"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tauu ahhh
rasanya sangat geli saat mathias menjilat telinganya, lea memejamkan matanya menahan rangsangan yang di buat oleh mathias.
"apa kau tau betapa cantiknya dirimu saat ini?" tanya mathias sembari menciumi wajah lea.
"apa aku secantik itu?" tanya lea.
Dalam sekejap mathias membalikan tubuh lea mengarah ke cermin.
"coba buka matamu?" ucap mathias mengarahkan wajah lea agar melihat ke cermin.
"aku malu, jangan menatapku begitu" ucap lea mencoba menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
"tidakkah kau sadar? Kau sering menyiksaku dengan penampilanmu, saat kita besama disini" ungkap mathias.
"aku.. Tidak tau" jawab lea menatap mathias dari cermin.
"kau tau.. Aku menahannya susah payah agar aku tidak menerkammu saat itu" ucap mathias sambil tersenyum.
"oh yaa?" tanya lea seolah tidak percaya dengan ucapan mathias.
Mathias membalikkan tubuh lea lagi, mengangkat bokong lea agar duduk di samping wastafel.
"lea ku sayang" ucap mathias sambil memalingkan rambut yang menutupi wajah lea ke telinganya agar ia bisa melihat wajah lea dengan jelas.
Mendengar itu membuat lea semakin bergairah, sembari menatap wajah mathias yang begitu menawan.
mathias mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir lea dengan lembut, ia terlihat menikmati ciumannya.
Tanpa sadar lea melingkarkan kakinya di pinggang mathias seolah menguncinya, kini ciumannya turun ke lehernya.
Setiap sentuhan mathias membuatnya benar benar bergairah.
"boleh kucium yang ini?" tanya mathias menatap dada lea.
Dengan ragu lea hanya mengangguk, seketika bibir mathias menampilkan senyum yang membuat lea akan menyesal nantinya.
"agkhhhhhh!!!" desah lea saat mathias menggigit pelan bagian sensitif di dadanya.
"kau seperti bayi, kumohon pelan pelan saja?" ucap lea sambil memegang kepala mathias.
rasa geli dalam sekujur tubuhnya membuat lea benar benar tegang, jari kakinya menekuk kebawah seolah meremas sambil menahan rangsangan yang di buat oleh mathias.
mathias berhenti untuk melihat ekpresi lea saat ini.
"jangan pernah lupakan aku lea" ucap mathias dengan tatapan lembut lalu mengecup kening lea.
hatinya benar benar luluh dengan sikap mathias yang begitu manis, lea hanya diam tak menjawab, namun pandangannya tak lepas dari mathias.
seolah terhipnotis, lea tak menyadari saat mathias berhasil melepas celana dalamnya dan melemparnya kesembarang arah.
"kau tau, bibirmu itu.. sangat menggodaku sejak awal" ucap mathias sembari melumat bibir lea dengan lembut.
"aku penasaran, seperti apa rasa bibir bawahmu" ucap mathias mulai tersenyum nakal.
lea sontak terkejut saat mathias tiba tiba saja membuka kakinya dan mengangkat ke atas.
"apa yang kau lakukan?" tanya lea mulai panik.
"wow! Lea kau membuatku benar benar gila" ucap mathias saat melihat bagian bawah lea.
"kau mau apa?" tanya lea sedikit gugup sambil menutupi dengan kedua tangannya.
"jangan tutupi itu sayang? Aku mau lihat" rayu mathias.
Lea benar benar tak bisa menolak mathias jika sudah memasang wajah seperti itu.
"aku malu" ucap lea menutup kedua mata mathias.
"lepaskan tangamu, aku akan melepas bajuku juga jika kau malu" ucap mathias.
lea melepaskan tangannya, lalu mathias mulai melepaskan pakaiannya satu persatu hingga mereka kini sama sama tak memakai apapun di tubuhnya.
"kita sudah impas kan?" tanya mathias sambil tersenyum.
Lea menatap tubuh mathias, matanya tak berkedip saat melihat otot perut mathias, bahunya yang lebar membuatnya sangat nyaman saat berada di pelukannya.
"kau lihat apa?" tanya mathias seketika membuat lea berubah jadi gugup saat pandangannya semakin turun ke bawah.
Sesuatu yang panjang, besar dan mengeras.
"astaga!" ucap lea agak terkejut karena sebelumnya ia tidak sadar bahwa milik mathias begitu besar bisa masuk kedalam dirinya saat itu.
Lea mencoba turun dari wastafel karena merasa takut, namun mathias menahannya.
"apa kau takut?" tanya mathias memojokkan lea ke cermin.
"aku... Aku hanya gugup" jawab lea gelagapan.
"bukankah kau sudah pernah menelannya saat itu? Kenapa sekarang takut?" tanya mathias mencoba menggoda lea.
"itu berbeda, saat itu kau mabuk dan kau melakukannya secara tiba tiba" jawab lea.
"aku akan pelan pelan, kumohon jangan takut?" rayu mathias sambil membelai wajah lea perlahan.
"benar ya? Pelan pelan?" tanya lea memastikan.
"iya sayang" jawab mathias lalu mencium bibir lea mencoba untuk membuatnya lebih tenang, karena lea terlihat sangat gugup.
Mathias melepas ciumannya, dengan cepat membuka kaki lea.
mathias mencium bagian bawah tubuh lea paling sensitif, membuatnya menggelinjang seketika.
"ahhhhhhh!!!" suara desah lolos dari mulut lea saat bibir mathias mencium bagian bawahnya.
"nghhhhh!! Mathias.. Tubuhku terasa aneh?!" seru lea sambil meremas rambut mathias.
lea benar benar dibuat lemas oleh mathias, tubuhnya kembali menegang saat lidah mathias menari nari di bibir bawahnya mencoba menyelusup untuk masuk.
"akghhhhhh!!!ahhhhh....nghhhhh" suara desah lea terdengar nyaring memenuhi kamar mandi.
Lea benar benar tak bisa menahannya lagi, hingga sesuatu muncrat keluar membasahi wajah mathias.
"yaampun...aku minta maaf?!" ucap lea merasa bersalah saat melihat wajah mathias basah karenanya.
Namun bukannya marah mathias malah tersenyum.
"kau keluar banyak" ucap mathias membuat lea benar benar merasa malu.
"aku benar benar tidak sengaja? pakai ini" ucap lea memberikan handuk kepada mathias untuk mengelap wajahnya.
mathias mengelap wajahnya dengan handuk, lalu mengangkat tubuh lea untuk keluar dari kamar mandi.
Perlahan mathias menjatuhkan tubuh lea ke tempat tidur.
mereka melakukan hubungan badan untuk kedua kalinya, kali ini mathias dengan sadar meniduri lea.
Skip.
Ke esokan harinya, lea terbangun karena perutnya terasa mual, ia beranjak dari tempat tidur segera berlari menuju kamat mandi.
"ueeekkkk...uwheeekk!"
Lea muntah di wastafel kamar mandinya, lalu segera menyalakan air untuk segera membersihkannya.
"sialan, kemarin gue ngatain mathias.. Sekarang malah gue sendiri" ucap lea sembari mengelap mulutnya.
"dia denger ga ya?" ucap lea sembari mengintip dari balik pintu.
terlihat mathias masih tertidur pulas sambil memeluk guling dengan di balut selimut.
"syukur dia belum bangun" ucap lea sambil mengelus dadanya.
Ia kembali menuju wastafel, lea sangat terkejut saat melihat dirinya di cermin penuh dengan bekas kiss mark di sekujur tubuhnya.
"ohhh my good! Apa apaan ini?" ucap lea syok sambil menatap tubuh polosnya di cermin.
"arghhhh tau ahhh, kok bisa sihh gue malah tidur lagi sama mathias" ucap lea sambil mengacak rambutnya menuju bat up.
Lea berendam air hangat untuk meredakan rasa pegal di seluruh tubuhnya.
sembari berendam ia teringat akan hal yang mathias lakukan padanya semalam.
Seketika lea mengercitkan kedua matanya, merasa malu soal kejadian semalam.
"sumpahh malu banget! Kok bisa sihh gue keluar di muka dia" ucap lea sambil menggerak gerakkan kakinya di dalam air berulang ulang.
"sekarang gimana gue bisa natap muka dia" ucap lea sambil menutup wajahnya dengan kedua tanggannya merasa malu.
Setalah beberapa menit ia berendam, lea segera menyelesaikan mandinya.
selesai mandi, kini ia memakai handuk di badan dan juga kepala lalu keluar dari kamar mandi untuk mengambil barang belanjaannya di samping tempat tidurnya.
Terlihat mathias masih belum juga bangun, perlahan lea mengambil barang belanjaanya, sebisa mungkin tidak menimbuklan suara agar tidak membangunkan mathias.