NovelToon NovelToon
Vesper And The Bodyguards

Vesper And The Bodyguards

Status: tamat
Genre:Petualangan / Mafia / Militer / Identitas Tersembunyi / Persaingan Mafia / Gadis Amnesia / Tamat
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lelevil Lelesan

WARNING!
INI NOVEL DEWASA!
~banyak kata umpatan
~banyak adegan kekerasan (menyebabkan ngilu, serangan panik, pingsan dan kepikiran author tidak bertanggungjawab)
~banyak adegan percintaan
~harap menanggapi kisah ini dengan bijak

***

Seorang wanita yang lupa ingatan. Lupa akan masa lalunya. Terperangkap dan terjerumus dalam kehidupan barunya sebagai seorang mafia kelas dunia.

Dilatih oleh para orang-orang buangan yang menaruh dendam kepada Pemerintah. Siapa sangka dirinya akan menjadi Ratu di Kerajaan Mafia.

Penyiksaan, penghianatan dan dendam praktis mengubah Lily yang dulunya ceria dan lemah lembut berubah menjadi wanita berdarah dingin yang kejam tanpa belas kasih.

Menyamar menjadi seorang bodyguard boyband terkenal asal Korea Selatan. Lily menemukan jalan ke masa lalunya.

Diburu Polisi dan Pemerintah seluruh dunia serta dianggap sebagai penjahat perang karena aksinya yang selalu melibatkan pihak militer.

Orang-orang dari masa lalunya datang mencoba mengembalikan Lily ke kehidupan lamanya setelah mengetahui dirinya menjadi seorang mafia.

Akankah Lily kembali ke kehidupan masa lalunya ataukah tetap memilih menjadi seorang mafia?

~Dan.. jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada penulis ya.
Karena ini masih novel pertama, maafkan jika ceritanya sedikit naif seperti penulisnya, hehe😁
Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan komen postif agar penulis makin semangat dalam berkarya. Terima kasih😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lelevil Lelesan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Terakhir di London

Lily tak bisa tidur karena masih terfikir besok adalah waktunya dia meninggalkan London dan pergi ke Colombia. Seperti apa disana, bagaimana orang-orangnya semua campur aduk di kepala Lily. Dia membiarkan ibunya untuk tidur lebih lama karena perjalanan yang jauh dari Shanghai ke London membuatnya lelah.

Lily masih mengenakan gaun sexy merah menyala, sepasang high heels berwarna hitam dan mantel bulu berwarna putih. Lily membiarkan rambutnya tergerai menutupi bahunya yang lebar. Sepintas Lily terlihat seperti nona besar dari kaum bangsawan.

Lily menuruni tangga menuju ke perpustakaan. Ada beberapa hal yang ingin Lily ketahui tentang Colombia. Saat dibawah dia bertemu Han yang sedang duduk di lobi sambil membaca buku. Han menatap Lily dalam diamnya. Lily juga hanya terdiam sambil menatap Han. Han menutup bukunya dan menyimpan dalam saku jas. Tiba-tiba Han berdiri dan menghampirinya. Mereka berbicara dalam bahasa Korea.

"Mau berkeliling kastil?" tanya Han ramah.

Tak biasanya Han mengajak Lily berbicara. Lily hanya mengangguk pelan. Lily sedikit kesulitan saat berjalan karena memakai heels yang tinggi. Han memberikan lengannya agar Lily merangkulnya. Lily hanya tersenyum sembari menyambut lengan Han yang berotot itu.

"Jadi.. Colombia ya?" ucap Han lirih.

"Iya." jawab Lily pelan dengan kepala tertunduk.

"Aku pernah sekali kesana." ucap Han lagi.

"Benarkah? Seperti apa disana?" tanya Lily penasaran dan menoleh ke arah Han.

"Neraka." ucap Han singkat.

Seketika Lily berhenti dengan tatapan kosong.

"Apa maksudmu?" tanya Lily mulai khawatir dengan jantung yang berdegup kencang.

"Maaf Lily. Bukan maksudku membuatmu khawatir hanya keberadaanmu disana yang membuat kami khawatir. Aku, Nyonya Rose, Komandan Zeno, James dan lainnya. Semuanya. Kami sangat mengawatirkanmu." ucap Han dengan serius seraya memegang kedua lengan Lily dengan kuat.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan Han?" tanya Lily dengan dahi berkerut.

"Selama disana. Jangan percaya pada siapapun. Kau hanya bisa mempercayai dirimu sendiri jika kau ingin kembali ke The Grey House dengan selamat dan utuh." ucap Han dengan pandangan tajam ke arah Lily. Tiba-tiba pandangan Han teralihkan.

"Sebaiknya kita lanjutkan berkeliling." ucap Han dengan memberikan lengannya lagi.

"Ho kah?" tanya Lily cemas.

"Bukan. Bodyguard Tuan Charles." ucap Han memperjelas.

Lily merasakan ada seseorang yang mengamati mereka berdua sedari tadi. Mereka menyusuri lorong kastil menuju ke menara selatan. Setelah dirasa aman, mereka melanjutkan pembicaraannya dengan jalan perlahan.

"Selama disana kau harus berkamuflase. Jadilah seseorang yang bukan dirimu. Seperti yang Ho lakukan ketika di Grey House. Kau lihat sendiri perbedaan sikap aslinya dan ketika menyamar kan?" tanya Han dengan pandangan lurus kedepan.

"Ya. Aku mengerti." ucap Lily lirih.

"Kau harus berhati-hati dengan Ho. Dia itu tempramen. Sedikit saja kau membuatnya marah, kau bisa dicelakainya, disiksanya bahkan mungkin dibunuhnya. Tak peduli kau siapa, jika kau menyinggungnya maka kau akan dihabisi." ucap Han tanpa basa basi.

Seketika Lily merasa sesak napas dengan jantung berdegup kencang dan berkeringat dingin. Lily lemas dan rubuh di tangga menuju menara. Han kaget dengan kondisi Lily yang tiba-tiba terlihat pucat. Han jongkok menatapnya dengan cemas sembari meletakkan tangannya di pipi Lily.

"Apakah aku akan mati disana?" ucap Lily dengan air mata mulai menetes tanpa disadarinya. Han memeluk erat Lily. Tak disangka ucapannya malah membuat Lily jadi tertekan. Dia bermaksud jujur kepadanya agar berhati-hati tapi malah sebaliknya.

"Tidak.. aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Oleh karena itu, ingat pesanku.. jangan percaya pada siapapun meskipun ke 9 agen bersumpah untuk melindungimu. Bagaimanapun bos nya tetap Tuan Ho. Mereka tak bisa berbuat banyak." ucap Han pelan seraya perlahan melepaskan pelukannya.

Lily memejamkan matanya, air matanya mengalir dengan deras tapi tak ada suara isak tangis di mulut Lily. Terlihat Lily begitu tertekan membayangkan kondisinya saat di Colombia nanti. 3 tahun disana. Apakah benar akan seperti neraka?

Han mencoba memberikan semangat.

"Ku lihat kau sudah banyak berubah. Kau menjadi sangat kuat. Lihatlah otot lenganmu, begitu padat. Aku yakin kau akan baik-baik saja selama disana." ucap Han dengan *** lengan Lily yang berotot. Lily tersenyum meskipun air mata masih menetes di pipinya. Han menghapus air mata di pipi Lily dengan tangannya.

"Aku berharap masih bisa melihat senyumnya ketika dia kembali lagi ke The Grey House." ucap Han dalam hati.

"Oia ada 1 hal lagi. Ingat ini baik-baik." ucap Han tiba-tiba.

"Apa itu?" tanya Lily penasaran.

"Ho memiliki banyak wanita di mansion Colombia. Dan untuk pertama kalinya kau agen wanita yang bekerja bersamanya. Jadi aku merasa para wanita itu pasti akan bersikap buruk padamu dan akan berusaha menyingkirkanmu." tegas Han.

Lily hanya memejamkan mata tak percaya dengan ucapan Han barusan. Sebegitu menderitanya kah dia selama di Colombia nanti?

Mereka berdua duduk di tangga menara cukup lama. Han membiarkan Lily untuk menenangkan diri sambil memegang kedua tangannya. Han memandang Lily dalam-dalam. Mencoba mencari tahu sebenarnya perasaan apa yang selama ini Han berikan padanya. Benarkah hanya sebagai seorang sepupu? Atau lebih dari itu?

Tiba-tiba telepon Han berdering. Ternyata Nonya Rose sudah bangun tapi tak menemukan keberadaan Lily. Han menenangkan bibinya dan mengatakan Lily bersamanya. Han dan Lily pun segera kembali ke dalam kastil. Lily melepaskan pegangan tangannya. Dia ingat ucapan Tuan Ho agar dia dan Han untuk menjaga jarak. Han menyadari hal itu.

Sesampai di ruang tamu sudah terlihat Nyonya Rose, Tuan Charles dan Tuan Ho duduk di sofa menunggu mereka. Tuan Ho hanya memandang Lily dengan dingin. Lily yang biasanya menantang Ho sekarang berubah menjadi takut dan berusaha untuk menghindarinya. Tapi Ho menyadari hal itu, dia melihat ada yang tidak beres dengan sikap Lily.

Tuan Charles mengajak mereka semua untuk makan malam di restaurant mewah yang berada di London. Lily pun menyambutnya dengan senyuman. Mereka berkendara dengan Limousin hitam menuju ke London kota. Lily duduk disamping Nyonya Rose. Han dan Ho duduk bersebelahan. Tuan Charles duduk sendirian. Mereka tak banyak bicara. Tuan Charles memulai pembicaraan dengan bahasa Inggris.

"Lily. Tak seperti biasanya. Kau diam saja. Apa ada yang mengganggumu?" tanya Tuan Charles.

"Ah tidak ada. Aku hanya sedang menghemat energi karena besok aku akan pergi ke Colombia." Lily mengeles.

"Kan masih besok. Kau tak perlu secemas itu. Pantai di Colombia sangat bagus. Benar kan Ho?" tanya Nyonya Rose sambil memandang Ho dengan menaikkan alis.

"Ya. Nanti akan ku ajak Lily pergi kesana." ucap Ho tanpa ekspresi. Han melirik ke arah Ho. Ajakan Ho membuat Han cemas. Tiba-tiba Tuan Ho berbisik kepada Han dengan dingin.

"Kau mengatakan apa saja kepada Lily?" tanya Ho dengan lirikan tajam ke arah Han tanpa berkedip.

"Tak ada." jawab Han singkat.

Akhirnya mereka sampai di restaurant di kota London. Restaurant itu terlihat sangat elegan seperti yang ada di film-film. Para pelayan dengan seragam hitam putih yang rapi dan terlihat memiliki sertifikat khusus pramusaji. Meja dan kursi dari jenis kayu tigerwood serta interior dominan merah yang menjadikan kesan restaurant ini sangat mewah.

Tuan Charles sudah melakukan reservasi. Mereka duduk di meja bundar. Para pelayan dengan segera menyiapkan makanan yang sudah dipesan oleh Tuan Charles. Tuan Ho yang awalnya duduk diantara Nyonya Rose dan paman Charles berpindah posisi menjadi disebelah Lily. Lily terkejut tapi diam saja. Dia masih teringat kata-kata Han mengenai sikap buruk Tuan Ho. Lily menjadi tidak nyaman dengan Ho disebelahnya.

Makanan sudah disajikan tapi Lily terlihat tak berselera. Tiba-tiba Tuan Ho mengiris daging steaknya dan ingin menyuapi Lily. Lily terkejut. Dia menolak suapan dari Tuan Ho. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.

"Kau menolakku?" tanya Ho memandang Lily tak berkedip.

"Ah bukan. Aku hanya sungkan." ucap Lily membela diri. Segera dia menyambut suapan daging dari Tuan Ho. Karena tertekan Lily kesulitan mengunyah dan menelannya.

"Kenapa tidak enak?!" tanya Tuan Ho yang tiba-tiba menjadi galak.

Lily tak bisa menjawab karena masih ada daging dimulutnya. Tuan Ho marah. Segera dia memanggil pramusaji restaurant dengan emosi. Tuan Ho melempar piring ke depan pramusaji itu. PRANGG!

"Masak lagi yang benar! Kalian ingin membunuh isteriku ya!" teriak Ho dengan mata terbelalak.

Sontak Tuan Charles, Nyonya Rose dan Han terkejut dengan pernyataan Ho. Lily hanya terdiam dan memandanginya karena kaget. Entah apa maksudnya Ho mengatakan Lily sebagai isterinya. Segera pramusaji itu minta maaf sembari mengambil piring steak yang dilempar Tuan Ho dan berjanji akan segera kembali untuk membawakan yang baru.

Tak lama pramusaji itu kembali lagi dengan steak yang baru. Tuan Ho menyuruh pramusaji itu tetap berada di tempatnya untuk memastikan bahwa daging yang Lily makan memang sudah sesuai dengan seleranya.

"Jika sampai isteriku tidak menyukainya. Akan ku potong tanganmu." ucap Ho menatap tajam ke arah pramusaji itu dengan pisau steak ditujukan ke wajahnya.

Terlihat jelas wajah bengis Tuan Ho. Pramusaji itu ketakutan. Nyonya Rose, Tuan Charles dan Han hanya terdiam dan saling memandang.

Orang-orang yang berada disana terkejut mendengar ucapan Tuan Ho. Mereka memandangi Lily sambil berbisik-bisik. Lily merasa tertekan. Segera dia meneguk air putih yang ada di depannya.

Tuan Ho kembali menyuapi Lily lagi. Lily mengambil nafas panjang berusaha agar daging dimulutnya bersahabat dengan tenggorokannya. Lily tersenyum ke arah Tuan Ho dan mengatakan bahwa daging itu lezat. Pramusaji itu terlihat lega mendengarnya. Tuan Ho pun menyuruhnya segera pergi.

Lily tak tahu kenapa Tuan Ho bersikap seperti itu padanya. Hampir 1 jam mereka berada di restaurant itu hampir tak ada yang dibicarakan. Makan malam pun usai. Ketika mereka akan masuk ke mobil, Tuan Ho menarik tangan Lily dan memeluknya dari belakang.

"Aku mau mengajak Lily berkeliling kota London. Kalian pulanglah duluan. Tak usah kirim mobil untuk menjemput kami. Nanti kami pulang naik taxi." ucap Tuan Ho dengan tatapan dingin dan menempelkan wajahnya di kuping Lily.

Nyonya Rose sangat mengawatirkan keadaan Lily. Tuan Charles memegang tangannya dan mengatakan Lily akan baik-baik saja. Dengan berat hati mereka bertiga meninggalkan Lily seorang dengan Tuan Ho. Lily hanya terdiam ketakutan. Tak tahu apa yang akan Tuan Ho lakukan padanya.

Tuan Ho memegang pinggul Lily dan merapatkan badannya ke tubuhnya. Lily terkejut dan memandang wajah Tuan Ho sepintas.

"Memang benar ada yang tidak beres. Jujur padaku. Apa saja yang Han katakan padamu?" tanya Tuan Ho menatap tajam sambil mendekatkan wajahnya ke arah Lily.

"Dia.. dia.. dia hanya bilang, kalau.. kalau disana nanti akan banyak wanita cantik disampingmu.. jadi aku jangan sampai cemburu." ucap Lily terbata-bata sambil memalingkan wajahnya.

Lily takut dengan tatapan Tuan Ho. Dia sengaja berbohong agar Tuan Ho tidak mencurigainya. Dia juga khawatir jika Tuan Ho akan melakukan hal buruk pada Han juga.

"Benarkah? Itu yang dikatakan Han?" tanya Tuan Ho dengan raut wajah berubah seketika menjadi seperti orang tolol.

"Bagus. Tuan Ho mempercayainya. Lanjutkan dramanya!" batin Lily.

"Iya. Dia juga bilang. Bahwa wanita-wanitamu sangat cantik dan sexy sedangkan aku jelek dan krempeng pasti aku akan dihina habis-habisan oleh mereka. Karena aku minder jadi sedari tadi aku diam saja." ucap Lily dengan akting wajah memelas seperti tak berdaya.

"Jadi begitu? Hahahaha. Salahmu sendiri kau jelek dan krempeng. Coba kalau kau semok, pasti kau akan menjadi salah satu wanitaku." ucap Ho meledek.

"Sudi amaatttt gua jadi simpenan lu! Baru kali ini gua bersyukur punya badan krempeng. Tetep pertahankan badan krempengmu Lily agar selamat dari Tuan Ho." ucap Lily dalam hati dengan perasaan lega.

Tanpa Lily sadari dia sudah tak takut lagi dengan Tuan Ho. Dia sudah punya senjata ampuh untuk menghadapinya. Hanya tinggal berurusan saja dengan para wanita iblisnya nanti. Meskipun takut, tapi Lily yakin. Jika dia bisa memperdaya Tuan Ho pastilah para wanitanya akan termakan umpan juga. Lily pun menyeringai.

Tuan Ho terlihat senang malam itu. Dia mengajak Lily berkeliling melihat indahnya kota London di malam hari yang diselimuti salju. Lily baru tersadar ternyata London sangat indah dan bernuansa romantis.

Lily melihat sebuah bus tingkat berwarna merah yang lucu. Dia ingin menaikinya. Akhirnya mereka berdua berkeliling ke London Eye, Katerdal St Paul, Istana Buckingham, Menara London dan Big Ben.

Lily terlihat senang sekali meskipun hawa dingin mulai mengusik tubuhnya. Tuan Ho mendekap Lily agar dia tak kedinginan. Lily merasa sikap Tuan Ho yang tak menentu membuatnya bingung dalam bersikap.

Hampir 2 jam mereka melakukan tour wisata berkeliling kota London dengan bus tingkat. Lily merasa kakinya sudah pegal karena heels yang dia gunakan. Tiba-tiba Tuan Ho membopong Lily. Lily terkejut. Banyak orang yang melihatnya. Mereka membicarakannya dalam bahasa Inggris.

"Lihatlah mereka berdua.. sangat romantis." ucap salah seorang yang sedang berdiri bergerombol akan menyeberang di traffic light.

"Terima kasih. Kami sedang honeymoon." ucap Tuan Ho dengan tersenyum ramah.

"Honeymoon? Honeymoon kepalamu! Tadi dia mengaku-ngaku jadi suamiku sekarang bilang bulan madu. Ho chann.. sampai rumah nanti akan kupukul kepalamu!" batin Lily dengan wajah menahan emosi.

Tuan Ho sengaja mengatakannya untuk membuat Lily kesal.

"Sudah malam. Kita pulang ya." ucap Tuan Ho dengan senyum menawan.

Tiba-tiba jantung Lily berdegup kencang. Wajahnya memerah. Tuan Ho hanya memandanginya dengan mata yang sendu.

Tuan Ho berdiri dipinggir jalan dengan Lily yang masih dalam gendongannya. Dia memberhentikan taxi dengan menjulurkan kaki kanan. Dia terlihat cuek saja dengan sikapnya.

"Kau ini tidak sopan. Memberhentikan taxi pakai kaki. Mana tanganmu?" ucap Lily tak habis pikir dengan sikap Tuan Ho.

"Tanganku sedang sibuk menggendongmu. Sudah diam. Jangan ribut. Udara mulai dingin. Aku tak suka salju." ucap Tuan Ho sembari menurunkan Lily.

Dia membukakan pintu taxi. Lily duduk disebelah Tuan Ho. Dia mendekap Lily dengan erat. Entah kenapa sedari tadi Tuan Ho menempel terus padanya. Taxi pun melaju perlahan melewati jalan bersalju ke Black Castle.

Lily teringat saat pertama kali melihat salju dan Tuan Ho ikut menari bersamanya.

"Jika Tuan Ho tidak suka salju kenapa saat itu dia ikut keluar dan bermain-main denganku?" ucap Lily dalam hati sambil memandang Tuan Ho yang hanya terdiam dengan pandangan lurus kedepan hampir tak berkedip.

Merekapun tiba di Black Castle. Tuan Ho menggendong Lily lagi. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.

"Apa yang kau lakukan? Aku sudah tidak pegal lagi. Aku bisa melepas sepatuku. Turunkan aku!" ucap Lily mencoba melepaskan diri dari gendongan Tuan Ho.

Tapi Tuan Ho diam saja dan makin erat menggendong Lily. Dia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya. Lily panik karena dia dibawa ke kamar Tuan Ho. Lily dibaringkan di ranjangnya. Lily pun langsung bangun tapi Tuan Ho segera merebahkannya dengan satu tangannya.

"Sudah diam. Aku lelah. Cepat tidur jangan berisik." ucap Tuan Ho yang menyenderkan Lily dibahunya dan mendekapnya dengan erat.

Lily diam saja. Jantungnya berdegup kencang. Dia bisa merasakan nafas Tuan Ho berhembus di rambutnya. Perlahan Lily merasakan pelukan hangat Tuan Ho.

"Perasaan ini seperti sebuah kenangan yang sudah lama aku rindukan. Malam ini. Hanya malam ini saja. Kubiarkan diriku berada dipelukannya." ucap Lily dalam hati. Perlahan Lily pun memejamkan matanya dan tertidur lelap.

1
Iamtvr
Tuan Charles: "Sudah dikasih clue, tidak mau mengerti." 😭
Iamtvr
Akhirnya bahasa kocak Bung Eko kembali lagi 😭
Iamtvr
Mbaa Leee aku baca novelmu lagiii, waktunya recharge energy paska dibantai habis-habisan sama dosen 😭
👑 N 💣
mksdtnya " dan menenangkan " gitu kah mbk😁
👑 N 💣
q bacanya kok kyaknya ada yg kurang.. apakah ada penghapusan kata mbk aju🤔
👑Ajudan Tante Lele💣: wah blm bc ulang, tar aku cek
total 1 replies
Kartika Wulan Sari
ini pembacaan ku yang ke 3x,yang pertama aku lupa tahun berapa,rasanya kayak senam jantung,nangis,tertawa,deg²an pokoknya campur aduk.Baca ke 2x nya ada bagian yang aku skip karena nangis nya sampai ke ulu hati dan yang kali ini aku ga tau mau aku skip lagi apa engga.Pokok nya ga bosen deh.Aku ada jiwa psikopat nya jdi untuk hal2 gila yang dilakukam vesper kedepannya aku suka sih.😄
👑Ajudan Tante Lele💣: makasih yaa😍
eh tapi kl pakai akun lama, bikin popularitas novel gak naik😩
tar kl baca lagi pakai akun baru ya😆
total 1 replies
Dhewa Shaied
Luar biasa
👑Ajudan Tante Lele💣: tencuuu ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ayay Nya Yuda
ga masalah Thor bahkan imajinasi 21+ aku lebih gila drps othor keknyaa hahahahahahah
👑Ajudan Tante Lele💣: jiah🤣
total 1 replies
Ayay Nya Yuda
🤣🤣😭😭😭
Ayay Nya Yuda
eko ekoo😭😭😭😭
Ayay Nya Yuda
gak sadar udh desember lg aja wkwkw
Ayay Nya Yuda
ngakak suuuuu
Ayay Nya Yuda
HAHAHAHAH KOCAK MAK ANAK SATU INI😭😭🤣🤣
Ayay Nya Yuda
aku jd ingat mantanku krna agak mirip visual kai,mknya aku di tim KFC thor wkwkw
Ayay Nya Yuda
THORR AKU KEK GAK RELA 2 SENIOR ITU MENINGGAL YAA HUWAAA😭😭😭
Ayay Nya Yuda
nah kan hahahah dikatain durhaka lu vier ahahahahahah
Ayay Nya Yuda
javier bener2 lu yee ntar abis luu diomelin emak lu si ular kobra itu hahahahaha
Ayay Nya Yuda
NGAKAK WOYLAH EKOO🤣🤣🤣
Ayay Nya Yuda
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ayay Nya Yuda
jd ingat satu film barat yg penjara bawah laut, seremmm
👑Ajudan Tante Lele💣: wah film apa tuh jadi pengen nonton
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!