Duda Tampan , Tetangga Baru Ku

Bagas merasa lega , akhirnya putra kesayangannya sudah bisa di bawa pulang.

Hari ini ia pulang kerja dengan semangat , mampir ke sebuah toko sembako untuk membeli perlengkapan dapur yang sudah mulai habis.

Melihat ada toko roti di samping toko sembako itu ia jadi teringat dengan Mita . Wanita itu sangat menyukai roti , karena itu setelah selesai berbelanja kebutuhan pokok , ia mampir ke toko roti membeli beberapa roti dengan berbagai rasa.

" Mas Bagas , tumben pulang telat....bawa apa Mas ?". sambut Mita.

" Ini aku mampir belanja , makanya aku telat pulang ".

" Sini saya bantu Mas ".

" Kamu bawa ini saja , yang lainnya terlalu berat , biar aku yang bawa ".

Mita meraih kantong plastik besar dan kecil, sementara Bagas membawa satu karung kecil berisi sepuluh kilo gram beras dan juga satu kantong lagi yang lumayan besar juga.

" Mas Bagas belanja banyak sekali kayak mau hajatan ". Mita tertawa lirih.

" Sekali - kali Mit , besok aku libur , kamu masak yang banyak , aku berbagi sebagai ucapan syukur karena Arsha sudah sembuh ".

" Baik Mas ".

Bagas menempati rumah sederhana , itu miliknya , ia beli dari hasil keringatnya sendiri , sebagian kecil ada pinjaman dari kantornya.

Karena selama dengan Anggia uangnya memang utuh . Anggia memang sangat royal padanya, meski Bagas menolak ...Anggia selalu bilang Uang kamu di tabung saja , kalau soal buat jajan beginian buat aku itu mah receh .

Alhasil Anggia lah yang selalu mengeluarkan uang jika mereka pergi bersama....bahkan Anggia juga suka membelikan pakaian untuk Bagas.

Tapi sayang , wanita itu tidak mau menikah dengannya, mungkin karena Anggia tau , dirinya tidak sekaya Arshaka

Bagas sudah lega sekarang, ia melepas Anggia , benar - benar melepasnya, juga dari dalam hatinya. Percuma juga ia bertahan, jika Anggia hanya menganggapnya sebagai selingan saja.

Cinta....yang sering mereka dengungkan , ternyata semua hanya di bibir saja .

" Arsha nya mana Mit ?".

" Masih tidur Mas " .

" Udah sore ini , kok belum bangun ?"

" Sebentar saya bangunin, mungkin masih ada efek dari obat Mas , bawaannya ngantuk terus , tapi minum susunya banyak kok Mas ".

" Ya sudah , aku mau mandi dulu , nanti malam aku mau bicara sama kamu "

" Iya Mas ". Mita jadi ketar - ketir ketika nada bicara Bagas terdengar serius.

Ada apa ya , apa aku mau di pecat ....aduh gimana ini , aku harus cari pekerjaan lagi...padahal aku sudah sangat sayang dengan Arsha....

Mendadak Mita berubah sendu , ia masuk ke kamar Arsha, membeli wajah mungil itu. Akankah kebersamaannya dengan bayi menggemaskan itu akan berakhir.

Mita sudah kehilangan anaknya , di tambah ia juga langsung di cerai oleh sang suami yang lebih memilih menikahi janda yang masih tetangganya...sungguh miris nasib Mita.

Tak sengaja bertemu dengan Bagas yang saat itu kesusahan menenangkan Arsha yang sedang menangis. Dan akhirmya, Bagas menawarinya pekerjaan untuk mengurus Arsha , Mita pun tanpa pikir panjang langsung menerimanya.

Apalagi dia tidak menuntut gaji besar , asal di kasih makan dan tempat tinggal , itu saja sudah membuatnya bersyukur.

Mita kembali tersadar , apapun keputusan Bagas ia akan terima, ia membuang nafasnya pelan, setelah membangunkan Arsha , ia membersihkan bayi itu dan memakaikannya baju.

" Hemmm , dek Arsha sudah wangi , mau minum susu ya , sebentar Mbak buatkan, kamu sama Papa dulu ya "..

" Mas Bagas , ini Arsha nya , saya mau buatkan susu ".

" Sini sayang sama Papa ". sama seperti Mita, Bagas pun menciumi putranya itu .

Malam pun tiba....setelah Arsha tidur , kini Mita duduk di hadapan Bagas.. Melihat Bagas menarik nafas , Mita kembali over thinking.

" Mas Bagas mau pecat saya ya ?". ucapnya tanpa mau menatap Bagas.

" Kata siapa ?". jawab Bagas, padahal Bagas terdiam karena ia sedang merangkai kata., ia menjadi gugup .

Mita mengangkat kepalanya, " Oh bukan ya ?"

" Ya jelas bukan, kalau aku pecat kamu bagaimana dengan Arsha , dan juga dengan diriku ".

" Hah.....maksudnya Mas Bagas apa ?". Mita takut salah menafsirkan ucapan Bagas yang terdengar ambigu.

" Aku juga butuh kamu Mita , maukah kamu menikah dengan ku Mit ?".

" Mas ....???" ia tidak salah dengar kan , Bagas mengajaknya menikah.

" Iya , aku menyukai kamu Mit , apa kamu mau hidup bersamaku , menua bersama , dan mengasuh Arsha juga , kamu sudah tau bagaimana keadaan kub, jadi tidak perlu aku jelaskan lagi "

Mita masih belum percaya , " Mas Bagas benar- benar mau menikah dengan saya ?".

" Iya Mita, apa kamu masih tidak percaya?".

" Saya ....saya ....Mas Bagas tidak malu punya istri seperti saya, saya janda yang tidak punya apa - apa Mas , bahkan tempat tinggal pun saya tidak punya ".

" Aku juga bukan orang baik Mit , bahkan aku lebih hina dari kamu , kamu lihat kan , aku laki- laki penuh dosa, sampai Arsha lahir ke dunia ini, semua karena nafsu bejatku , aku harap kamu tidak jijik padaku Mit ".

" Bagi saya Mas Bagas orang baik , mau menampung saya yang bukan siapa - siapa, saya mau menikah dengan Mas Bagas , karena saya juga sudah jatuh cinta dengan Arsha ".

" Alhamdulillah, terima kasih Mita ....tapi kenapa kamu jatuh cintanya hanya dengan Arsha saja....apa kamu tidak jatuh cinta padaku juga Mit ?".

Mita menunduk , pipinya bersemu merah....bagaimana ia tidak jatuh cinta , di saat suaminya saja malah menolak bahkan mengusirnya , Bagas malah menerimanya dengan lapang dada.

" Itu Mas , saya juga cinta sama Mas Bagas "..

" Besok malam kita akan menikah, tidak enak juga kita sudah beberapa bulan hidup bersama tanpa ikatan , meski kita tidak melakukan hal buruk , namun di mata orang kan beda ".

" Saya terserah Mas Bagas saja ".

" Sekarang tidurlah !"

Malam ini baik Mita maupun Bagas tidur dengan lelap , hati mereka berdua sedang bahagia saat ini.

Lain dengan Anggia....ia masih mencari cara untuk mendapatkan Arshaka. Obsesinya sudah membutakan hatinya, demi meraih kebahagiaannya sendiri, ia melupakan darah dagingnya.

Pada akhirnya, Anggia tidak akan mendapatkan keduanya, baik Bagas maupun Arshaka , mereka berdua sudah melabuhkan hatinya pada wanita lain .

Bersambung ...