NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest
Popularitas:17.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Season 2 'Married With Ketos'

Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..

Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.


Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?

Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku-Kamu

Saat ini Alsa sedang berada di kamar mandi. Tadi Icha dan Kia membelikan tespek dengan harga yang paling mahal, dan kata pegawai apotik untuk menggunakannya tidak harus di pagi hari ketika buang air kecil pertama.

Kepalanya kembali muncul dari kamar mandi. Entah kenapa Alsa merasa ragu untuk mengeceknya. Dia juga berpikir kenapa Bunda Nimas dan Gerald begitu percaya jika dirinya benar-benar hamil.

"Cha! Ki!" seru Alsa membuat Icha dan Kia menoleh.

"Buruan! kita udah nggak sabar Al!" suruh Icha antusias.

Mereka kini sedang berada di kamar tamu yang berada di bawah. Tidak lama Bunda Nimas yang baru saja pulanh dari arisan menghampiri para gadis yang berada di kamar tamunya.

"Ada Icha sama Kia, sudah lama nak?" tanya Bunda Nimas membuat ketiganya menoleh ke sumber suara.

Melihat Bunda Nimas yang datang mereka langsung mencium tangan Bunda Nimas. Setelah itu sama-sama bingung untuk menjelaskan.

"Ada apa? rahasia banget ya? oke Bunda pergi," lanjutnya membuat mereka bertiga menggeleng.

Alsa buru-buru mencegah Bunda Nimas untuk keluar. Lalu memperlihatkan tespek yang sedang dipegang olehnya.

Terlihat Bunda Nimas yang mengernyit bingung melihat tespek di tangan Alsa. Lalu menatap Kia dan Icha secara bergantian.

"Kalian?" tunjuk Bunda Nimas ke arah Kia dan Icha dengan penasaran.

Sontak saja mereka bertiga terkejut, paham akan maksud Bunda Nimas membuat keduanya buru-buru menggeleng.

"Bukan kita Bund, tapi buat Al," jelas Kia dan diangguki setuju oleh Icha.

"Kita main aman aja Bund," lanjut Icha yang langsung mendapat pelototan mata dari Kia.

"Ngaco lo jawabnya!" kesal Kia seraya menyiku lengan Icha.

"Sudah-sudah, Bunda juga pernah muda," jelasnya seraya menggeleng.

Lalu tatapan Bunda Nimas beralih ke arah Alsa. Beliau menatap Alsa dengan setengah senyum di wajahnya.

"Untuk apa nak?" tanya Bunda Nimas.

"Buat cek Bund, Al udah telat sudah sebulan, tapi...."

"Tapi kamu belum mengeceknya pakai benda kecil itu?" lanjut Bunda Nimas dan diangguki oleh Alsa.

Bunda Nimas tersenyum. "Kamu mau tahu hasilnya?" tanya Bunda Nimas lagi.

Alsa kembali mengangguk, sementara Bunda Nimas tersenyum seraya mengelus pipi Alsa dengan lembut.

"Ya sudah kalau begitu, nanti kamu kasih tahu Bunda ya?" ucapnya lalu pamit pergi.

Alsa semakin bingung dengan sikap ibu martuanya. Berati selama ini Bunda Nimas juga tidak yakin jika dirinya hamil, tetapi sikapnya selama ini sangat berbeda.

"Buruan pakai!" Kia mendorong Alsa untuk masuk ke dalam kamar mandi lagi.

Sementara Bunda Nimas tersenyum senang. Sebenarnya baik dirinya dan Gerald memang sudah yakin jika Alsa hamil. Karena ketika di rumah sakit waktu itu dokter yang menangani Alsa memberitahu mereka. Meski bukan dokter kandungan. Tetapi mereka sudah seyakin itu.

Baik Bunda Nimas ataupun Gerald memang sengaja tidak menyuruh Alsa untuk mengeceknya dengan alat kecil atau tespek. Karena Gerald tahu Alsa belumlah siap, mereka membiarkan sampai Alsa berniat untuk mengeceknya sendiri karena sudah benar-benar siap.

_________

Sepulangnya kedua sahabatnya, Alsa duduk di depan tv dengan cemilan di depannya. Benda kecil yang tadi sudah dipakai olehnya membuat sudut bibirnya tertarik ke atas. Alsa bahagia mengetahui dirinya benar-benar hamil.

"Sumpah gue plin-plan banget," gumamnya kembali tersenyum senang.

Merasa aneh dengan dirinya yang awalnya menolak untuk program anak. Tetapi kini mengetahui jika dirinya sedang hamil membuatnya merasa bahagia. Alsa sudah tidak sabar untuk memberitahu Gerald hasil tespek yang memperlihatkan dua garis itu.

Sampai pukul setengah 6 sore, Gerald belum juga pulang. Alsa tidak lagi kuat menahan rasa kantuknya, di tertidur di depan tv dengan tesepek yang masih berada di tangannya, bahkan tespek yang sedang dpegang olehnya sampai terjatuh.

Selang beberapa menit Alsa terlelap tidur. Gerald pulang dengan wajah lelah. Tetapi melihat Alsa tertidur di sofa depan tv membuat senyum Gerald terlihat.

Cup

Gerald mengecup puncuk kepala Alsa. Lalu mengelus lembut pipi Alsa. "Cantik," gumamnya.

Langkah kaki Gerald memelan kala Alsa yang kini berada di gendongannya menggeliat. Sangat lucu sekali menurut Gerald, Alsa seperti bayi besar di gendongannya.

Gerald membawa Alsa ke atas kamar mereka. Lalu membaringkan tubuh Alsa di atas ranjang. Sekali lagi Alsa tidak langsung Gerald tinggalkan untuk membersihkan diri setelah sibuk berada di luar tadi.

Gerald memilih untuk menatap wajah cantik Alsa. Menikmati keindahan yang Tuhan ciptakan untuknya dengan wujud gadis cantik bernama Alsava Mabella.

Hampir setengah jam Gerald hanya mengamati wajah cantik Alsa yang sedang terlelap. Jika Alsa tahu mungkin dirinya akan sangat malu ditatap oleh Gerald dalam waktu yang begitu lama. Dan tanpa melakukan apa-apa, Gerald benar-benar sedang menikmati wajah cantik Alsa yang kini sudah menjadi miliknya.

Sampai pergerakan Alsa pun tidak membuat Gerald teralihkan. Senyum Gerald bahkan terlihat melihat Alsa yang begitu terlihat menggemaskan saat ini.

"Bodoh gue udah membuang waktu 2 tahun tanpa lo," gumam Gerald.

Bucin satu kata yang menggambarkan Gerald saat ini. Jika saja dirinya laki-laki biasa yang tidak mempunyai segudang kesibukan. Mungkin Alsa akan terus diekori kemanapun dia pergi. Tetapi kini aktifitas Gerald semakin banyak. Bahkan Gerald sudah mulai membantu kantor Ivander. Meski Gerald masih ingin mengelola cafe yang dia dirikan sendiri. Memang tidak seberapa dibanding perusahaan orang tuanya. Tapi itu usaha Gerlad sendiri. Dan jika sudah berhasil membantu perusahaan Ayah Digo, Gerald juga berniat untuk fokus dengan cafe miliknya.

Mata Alsa perlahan terbuka. Hal yang pertama dia lihat ialah Gerald yang sedang tersenyum ke arahnya. Sontak saja Alsa sedikit kaget. Pasalnya dirinya juga sudah berada di dalam kamar, dengan Gerald yang sedang menatapnya dengan senyum tampan.

"Gerald!" Alsa terkejut dan berusaha untuk duduk.

"Apa sayang?" jawab Gerald dengan senyum tampan, tetapi terkesan menyebalkan untuk Alsa.

"Lo tadi pindahin gue?" tanya Alsa dan diangguki oleh Gerald. Tetapi tatapan Gerald kali ini berbeda.

"Kenapa sih?" tanya Alsa merasa aneh.

"Kamu cantik."

Jlep

Dua kata itu membuat Alsa terdiam. Padahal sudah sering Gerald memujinya, tetapi ada yang berbeda kali ini.

"Apa?" Alsa ingin mendengar sekali lagi.

"Kamu cantik Alsava, aku beruntung miliki kamu," jelas Gerald membuat Alsa menahan senyum.

Tadinya Alsa merasa asing dengan panggilan Gerald. Tetapi sekarang malah terkesan lucu menurut Alsa.

"Aku? dan kamu?" tanya Alsa dan diangguki oleh Gerald.

"Ada yang salah?" tanya Gerald membuat tawa Alsa seketika pecah.

Gerald tersenyum melihat tawa lepas Alsa. Padahal tidak ada yang lucu sama sekali dari ucapannya. Malah menurutnya romantis. Tetapi Alsa menganggapnya sebagai lelucon.

"Aku serius Al."

Kali ini Alsa terdiam. Menatap Gerald dengan lekat. "Lo-"

"Ssstt...jangan lo lagi ya? aku dan kamu." Gerald tersenyum dengan elusan di puncuk kepala Alsa.

Sialan. Alsa malah tergoda karena senyuman Gerald. Mudah sekali berubah yang dia rasa. Baru saja Alsa merasa aneh dengan panggilan pertama Gerald yang menggundakan 'aku kamu', lalu tertawa karena menurutnya lucu, dan sekarang Alsa malah terpesona merasa Gerald begitu manis. Hanya hal sederhana tetapi terkesan bagi Alsa.

"Hanya aku dan kamu," lirih Gerald dengan tatapan lekat di wajah cantik Alsa.

Detik berikutnya, jemari Gerald sudah memegang dagu Alsa dengan sedikit elusan pelan. Deru nafas keduanya sudah saling bertautan. Sama-sama menginginkan sesuatu, sampai ketika Alsa memejamkan matanya merasakan sensai yang luar biasa nikmat ketika Gerald mulai memainkan bibirnya. Alsa menikmati sentuhan bibir Gerald yang selalu membuatnya seakan terbang.

Dan melupakan tujuan pertamanya untuk memberitahu Gerald hasil tespek tadi yang memperlihatkan dua garis itu.

1
Shanty Yuniawati
Luar biasa
Fina Fitriani
seru..... bacanya.dan bagus ceritanya......walaupun kadang ada sedikit typo tapi keseluruhan cerita nya menarik....
Dyah Ayu
/Heart//Heart//Heart//Heart/
Dilan Febrian
/Good/
Dilan Febrian
ayok kak semangat upnya di tunggu.
Ari Kuswati
ihh kayanya aska stress nih
Ari Kuswati
serasa pengen getok tuh nenek eva nggak sadar klu hatinya dah ketutup, hancurin kariernya aja
Sri Lie
Luar biasa
Maria Ririana guru
𝕒𝕜𝕦 𝕡𝕒𝕞𝕚𝕥 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕚𝕟𝕚 𝕞𝕝𝕤 𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕝𝕠𝕞𝕡𝕒𝕥" 𝕥𝕣𝕦𝕤 𝕕𝕣𝕚 𝕟𝕠𝕧𝕖𝕝 𝕡𝕖𝕣𝕥𝕒𝕞𝕒 𝕒𝕝?𝕒𝕝𝕤𝕒𝕧𝕒 𝕕𝕒𝕟 geral
Presia Dewi
ceritanya kyk Indosiar 🤦🤦
raraa
prettt
raraa
🤍
Siti Nofiani
Luar biasa
Leni Indrianiyan
gk ada season 3 thor
Ari Randz
Luar biasa
Ari Randz
akunya dah baper, ternyata LG ngayal /Facepalm//Facepalm/
Arnheta Vallerian
penasaran visualnya dong thor
Andriyati
buat apa,, anda sudah tidak di butuhkan
Andriyati
lagian aneh banget,, tinggal umumin kalau kalian sudah menikah,, idup kok di buat ribet
Andriyati
lagian ya saran dari icha itu selalu menjerumuskan kamu lo Al malah di ikuti,, aneh,, sahabat boleh tapi kalau saran ke arah yg gak baik jangan di ikuti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!