NovelToon NovelToon
Exiled For Dinasty

Exiled For Dinasty

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ell fizz

Di balik megahnya pusat kekuasaan, selalu ada intrik, pengkhianatan, dan darah yang tertumpah.
Kuroh, putra dari seorang pemimpin besar, bukanlah anak yang dibuang—melainkan anak yang sengaja disembunyikan jauh dari hiruk-pikuk politik, ditempatkan di sebuah kota kecil agar terhindar dari tangan kotor mereka yang haus akan kekuasaan.

Namun, takdir tidak bisa selamanya ditahan.
Kuroh mewarisi imajinasi tak terbatas, sebuah kekuatan langka yang mampu membentuk realita dan melampaui batas wajar manusia. Tapi di balik anugerah itu, tersimpan juga kutukan: bayangan dirinya sendiri yang menjadi ujian pertama, menggugat apakah ia layak menanggung warisan besar sang ayah.

Bersama sahabatnya Shi dan mentor misterius bernama Leo, Kuroh melangkah ke jalan yang penuh cobaan. Ia bukan hanya harus menguasai kekuatannya, tetapi juga menemukan kebenaran tentang siapa dirinya, mengapa ia disembunyikan, dan apa arti sebenarnya dari “takdir seorang pemimpin”.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ell fizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duo

Legios tertidur di jalanan karena pukulan Kuroh. Ia menatap langit sore yang indah kala itu dengan wajah tersenyum.

Kuroh mengelus tangan bekas memukul Legios. Wajah nya sangat puas, namun perasaan lega itu tak berangsur lama setelah mata nya melihat Legios yang berbaring di tanah malah tersenyum puas.

Tak lama, getaran dahsyat tiba tiba menggoyang tanah kala itu. Bukan hanya getaran dahsyat sebuah tekanan yang cukup menekan Kuroh dan Albert yang berdiri tak cukup jauh kala itu. Mereka terduduk, tekanan itu seperti menekan mereka untuk menunduk.

Albert panik, tapi ia tak bisa melawan, ia tahu kalau kekuatan ini pernah di rasakannya ketika melatih Legios di ruangannya latihan.

[Kembali ke masa di mana Legios berumur 12 tahun dilatih oleh Albert]

Albert menerima serangan cukup banyak kala itu dari Legios namun tak cukup untuk melukainya. Albert memaksa Legios mundur dengan beberapa serangan.

'Light hit'

Legios terpental dan tertidur di lantai. Namun, bukannya memasang wajah letih dan penat, Legios malah tersenyum puas bahkan Albert yang saat itu di masa jayanya, mundur selangkah.

(Apa-apaan anak ini? Bahkan setelah menerima serangan yang bisa membunuh orang biasa, dia malah tersenyum puas… Seolah rasa sakit itu... menyenangkan baginya.)

Tak lama kemudian, sebuah getaran dahsyat menggetarkan arena latihan, Semua benda yang berada di atas saat itu jatuh ke lantai. Dinding arena latihan terlihat mulai retak.

Legios terlihat membuka mulutnya dan tertawa sangat keras.

“HA—HA—HA—HA!”

Setiap hentak tawanya memecah udara, seolah dunia ikut retak bersama suaranya.

Suara itu membuat telinga Albert berdengung, bukan hanya itu, Albert merasakan sesuatu yang sangat kuat akan menerkam nya. Ia melihat sebuah bayangan ikan raksasa dengan taring panjang akan menerkam nya.

(Apa itu?)

Albert melompat mundur, ketika kaki nya hampir mendarat di lantai saat itu. Sebuah ikan piranha muncul dari lantai akan menerkam kaki Albert. Albert reflek melompat dan membuka punggung nya. Sebuah rantai mulai keluar, itu Albert gunakan sebagai alas nya berdiri dan menghindari ikan piranha.

Legios masih terlihat tertawa keras, Albert perlahan maju menggunakan kaki rantai nya.

Dengan pelan, sambil memberikan kata kata untuk memberhentikan nya.

"Legios-san, tolong hentikan ini! Anda telah keluar dari batas kewajaran anda."

Namun, kata kata itu seperti angin lalu, Legios malah tertawa semakin keras hingga ada dinding yang mulai roboh. Albert kini makin panik, ia merasa ini sudah tidak wajar untuk anak seusia Legios. Rantainya kini memanjang, mulai bergerak cepat ke arah Legios.

Namun.....

Clangg!!

Sebelum rantai itu benar benar menyentuh Legios, sebuah dinding pelindung terbentuk di sisi Legios yang membuat ia tak tersentuh. Legios segera memiringkan kepalanya, mata nya kini menatap tajam seperti hasrat ingin membunuh seseorang.

Mata Albert tak sengaja bertemu dengan Mata Legios, membuat Albert membatu, terkejut dan tak bisa berbuat apa apa. Dalam benak Albert, kini ia berada dalam neraka yang panas dan dalam.

Penglihatan nya kini mulai pulih namun tak lama ia merasa ada batu besar yang akan menerjang nya. Sebuah tinju besar muncul tiba tiba, Albert memerintahkan rantai rantai nya untuk melindungi nya. Sekejap, rantai nya kini berada di depan nya membentuk perisai

Chain shield

Suara tawa kecil terdengar tak lama, Albert memiringkan kepalanya sedikit untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di depan sana. Terlihat, Legios berdiri di depan pintu dengan menyandang tas kecil nya. Menghadap ke belakang tersenyum.

"Cukup lucu paman, bahkan, kau takut pada apa yang tak ada."

Kata kata itu menusuk tubuh, pikiran dan akal sehat nya. Ia masih bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

...----------------...

Kembali ke masa kini, Albert kini semakin gelisah. Ditambah Legios yang sekarang sangatlah berbeda dibandingkan Legios di umur 12 tahun saat itu.

Ia bersorak, memberi peringatan pada Kuroh untuk berhati hati. Kuroh memalingkan wajahnya ke arah Albert dengan wajah heran.

"Apa yang kau maksud Albert?" tanya Kuroh dengan wajah bingung dan tak tau apa apa.

Namun, sebelum Albert benar benar menjawab, ia melihat Legios sudah bersiap-siap di depan Kuroh dengan gerakan akan memukul nya.

"Awas Kuroh!!" teriak Albert takut.

Namun, yang terjadi selanjutnya tidak masuk akal bagi Albert.

Ia sempat berteriak, memperingatkan Kuroh — tapi dunia tak menjawab.

Udara mendadak membeku.

Suara angin lenyap.

Suara benturan, derak, bahkan detak jantungnya sendiri seperti ditelan keheningan.

Tidak ada Legios di depan Kuroh.

Tidak ada bayangan yang bergerak.

Kuroh, yang tadi berlutut, kini berdiri tegak dengan ekspresi kosong.

Debu yang tadi menari di udara, jatuh perlahan…

terlalu lambat, seolah waktu menahan setiap butirnya agar tak menyentuh tanah.

Albert memandang sekeliling.

Langit berubah pudar, warnanya seperti dilap dari kanvas yang belum selesai.

Ia mengerjap sekali — dan dunia terasa berbeda.

“Kuroh…” suaranya nyaris tak terdengar, tenggelam di udara yang terlalu sunyi.

Kuroh menoleh perlahan.

Tatapannya tenang, datar, bahkan terlalu normal untuk situasi semacam ini.

“Kenapa kau terlihat seperti melihat hantu, Albert?” katanya pelan, senyumnya samar.

Albert terdiam.

Semuanya begitu nyata — ketakutannya, tekanan di dadanya, napas yang terputus —

tapi di depan matanya, dunia seperti melupakan apa yang baru saja terjadi.

Dan di balik itu semua, ia merasakan sesuatu…

sesuatu yang mengawasi dari luar bingkai kenyataan itu sendiri.

Suara tawa pelan terdengar dari kejauhan.

Bukan tawa gembira — tapi tawa yang teredam, berat, dan menggema seperti datang dari tempat yang jauh lebih gelap dari dunia itu sendiri.

“HA… HA… HA…”

Albert menoleh cepat ke arah sumber suara.

Dan di sana, di antara debu yang masih melayang lambat, Legios berdiri.

Tersenyum.

Seolah semua yang baru saja terjadi hanyalah permainan kecil baginya.

“Albert,” katanya ringan, “kau masih terlalu mudah panik. Dari dulu juga begitu, kan?”

Albert terdiam.

Napasnya pendek-pendek, matanya liar mencari penjelasan yang tak pernah datang.

Sementara Kuroh hanya menatap mereka berdua dengan pandangan kosong, seperti tubuh tanpa roh yang dipaksa berdiri.

Suara bocah kecil terdengar pelan dari sisi jalan, ia menatap Albert dengan wajah bingung, matanya lebar penuh ketakutan.

“Paman… kenapa kau teriak-teriak sendiri?” tanyanya dengan suara gemetar.

Albert menoleh ke sekeliling.

Tidak ada getaran.

Tidak ada tekanan.

Bahkan udara terasa biasa.

Ia menatap tangannya — masih bergetar.

Keringat dingin menetes dari pelipisnya, menodai tanah yang tak lagi berdebu.

Namun Legios masih di sana, menatapnya sambil tersenyum, senyum yang tenang tapi menyembunyikan sesuatu yang jauh di bawah permukaannya —sebuah kegelapan yang tidak ingin tidur lagi.

Udara tiba-tiba kembali bergetar — tapi kali ini bukan karena halusinasi.

Debu, suara, dan dunia yang tadinya senyap kini seperti dihidupkan lagi dalam satu tarikan napas.

Albert tertegun.

Pupilnya melebar.

Karena di depan sana, Kuroh dan Legios sudah tidak lagi berdiri diam.

Keduanya saling berhadapan — napas tersengal, pakaian robek, dan luka tipis di pelipis masing-masing.

Kuroh dengan garis luka tipis di sisi kanan wajahnya, darahnya menetes pelan.

Sedangkan di sisi seberang, Legios menatapnya balik dengan luka serupa di pelipis kiri.

Seolah dunia dengan sengaja memberi tanda: dua sisi, dua kutub, dua rival yang akan menulis sejarah mereka sendiri.

Keduanya tak bicara.

Hanya saling tatap — pandangan mereka saling menembus, menyimpan janji tak terucap.

Di antara mereka, udara tampak bergetar halus, menandakan sisa energi benturan dahsyat barusan.

Albert perlahan sadar… semua “keanehan” tadi bukan ilusi penuh, tapi efek samping dari tekanan spiritual dua monster muda yang kekuatannya sudah melampaui nalar manusia biasa.

Ia menelan ludah.

Dalam hati, ia tahu:

hari itu bukan sekadar duel kecil.

Itu adalah hari di mana dunia diam-diam mencatat awal dari persaingan dua legenda masa depan.

Legios menatap langit sebentar, lalu berbalik.

Senyum samar di bibirnya — bukan lagi tawa gila seperti dulu, tapi lebih dalam, lebih tenang… dan jauh lebih berbahaya.

Kuroh hanya menghela napas berat, tangannya masih mengepal.

Tak satu pun dari mereka bicara, tapi keduanya tahu… pertempuran ini baru permulaan.

1
Abi Dharma
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Ngực lép
Gak bisa berenti baca.
Mikerap <3
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!