"Aku dibenci nggak mati, kamu gak suka aku juga nggak tutup usia, selagi rasa nggak suka dan bencimu tidak menutup pintu rezekiku, aku tidak perduli." celetuk Joanna Eden dengan tatapan santai seolah tanpa beban dosa.
Awal mulanya dia masuk kedalam dunia mafia hanya karena sebuah misi pertolongan dengan membantu kakaknya Jordan Eden yang berprofesi sebagai anggota Kepolisian untuk melakukan tipu daya agar bisa meringkus seorang Bos Mafia, tapi siapa sangka hal itu justru membuat Joanna terjerumus dalam gelombang asmara, lalu bagaimanakah kisah cinta Joanna? akankah dia bahagia atau nyawa yang akan jadi taruhannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.Ragu, tapi?
Tak selang beberapa lama dari kepergian Jay, barisan mobil polisi seolah meramaikan jalanan daerah yang lumayan sepi malam itu.
Astaga, plat mobilnya itu!
"STOP!"
Dengan terburu-buru Anna berlari ketengah jalan sambil berteriak, membuat beberapa anggota kepolisian mengerem mendadak, untung saja tidak terjadi tabrakan beruntun karena kelakuan Anna.
"Hei, apa kamu tidak sayang nyawamu?" Seorang anggota kepolisian turun dengan terburu-buru.
"Apa kalian dari kepolisian pusat?" Tanya Anna yang memang tidak mengenal semua rekan dari Abangnya.
"Hei, dia target kita!" Celetuk rekan kepolisian saat mengamati wajah Anna yang tersorot lampu mobil.
"Mana Abangku, aku adiknya Bang Jordan!"
"Apa nona baik-baik saja?"
Team gabungan memang dikerahkan untuk mencari keberadaan Anna saat ini.
"Cepat panggil Abangku kesini dan sembunyikan mobil kalian itu!" Teriak Anna dengan wajah panik.
"Kenapa, apa terjadi sesuatu denganmu Nona?"
"Cepat panggilkan Abangku!"
"ANNA!"
Namun tiba-tiba Jordan sudah berlari menuju kearahnya, dia begitu bahagia karena akhirnya melihat adiknya kembali bahkan terlihat utuh dan sehat.
"ABANG!" Anna pun menyambut kedatangan Abangnya dengan merentangkan kedua tangannya.
"Apa kamu baik-baik saja Dik, kemana pria gila itu membawamu, apa kamu terluka? Kita periksa ke rumah sakit sekarang ya?" Sebagai saudara satu-satunya, Jordan ingin memastikan bahwa adiknya dalam keadaan sehat.
"Aku baik-baik saja Bang, kita atur rencana baru saja, dan jangan sampai Jay melihat mobil polisi disini, atau Abang sudah tidak sayang dengan nyawaku lagi." Ujar Anna dengan suara terburu-buru.
"Komandan, kita harus jaga jarak dari sini." Jordan langsung menoleh kearah Ghavin yang sedari tadi terus memperhatikan wajah Anna, dia pun panik, dia pun risau, namun dia sengaja memberikan kesempatan kepada Jordan untuk menyapa saudara sedarahnya terlebih dahulu.
"Okey, aku akan bersiap dari kejauhan, hubungi aku dengan rencana baru kalian." Ghavin pun langsung mengambil langkah cepat, dia juga tidak mau ambil resiko dengan membuang waktu.
"Siap Komandan, aku harus mengamankan adikku dulu!"
"Aku baik-baik saja Bang, Bos Mafia itu benar-benar menyayangiku." Celetuk Anna yang langsung mendapat lirikan tajam dari Abangnya.
"Anna, jangan ikutan gila kamu, saat ini keadaanmu dalam bahaya, bisa-bisanya kamu membahas sayang-sayangan begitu, hah!"
"Abang harus percaya denganku, bahkan dia tidak curiga sama sekali denganku, dia belum tahu kalau aku adiknya Abang."
"Benarkah?"
"Apa Abang tetap mau menangkapnya?"
"Tentu saja, tapi untuk saat ini prioritas Abang adalah kamu dulu." Dia bahkan sangat menyesali keputusannya membawa Anna dalam urusan pekerjaannya, namun apa mau dikata, semua sudah terlanjur terjadi.
"Sebenarnya aku tidak tega, tapi--"
"Anna, sadarlah! pria itu penjahat besar, jangan mudah tertipu daya oleh segala ucapan dan perilaku manisnya, paham kamu!"
"Dia ngajak aku nikah Bang."
DUAR!
"APA! Lelucon apa ini Anna?" Teriak Jordan yang mulai menyita perhatian warga yang masih ada disekitar penjual nasi goreng gerobak itu.
"Aku lihat dia serius Bang." Jelas Anna saat mengingat wajah Jay.
"Lalu apa kamu mau menjadi wania bodoh yang menerima pinangan dari Mafia gila itu? Dik, tolong sayangi nyawamu sendiri, okey." Tidak pernah terpikirkan dalam rencana Jay semula, sampai ada kata pernikahan didalamnya.
"Abang bisa menangkapnya tanpa kekerasan, saat dia melamarku nanti." Walau ragu, Anna sudah memikirkan hal itu saat tadi Jay berniat untuk melamarnya, terkesan sadis tapi tidak ada cara lain lagi.
"Heh?"
"Huft, sebenarnya a-aku akan membantu tugas kalian, dan aku harap ini yang terakhir, karena aku tidak ingin terlalu menyakiti perasaannya." Anna menyadari perasaan Jay yang sudah semakin dalam terhadapnya, begitu juga Anna yang mulai tergiur akan segala tentang Jay, bahkan dia berjanji didalam hatinya sendiri, untuk tetap menunggu Jay keluar dari jeruji besi, jika Jay masih menginginkan dirinya.
"Kamu percaya begitu saja dengan omongan gilanya?" Namun Jordan tidak percaya begitu saja, karena baru kali ini dia mendapatkan kasus yang serumit ini.
"Aku yakin, bahwa dia berkata sungguh-sungguh, aku bisa merasakan ketutulusannya Bang, percayalah denganku kali ini."
"Tapi--?"
"Sebentar lagi dia akan datang kemari, Abang bisa pantau kami dari jarak jauh, tapi jangan coba-coba mendekat, atau nyawaku yang jadi taruhannya." Dia mulai memperhatikan arah jalan untuk melihat motor yang melaju kearah mereka.
"Dik?"
"Besok pagi-pagi sekali aku akan mengajak dia pulang kerumah orang tua kita, siapkan penangkapan disana, jangan sampai menimbulkan keributan atau kecurigaan sebelum aku datang, mengerti Bang?"
Keputusannya sudah bulat, dia pun tidak mau kabur dalam keadaan seperti ini, dia merasa egois jika hanya mementingkan perasaannya sendiri, karena walau bagaimanapun juga Jay pernah merugikan orang banyak semasa hidupnya, dan ganjaran itu harus tetap Jay terima.
"Lalu kamu bagaimana Anna, Abang tidak mau meninggalkan kamu sendirian disini?"
"Jay tidak pernah menyakitiku Bang, bahkan mungkin nyamuk pun tidak akan dia izinkan untuk menggigitku, jadi Abang tidak perlu risau denganku, aku akan baik-baik saja, jika Abang percaya denganku."
"Em, baiklah!" Jordan sebenarnya tidak percaya, namun dia ingin melihatnya sendiri, lagipula mereka sudah tahu keberadaanya saat ini.
"Kalau begitu cepat pergi bersembunyi, dia akan segera datang kemari!" Anna langsung menyuruh Abangnya pergi dari sana dan memantaunya dari jarak jauh.
"Anna, jaga diri baik-baik ya, Abang hanya punya kamu saat ini, mengerti." Ucap Jordan sebelum dia berlari dari sana.
"Tenang Bang, aku tidak akan meninggalkan Abang secepat itu, karena aku belum puas bikin susah Abang."
"Okey, Abang akan selalu menunggu rengekan dan keusilanmu, berjanjilah untuk tetap hidup, okey?" Jordan berlari sambil melambaikan tangannya, sekesal apapun dia dengan Anna, namun jauh didalam hatinya dia sangat menyayangi Anna melebihi dirinya sendiri.
"Hmm."
Setelah mendapatkan persembunyian yang terlihat aman, nampak jelas sekali raut wajah kesedihan dari Jordan, kedua matanya sudah memerah, dia sebenarnya begitu mengkhawatirkan keadaan Anna saat ini, karena hanya gadis itu keluarganya saat ini, namun disisi lain dia sedang mengemban tugas negara yang sangat penting, jadi Jordan hanya mampu berdoa, agar diberikan kelancaran dan keselamatan bagi Anna.
semangat berkarya thor...
ditunggu karya selanjutnya
yaaaa aammpuunnnnn...
kocak abiz mereka itu...
btwxakhirnya up date...
mkasi byak ya aa kaakkkk
❤❤❤❤