Kisah rumit terjalin saat kepergian gadis culun menjadi TKI gelap ke Texas. Memulai dengan cara yang salah. Hingga membawa ia pada sebuah pertemuan dengan seorang Mafia Kejam. Pria yang memberikan kehidupan penuh kerumitan. Ia benci suara tembakan dan aroma alkohol yang ikut memasuki kehidupan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fara Dela Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27.PESONA ALEX
Dara menarik ke dua sisi ujung bibirnya ke atas. Tangannya menekan kebawah engsel pintu kamar Alex. Sebelum mendorong nya perlahan ke dalam. Sebisa mungkin ia untuk meminimalisir suara pintu yang terbuka. Tubuh nya masih perlahan-lahan. Menutup pintu kembali perlahan. Gadis culun itu tersenyum malu-malu melihat pria di atas ranjang.
Bagaimana tidak? Tubuh atas Alex polos tanpa sehelai benang pun. Memperlihatkan betapa mempesona nya perut kotak-kotak nan keras itu. Otot-otot lengan yang keras, serta kulit putih di perindah dengan beberapa tato naga di bahu pria itu dan tato timbangan di sebalnya lagi.
"Ugh! Kerasnya!" monolog Dara nyaris berbisik.
Gadis culun itu memukul pelan kepala nya. Bagaimana bisa ia memikirkan hal aneh saat melintas pria di atas ranjang itu. Wajahnya memerah karena pikir kotor nya. Kemana Dara Margaretha yang polos? Kemana si kutu buku?
Kenapa ia bisa menjadi gadis mesum saat bersama Alex Felton si Mafia kejam. Ke dua kaki Dara berjinjit mendekati ranjang. Ia duduk di lantai. Kepala nya menengadah sesaat. Karena tinggi nya tidak seberapa dengan tempat tidur.
Hembusan napas hangat teratur dari hidung mancung Alex. Dara mengigit pelan bibir pink basah itu. Kala jari telunjuk nya menyentuh bulu mata tebal lentik Alex. Senyum itu kembali mekar di bibir Dara. Jari tangannya jatuh pada hidung mancung Alex. Menyentuh garis hidung Alex. Sebelum tangannya jatuh pada bibir tebal merah itu.
Oh God! Dara merasa malu sendiri saat otaknya mengingat adegan ciuman mereka. Ia menarik tangannya, menutup wajahnya dengan ke dua tangannya. Oh. Sensasi itu masih terasa olehnya. Otak cerdas nya seakan menyimpan rasa itu dengan sangat rinci. Jantung nya berdebar. Ingin sekali Dara berteriak keras di jam empat pagi. Tapi ia menahannya.
Perlahan jari jemari itu bergeser. Hingga mata madu itu terlihat di balik ruas jari jemari yang di renggangkan.
"Wah! Mau pegang!" serunya malu-malu teredam oleh telapak tangannya.
Dara berdiri dari posisi duduk nya. Duduk perlahan di bibir ranjang. Dengan raut wajah mesum. Dara mengangkat tangannya menyentuh perut telanjang Alex dengan gerakan pelan. Jari jemari lentik itu menekan pelan sixpack Alex.
"Benarkan keras," monolognya lagi.
Dara terkekeh aneh. Ke dua mata gadis itu terbelalak kala sentuhan di pergelangan tangan nya. Terasa, Dara membawa manik mata madu itu ke atas.
Glek!
Dara meneguk kasar air liurnya kala pandangan matanya berbenturan dengan manik mata hijau itu.
"Apakah cukup hanya menyentuhnya seperti itu?"
Suara serak Alex Felton mengalun. Jantung Dara bertalu-talu karena suara Alex. Kenapa muka banyak Bos Mafia kejam ini bisa setampan dan sehot ini. Terkesan seksi dan menggoda nya.
Itu dia! Senyum miring yang kali ini di kembangkan oleh Alex Felton akan di klaim oleh seorang Dara Margaretha sebagai senyuman paling yang ia sukai di dunia ini.
"Kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" kembali suara Alex mengalun membuat ke dua kelopak mata Dara berkedip-kedip cepat.
"A——alex!" serunya tergagap.
Alex menarik keras tangan Dara. Hingga tubuh Dara jatuh menyamping pada dada bidang Alex. Hembusan napas mint itu menerpa wajah Dara. Jarak yang ada sangat dekat. Hanya tiga cm saja, maju sedikit makan bibir merah itu bisa mengecup bibir pink Dara.
"Kenapa? Kenapa berkeliaran di kamar pria selagi ini, Hem?" Alex berujar serak,"apakah kau bermaksud menggoda aku, kelinci manisku?" sambung nya lagi.
Dara mengulum bibir nya yang terasa kering seketika. Kerongkongan nya terasa kering mendadak karena pria ini. Kenapa rasa tak karuan saat berada sedekat ini dengan pria ini.
Tangan Alex memeluk pinggang ramping Dara. Sebelah tangannya lagi jatuh pada pipi chubby Dara. Gadis culun ini terlihat lucu saat seperti ini. Kala mata sipit itu membesar karena ulahnya. Kala manik mata coklat itu melebar karena pelakunya. Sangat di sukai oleh Alex.
"Aku ingin membawamu pada hal-hal yang bisa di tawarkan oleh pria lainnya. Sayang sekali aku tidak bisa melakukan hal seperti itu saat ini. Aku tidak tau apakah kau harus bersyukur atau merasa sial karena hal itu. Jika saja aku tidak memiliki penyakit ini, kau sudah pasti sejak awal habis di atas ranjangku! Terbang bersamaku!" Ucap Alex Felton dengan suara berat nya. Jangan lupakan ekspresi mesum pria ini.
Dara tidak tahan. Dia kalah! Kepalanya jatuh begitu saja di dada bidang Alex yang polos. Alex dapat melihat ke dua daun telinga Dara memerah. Karena ulahnya.
"Alex!!" Dara memekik keras dengan tubuh menggelinjang geli.
Alex tertawa keras membuat tubuh Dara bergoyang. Telapak tangan Alex dengan kurang ajarnya membuka pengait branya. Entah kenapa bagi Alex Felton menggoda Dara sangat menyenangkan.
"Kenapa?" ujarnya setelah tertawa keras.
Dara mencubit kecil dada keras Alex. Pria itu mengerutkan dahinya karena ulah gadis di atasnya ini.
"Kau berani mencubitku?" seru Alex.
Dara mengangkat kepalanya nya. Raut wajahnya tampak begitu lucu. Bibir tipis pink itu mengerucutkan lucu.
"Jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu jika tidak ingin mati kehabisan napas," ujar Alex mengancam Dara.
Dengan hitung detik Dara mengigit bibir bawahnya.
"Kamu nggak boleh menggigitnya. Biar aku yang gigit saja," imbuh Alex lagi.
Bug!
Telapak tangan Dara menepuk pelan dada bidang Alex dengan wajah kesal. Kepalanya kembali jatuh ke dada bidang Alex. Membebankan wajah yang malu pada dada Alex yang terasa hangat.
Alex terkekeh melihat tingkah Dara. Gadis ini bisa juga malu. Padahal terkadang tidak tau malu.
...***...
"Ini mau kemana hari ini?" Tanya Mark di kursi pengemudi.
Dara melirik Mark Felton dari ekor matanya.
"Ingin ke perpustakaan," jawab Dara singkat.
Gadis culun ini terlihat sibuk membaca buku yang di beli nya kemarin.
Manik mata hijau itu melirik Dara yang terlihat sibuk dengan buku.
"Memangnya dapat tugas apa?"
"Menuliskan tentang penyimpanan seksual, penjelasan, penyebab dan akibatnya. Cukup banyak bukan?"
"Iya." Mark mengangguk kepala nya. Mobil melaju dengan kecepatan rata-rata.
Ke dua nya kembali diam. Mark terlihat menatap serius jalan di depannya.
"Oh, iya. Mark apakah kau tau dengan Juan Brown?"
"Ya. Kenapa?"
"Apa sih hubungan kakak-beradik Brown dengan Alex?" tanya Dara penasaran. Ia memangku buku bacaannya di paha nya. Ia menoleh menatap raut wajah Mark dengan pandangan penasaran.
Si manja mengulum bibir nya. Ia bahkan menghela napas pendek."Sahabat. Dia adalah sahabat Alex saat di universitas. Sedangkan Jenni Brown adalah pacar dari sahabat Alex satu lagi," jelas Mark dengan nada aneh di telinga Dara.
"Lalu kenapa mereka terasa seakan membenci Alex?"
"Itu..." Mark memberi jeda,"aku tidak tau pasti dengan permasalahan mereka. Yang pasti hubungan mereka buruk setelah kematian Zain Lewis," sambung Mark.
"Eh? Zain Lewis?" ujar Dara dengan nada tak yakin.
"Ya, kenapa?"
"Aku seperti tidak asing dengan nama belakang itu."
"Ya, tentu saja. Pria yang berwajah menyeramkan waktu itu. Yang bersama Jenni dan Juan."
"Ah! Iya. Si Alan Lewis itu. Apakah dia itu kakak Zain Lewis?" tanya Dara dengan wajah syok.
"Ya. Kau pintar juga ternyata." Mark terkekeh sembari memutar sedikit kemudi.
Dara memutar malas ke dua bola matanya mendengar kekehan Mark Felton. Ia mengerut dalam, apakah ada sesuatu di balik permusuhan itu? Tidak mungkin hanya karena kematian Zain Lewis semata. Apa yang sebenarnya terjadi?
romantis banget
untuk karya² kakak
tidak ada dokter psikologi.
S1 psikologi itu mrnjadi psikolog.
sedangkan psikiater, itu sekolah S1 Kedokteran.
setelah lulus, mengambil spesialist/S2 psikiater.