahnya.
Para prajurit melihat Diana keluar dengan wajah yang menyedihkan, kurang lebih mereka tahu apa yang terjadi.
Awalnya mereka melihat Selena keluar dari tenda dengan air mata di wajahnya dan Putra Mahkota keluar mengejarnya. Mereka pikir Putri Diana memarahi Selena, tetapi mendengar apa yang diceritakan oleh healer, mereka lebih kasihan dengan Putri Diana.
Diana terkejut melihat para prajurit dan segera tersenyum sambil melambaikan tangan.
Para prajurit yang melihat Diana merasa kasihan kepadanya. Mengapa Putra Mahkota tega melakukan ini?!
“Owy… apa ada tempat tinggal untukku?” tanya Diana.
“S-saya akan segera menyuruh seseorang untuk membangun tenda untuk Anda.”
“Terima kasih.” Diana tersenyum.
“Tidak perlu berterima kasih, Putri.” Owy memberi hormat dan pamit untuk pergi.
Melihat punggung Owy yang semakin menjauh, Diana segera pergi.
“Anda ingin pergi ke mana, Yang Mulia?” tanya Zero.
“Menangkap perselingkuhan.” Diana berjalan ke arah di mana Rowan dan Selena pergi.
Di pinggir lautan.
“Selena.” Rowan mengejar Selena.
Selena berhenti tanpa melihat ke belakang.
“Yang Mulia… mengapa Anda mengikuti saya?” tanya Selena.
Rowan berhenti seketika.
“Jika Anda melakukan ini, Putri Diana akan salah paham.”
“Lalu mengapa kau berlari?” tanya Rowan.
“…” Selena diam tidak menjawab.
Rowan mengepalkan kedua tangannya dan berjalan menuju Selena.
“Berhenti!!” Selena berteriak dan berbalik melihat Rowan dengan air mata di wajahnya.
Rowan terkejut saat melihat Selena menangis. “Aku tidak tahu jika Yang Mulia sudah menikah,” ucap Selena sambil mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir.
“Selena.” Rowan segera memeluk Selena.
“Yang Mulia?!” Selena terkejut dengan tindakan tiba-tiba ini.
“Aku menyukaimu.”
Selena membelalakkan matanya dan menatap Rowan.
“Ini pertama kalinya aku menyukai seorang wanita,” ucap Rowan dengan tatapan lembut di wajahnya.
“Putri Diana… aku tidak pernah menyukainya.”
“Aku bahkan meninggalkannya di malam pertama kami menikah,” lanjut Rowan.
“Yang Mulia.” Selena menatap Rowan dengan wajah memerah.
Di balik pohon yang jauh, Diana mengintip. Saat mereka hendak berciuman, Diana segera keluar dari persembunyian.
“Yang Mulia!!” Diana berlari. “Apa Anda sudah menemui Nona Selena?”
Rowan dan Selena segera melepaskan pelukan mereka.
“Apa yang dilakukan wanita itu di sini?”
Diana berlari ke arah mereka bersama Zero.
Saat tiba di depan mereka berdua, Diana terengah-engah. “Apa Nona Selena baik-baik saja?” tanya Diana.
“Aku—”
“Ini bukan urusanmu,” jawab Rowan.
“Bagaimana ini bukan urusanku?! Yang Mulia adalah suamiku,” ucap Diana.
Melihat Putra Mahkota Rowan ingin memarahi Putri Diana, Selena menahannya.
“Terima kasih atas perhatian Putri… saat ini saya baik-baik saja.”
Diana melihat tangan yang ditahan Selena dan segera merebut tangan Rowan.
“Kalau begitu bagus.”
“Ayo kita pergi.” Diana segera menarik Rowan tanpa melepasnya.
“Kau… apa yang kau lakukan?”
“Tentu saja membawamu untuk menemaniku,” ucap Diana.
Entah mengapa Rowan tidak bisa melepaskan genggaman Diana.
Diana melihat ke belakang dan tersenyum kepada Selena. Hahaha.. Kalian pasti kesal.
Melihat mereka berdua yang berjalan berpegangan tangan, Selena merasa sedikit marah.
“Jangan mendekati Putra Mahkota.”
Selena terkejut dan menatap Zero.
“Apa?” Selena memastikan lagi apa yang ia dengar.
“Aku tidak suka mengulang perkataanku.” Zero segera pergi meninggalkan Selena.
“Apa-apaan itu?!”
Selena sangat kesal dengan Diana dan pengawalnya. Mereka berdua menghalangi Rowan dan dirinya untuk saling berdekatan.
“Setidaknya Putra Mahkota sudah berada di genggamanku.” Selena tersenyum licik.
Meskipun alur sedikit berubah, tetapi Putra Mahkota tetap memilihku.
Author disini ><)/
Sepertinya semakin memanas ya... Apa menurut kalian tindakan Diana sudah benar?