Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali, Wanita yang dirindukan
Carl mulai menangis karena ia merasakan ibunya menggendongnya dengan erat, Anna melihat bayinya mulai menangis rasa takutnya bertambah kakinya seperti tidak memiliki banyak tenaga untuk segera menjauh dari wilayah ini.
Di dalam rumahnya pria-pria asing itu segera masuk setelah berhasil memasuki halaman, mereka mencari keberadaan bayi itu di dalam rumah namun tidak menemukanya.
“Kejarr dia!!” mereka segera pergi.
Anna berhasil menuju jalan utama melihat taksi yang terparkir, segera masuk.
“Ke bandara” ucapnya dengan tergesa-gesa, supir itu segera memasuki mobilnya.
“Tenang, sayang ku. Kita akan baik-baik sajaaa…” Anna menenagkan bayinya yang menangis, mencari handponenya segera menghubungi Carol.
“Anna” panggilan terhubung.
“Bibi, aku akan segera menaiki pesawat menuju Alaska dalam waktu dekat. Segera jemput aku di bandara dan jangan hubungi siapapun termasuk Orlando” jelasnya dengan terburu-buru sambil menatap jalanan dengan cemas.
“Ada apa??? Kau akan kembali mendadak?” tanyanya.
“Aku akan menceritakannya jika sudah berlandas” jawab Anna, Carol pun menyanggupi keinginan keponakannya. Anna bernapas cukup lega melihat bayinya kembali tertidur.
“Orlando, apa kau telah lakukan!!” pikiran Anna di penuhi pertanyaan mengapa pria-pria asing itu mengejar Orlando dan menginginkan anaknya.
Pintu taksi terbuka, Anna segera berjalan cepat mamasuki kawasan bandara sambil menutupi bayinya dengan cemas memperhatikan lingkungan sekitar.
“Anna” di balik tiang seseorang memanggilnya segera memegang tanganya.
“Akh!! Nicolas” Anna terkejut saat ia memegang tanganya.
“Untuk apa kau di sini, apa Carl baik-baik saja?” tanyanya langsung, mendengarnya langsung bertanya mengenai anaknya Anna spotan mundur beberapa langkah dan menatapnya dengan waspada.
“Orlando telah menunggu mu, ayoo masuk ke dalam mobil ku” dia mendekat meraih tangan Anna.
“Tidak, aku tidak akan kembali” Anna menarik tanganya.
“Anna, jangan membuatku untuk memaksa mu. Cepat masuk ke dalam mobil ku tak jauh di sini” ujarnya menarik tangan Anna dengan kencang.
“Akhh!! Tolong pria ini akan menculik bayi kuuuuu!!”
“Tolongggg!!”
“Tolonggg!!” Anna berteriak ketakutan, membuat beberapa orang segera memperhatikannya.
“Hentikan, Anna!!” Nicolas mencoba menarik Anna kembali.
“Akhhh!! Tolongggg” kini Anna mulai menangis dan berteriak, beberap orang segera berkumpul mengelilingi mereka.
“Diaa akan membawa bayi kuuu” Anna menunjukan Carl, beberapa pria segera menahan Nicolas.
“Tidakk, itu tidak benar aku merupakan sepupu dari ayah bayi ini” Nicolas mencoba menjelaskan situasinya, petugas bandara menghampiri.
“Ada apa Nona?” tanyanya.
“Aku akan pulang ke rumah ku, namun pria itu tiba-tiba muncul dan memaksa ku untuk mengikutinya. Dia akan menculik bayi kuuuu” Anna menunjukan tiker di handponenya serta bayinya.
“Baiklah, silahkan ikuti kami” petugas wanita mengantar Anna sedangkan Nicolas segera di tangani petugas lainya.
Anna melihat kebelakang, Nicolas di tahan oleh petugas dan di bawa pergi.
Anna cukup lega. Setelah mengurus tiket keberangkatannya, ia berhasil menaiki pesawat menuju Alaska.
“Terimakasih” Anna menerima minum namun ia masih tetap waspada pada para penumpang lainya.
Setelah melalui perjalanan yang panjang, Anna berhasil berlandas di bandara. Carol telah menunggunya.
“Cepat kita masuk ke dalam mobil” tanpa menunggu Carol bertanya, ia ingin segera menuju rumahnya.
“Apa yang sebernarnya terjadi?” tanya Carol sambil mengemudi mobilnya.
“Apa Orlando menghubungi mu?” tanya Anna.
“Tidak dia tidak menghubungi ku” jawabnya, Anna mulai menceritakan apa yang terjadi padanya Carol tidak percaya dengan ini, Orlando tiba-tiba menghilang, beberapa pria asing menginginkan Carl kecil dan Nicolas mencoba membawanya kembali.
Carol menghela napas berat perasaanya sejak awal benar-benar terjadi, pria seperti Orlando tidak mungkin dengan tulus mencintai Anna walaupun Anna memilik sosok yang sempurna sebagai seorang wanita. Mobil terparkir di halaman rumah Anna, ia memasuki rumahnya tanpa membuka tirai cukup menyalakan lampu, memeriksa garasi, lantai atas bahkan gudang di belakang sebelum yakin tidak ada seorang pun di dalam rumah ini sebelum kedatanganya.
Carol yang tengah menggendong Carl melihat sikap Anna yang sangat waspada dan cemas, ia mengambil gelas untuknya.
“Tenangkan dirimu, kau aman di sini” ujarnya memberikan gelas itu.
“Aku tau..” Anna bersandar pada meja makan meminum air itu, sambil melirik sekeliling ruangan.
......................
“Mrs.Daisy, Mr.Benjamin” keranjang belanja Carol tidak sengaja menambrak keranjang milik keduanya.
“Carol” Benjamin menyapanya dengan sopan, Daisy melihat isi keranjangnya terdapat beberapa kebutuhan bayi.
“Bukanya wanita itu kini tinggal di spanyol?” tanya Daisy dengan dingin.
“Anna kembali” jawabnya degan singkat dan pelan.
“Sampaikan pesan ku, JANGAN COBA-COBA UNTUK BERTEMU DENGAN ROWAN KEMBALI!!”
“Atau aku tidak akan sungkan padanya lagii” ujar Daisy dengan tegas.
“Hentikan, sayang ku. Ayoo pergi” Benjamin memegang kedua pundak istrinya mendorongnya untuk segera pergi.
“Sampai jumpa, Carol” ucapnya dengan sopan, Carol mengangguk bahunya menjadi lemas setiap bertemu dengan Daisy tubunya terasa tegang dan kaku tiba-tiba, ia beruntung karena Daisy selalu bersama Benjamin atau Velma jika tidak ia akan mendengar semua ucapanya.
Carol pun kembali mendorong keranjangnya untuk membeli kebutuhan Anna dan Carl
......................
“Aku tidak mengerti mengapa kau selalu memisahkan ku setiap bertemu denganya” terdengar suara tinggi Daisy saat masuk rumah, Velma mendengar suara ibunya masuk ikuti ayahnya di belakang tidak mengatakan apapun.
“Ada apa ibu?” tanya Velma.
“Kami bertemu Carol ia membeli kebutuhan bayi sepertinya wanita liar itu kembali!!” ujarnya, Velma sekarang mengerti mengapa ibunya pulang dalam kondisi seperti ini.
“Kau juga beberapa kali mendorong ku pergi jika bertemu denganya”
“Kalian berdua sama saja!! Ukh!!! Sangat menyebalkan!!” Daisy memarahi Velma dan pergi.
Velma terdiam tidak membalas perkataan ibunya, ia meliha pada ayahnya Benjamin hanya tersenyum tipis.
“Rowan tidak kemari?” tanya Benjamin meletakan tas belanjaannya.
“Ini akhir pekan, sepertinya dia akan menghabiskan waktu di kabin” jawab Velma.
“Hmmmmm” Benjamin merapihkan belanjaanya bersama putrinya.
......................
Rowan turun dari mobilnya, melihat terdapat mobil lain terpakir di tempat menuju kabin Isla.
“Sepertinya kabin lain akan memiliki tamu lain” Rowan mengeluarkan tas berisikan perbekalannya untuk menginap di kabin.
Perjalanan menuju kabin tidak pernah membuat Rowan bosan, kali ini suara sungai sangat menyenangkan di tambah cahaya orange yang menembuh di antara pepohonan membuatnya senang meliha pemandangan ini. Kicauan burung pun tak lupa terdengar, saat sampai di dekat kabin ia melihat asap keluar dari cerobong asap kabin Isla.
Langkahnya terhenti melihat kabin yang tak jauh pintu terbuka, Rowan mengerutkan dahinya ini bukan kebiasan dari pria yang biasa membersihkan kabin ia akan membersihkan kabin satu persatu.
Membuka pintu kabin yang tidak terkunci, langkahnya terhenti, tas di tanganya terjatuh, ia tidak percaya melihat sosok yang telah ia nanti kini tengah memasak sesuatu di dapur.
Dengan langkah cepat dan panjang ia segera menghampirinya memeluknya dari belakang untuk memastikan ia tidak bermimpi.
Isla tengah memasak untuk makan malamnya tiba-tiba sepasang tangan memeluknya dari belakang menyandarkan kepalanya pada bahunya, menariknya untuk lebih dekat pada dada bidangnya.
Isla terkejut segera mematikan kompor melirik pria ini, ternyata teman lamanya.
“Rowan”
...----------------...