Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandiri dan Sholeha
Kejujuran memang bisa sangat menyakitkan. Tetapi itu lebih baik daripada berbahagia karena kebohongan.
Kebohongan memang terkadang menyenangkan, tapi kebohongan hanya akan menghasilkan luka, kebohongan tidak akan menyembuhkan.
Bunda bingung harus bersikap, rasa kecewa tidak bisa Bunda hindari, rasa bersalah juga menghantui.
"Bun..." panggil Ruqayyah karna Bunda nampak termenung.
Bunda menghapus air mata nya yang masih membasahi pipi nya, berusaha menenangkan hati nya.
Di tatapnya lekat pada sang putri, lagi-lagi air mata Bunda turun.
"Dia tak pernah menunjukkan bahwa dia sedang terluka, dia begitu tangguh, tapi hati nya begitu lembut, Mas... anak gadis kita telah tumbuh menjadi wanita hebat, lihat lah dia seperti arti dari nama nya, Lembut, Agung dan taat kepada Allah.." batin Bunda
"Sesulit apapun jalan yang di lalui dia tak pernah mengeluh.." Bunda masih membatin
"Ruqayyah Zakira binti Abdullah" Bunda menyebut nama Ruqayyah lengkap
"Ruqayyah disini Bun" jawab Ruqayyah , Jantung nya berdebar, jika sudah seperti ini panggilan sang Bunda, maka Bunda tak ingin ada yang di tutupi, hal sama pun pernah di lakukan Almarhum Ayah saat bertanya ke pada putri-putri nya.
"Jawab sejujur-jujurnya" ujar Bunda
"Apa kamu mau pernikahan ini di lanjutkan..??" tanya Bunda di detik berikutnya
"Bismillah, Ruqayyah akan melanjutkan pernikahan ini Bun, tapi hanya jika Bunda merestui" jawab Ruqayyah tanpa ada keraguan sedikitpun pun, dengan menatap mata Bunda penuh kelembutan, seakan sedang meyakinkan sang Bunda,
"Abi, atur pertemuan Bunda dan ke dua orang tua Kamu besok siang" kali ini Bunda melihat ke arah Abidzar
"baik Bun..." jawab Abidzar, tak ada bantahan karna memang itu pun yang di inginkan Papa dan Mama nya.
Bunda keluar meninggalkan Ruqayyah dan Abidzar tanpa sepatah katapun.
Ruqayyah menatap kepergian sang Bunda dengan sendu.
"udah malam, saya harus pulang dulu, besok siang saya jemput ya" ujar Abidzar sambil mengelus pundak Ruqayyah, nampak Ruqayyah sedang termenung
"kenapa?? " tanya Abidzar
"Bunda..." jawab Ruqayyah
"hmmm....siap tidak siap kita memang akan mengahadapi ini semua kan?? In Syaa Allah semua akan baik-baik saja" ujar Abidzar berusaha menenangkan Ruqayyah, walaupun sebenarnya dia tak kalah khawatir nya.
Saat Ruqayyah dan Abidzar keluar, kedua adik nya sedang menonton TV, ada banyak pertanyaan, tapi Aqila dan Ayunda tak berani bertanya.
"Kak Abi pulang dulu ya..." pamit Abidzar kepada Aqila dan Ayunda
"Kapan-kapan main lagi ya kak" balas Ayunda
"In Syaa Allah, nanti sering ke sini" sambil mengacak kebagian kepala Ayunda yang berbalut jilbab.
"hati-hati kak" ujar Aqila
"ya udah kakak mau ngantar kak Abi dulu, udah malam, kalian baik ke kamar" titah Ruqayyah, begitulah dia selalu mampu menyembunyikan duka nya, apalagi di hadapan Bunda dan kedua adiknya.
"bentar lagi ya kak" pinta Ayunda
"gak lebih dari lima menit" balas Ruqayyah, lalu menjalan keluar bersama Abidzar
Saat Ruqayyah dan Abidzar berjalan ke luar, kakak beradik itu bertingkat seperti penguntit.
"kak sebenarnya ada apa sih, kok Bunda tadi serius banget??" tanya Ayunda masih berlagak seperti penguntit, melihat mereka dari jauh, dengan mata yang sedikit sipit
"sebenernya kakak juga penasaran, tapi gak berani tanya" balas Aqila
"tanya yuk..." ajak Aqila
"mana kakak berani, Yunda aja, kak Qila temani" balas Aqila
"Yunda juga takut, kan kata Bunda orang dewasa itu urusannya seambrek-ambrek, kamu cukup fokus sekolah" balas Ayunda menirukan sang Bunda sambil berkacak pinggang
di teras depan dimana mobil Abidzar terparkir.
"Masuk lah, sudah malam, besok Bunda dan kamu saya jemput" ujar Abidzar
Ruqayyah menganggukkan kepalanya
"pak Abi hati-hati" ujar Ruqayyah
"perasaan tadi kak Abi, ini kok udah berubah??" goda Abidzar sembari memainkan alis nya, dia hanya tak ingin Ruqayyah terlalu memikirkan apa yang terjadi tadi dan apa yang akan terjadi esok.
"iih, buruan masuk mobil.." ujar Ruqayyah tak mau membahas mengenai panggilannya
"ngusir nich..?? dosa loh ngusir suami.." lagi-lagi dengan nada menggoda
"pak Aabiiii...."
"hehehe, ok saya pulang, Assalamualaikum" balas Abidzar dengan sedikit terkekeh, candaan nya yang sejenak kali ini membuatnya lupa sedikit dengan permasalahan nya.
"waallaikumusallam" jawab Ruqayyah
Abidzar pun membuka pintu mobil nya, bersiap untuk masuk, namun tiba-tiba dia membalikkan badan nya, dan dengan cepak dia mencium singkat kening Ruqayyah dan itu membuat mata Ruqayyah membulat.
Abidzar pun bergegas kembali masuk ke dalam mobil nya.
Tanpa Ruqayyah sadari Abidzar sudah siap di dalam mobil.
"pagar nya jangan lupa di kunci lagi" dan kata-kata itu mampu menyadarkan Ruqayyah kembali,.dan itu membuat Ruqayyah menatap Abidzar seperti menatap musuh, bagaimana tidak Abidzar mencium kening nya di teras, bagaimana jika adik nya atau orang lain melihat, sedangkan mereka tidak tahu ikatan Ruqayyah dan Abidzar yang sebenarnya.
Abidzar hanya bisa Manahan tawa dengan ekspresi yang Ruqayyah tampilan.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka, mata itu berbinar melihat bagaimana interaksi suami istri yang nampak seperti pasangan black street itu.
"Begitu berat perjuangan kamu Ayy sejak kepergian Ayah, Bunda hanya ingin kebahagiaan untuk kalian semua" lirih Bunda sembari menutup tirai kamar nya, ada air mata yang tertahan
Sedangkan Ruqayyah sudah kembali masuk ke dalam setelah mengunci pagar rumah.
"kak,.kak Abi udah pulang??" tanya Ayunda saat Ruqayyah sudah di dalam
"Astagfirullah, tadi kakak bilang gak lebih dari lima menit, buruan naik, besok sekolah kan"
"iya kita naik, tapi jawab dulu..." balas Ayunda
"naik sekarang...".titah Ruqayyah tak ingin ada bantahan
Aqila pun segera ngacir di susul oleh Ayunda, karna Ruqayyah sudah ambil ancang-ancang akan menjewer telinga mereka.
"ckckck..." decak Ruqayyah menatap punggung kedua adik kecil nya.
Tanpa dia sadari air mata nya menetes
"tetap lah ceria dan selalu menjadi sumber keceriaan di keluarga kita, kakak gak akan membiarkan kalian kekurangan dan kesulitan dalan menempuh pendidikan" lirih Ruqayyah
"Ayah.. seperti pesan Ayah, Ayya akan selalu menjadi perisai untuk keluarga kita.."
Jika masa remaja biasanya akan di habiskan nongkrong bersama teman-teman,tidak dengan Ruqayyah, dia harus berjuang untuk pendidikan nya kan juga kedua adik nya, membantu sang Bunda.
Tapi sejak Bunda sering sakit dan Ruqayyah juga sudah memiliki toko kue sendiri, Bunda pun fokus di rumah.
Jika dulu Bunda harus bangun jam 3 pagi untuk memulai membuat aneka kue yang akan di titip di toko-toko.
Kini Bunda bangun subuh untuk anak-anak nya, kerja keras mereka tak sia-sia.
Didikan ayah pun tak sia-sia, menjadikan anak-anak nya mandiri dan juga Sholeha.
Ruqayyah pun menuju kamar nya di saat kedua adik nya itu telah masuk ke kamar, sesaat pikiran teralihkan mengenai apa yang tadi terjadi di hadapan Bunda, tinggal menunggu esok.
Pasrah akan keputusan Bunda, dia telah serahkan semuanya kepada sang Khalik, karna sebaik-baiknya perencana, adalah Allah SWT.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran