Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB29
Ia tidak perlu menggunakan kata-kata. Kekuatan yang ia miliki sudah cukup untuk berbicara.
"Vortex, Lone, Raja Hitam, Assassin," perintah Adnan, suaranya tenang namun mutlak. "Amankan Bunga Angin Malam. Hancurkan Lencana Sumpah Palsu yang dipegang Putri Elara! Aku tidak ingin ada kelemahan dalam pertahananku!"
Dengan perintah itu, dua makhluk Rank SS dan enam makhluk Rank S (termasuk Raja Hitam dan lima Assassin) yang loyal kepada Adnan segera bergerak.
Vortex dan Lone, dalam wujud manusia Rank SS, melangkah maju. Aura Primordial mereka menyapu bersih keberanian sisa-sisa faksi yang lain.
"Lindungi Nona Elara!" teriak pemimpin Ordo Kegelapan dengan panik.
Pertempuran tak terhindarkan! Fokus serangan Adnan bukan pada pembunuhan, melainkan pada Lencana Sumpah Palsu, satu-satunya artefak yang dapat melumpuhkannya.
Perintah Adnan mutlak: "Hancurkan Lencana Sumpah Palsu!"
Vortex, Lone, Raja Hitam, dan lima Assassin (total dua Rank SS dan enam Rank S) segera bergerak. Mereka adalah badai yang tak terhentikan.
Putri Elara, yang dikelilingi oleh 10 anggota Ordo Kegelapan yang gemetar, tahu bahwa pertahanan mereka tidak akan bertahan lama melawan begitu banyak kekuatan Rank S ke atas.
"Kita tidak punya pilihan!" teriak Putri Elara, wajahnya pucat. "Ordo Kegelapan, aktifkan Teknik Darah Pengkhianat! Lindungi Lencana ini dengan nyawa kalian!"
Mendengar perintah itu, sepuluh anggota Ordo Kegelapan segera mengeluarkan kristal darah kecil dari jubah mereka. Mereka menusuk dada sendiri dan mengoleskan darah itu ke kristal.
Syuuutt!
Darah itu diserap oleh kristal, dan aura Rank A yang mereka miliki meledak.
Peringatan! Pengurangan Usia: 3 Tahun!
Dalam sekejap, sepuluh anggota Ordo Kegelapan yang tadinya Rank A melonjak, auranya meluap-luap mencapai Rank SS!
"Maju! Mati demi garis keturunan kita!" raung pemimpin Ordo.
Mereka tahu harga yang harus dibayar, tetapi bagi mereka, melindungi Putri Elara dan Lencana Sumpah Palsu adalah takdir mereka.
Puncak Guntur meledak dalam pertempuran Rank SS.
1. Perisai Pertahanan Ordo:
Sepuluh anggota Ordo Kegelapan Rank SS baru segera membentuk perisai di sekitar Putri Elara, memfokuskan energi mereka untuk melindungi Lencana Sumpah Palsu, artefak satu-satunya yang bisa mengalahkan Adnan.
2. Serangan Primordial:
Vortex (Rank SS): Menggunakan Mana Lautan Primordial, ia menciptakan pusaran air murni di udara, menghantam tiga anggota Ordo. Teknik Rank SS mereka memang kuat, tetapi serangan Primordial Vortex jauh lebih efektif.
Lone (Rank SS): Lone bergerak seperti kilat, setiap pukulan tangan manusianya memiliki kekuatan Singa Terus. Dia fokus menembus formasi, mencari celah menuju Elara.
3. Serangan Shadow:
Lima Assassin (Rank S): Mereka menghilang ke dalam bayangan. Target mereka bukan menghancurkan, tetapi menciptakan kekacauan dan celah. Mereka adalah spesialis yang bekerja di bawah bayangan dua Rank SS.
Raja Hitam (Rank S): Raja Hitam yang baru bertransformasi, tanpa baju dan penuh otot, melompat dengan kekuatan brutal Rank S yang baru dinetralkan racunnya. Ia menerjang barisan Ordo, mematahkan beberapa pertahanan dengan tangan kosong.
Meskipun Ordo Kegelapan mencapai Rank SS, mereka melakukannya dengan meminjam kekuatan—kekuatan yang tidak stabil dan mengurangi usia. Mereka tidak sebanding dengan Vortex dan Lone, yang adalah Rank SS sejati dengan basis Primordial.
Dalam waktu kurang dari satu menit, Lone berhasil menembus celah. Ia tidak menyerang Elara, tetapi langsung mengincar objek di tangannya.
CRACK!
Tangan Lone mencengkeram Lencana Sumpah Palsu yang dipeluk Elara. Energi kehancuran alam meledak dari cengkeramannya.
Lencana Sumpah Palsu, artefak yang ditakuti, hancur berkeping-keping menjadi debu abu-abu.
Putri Elara menjerit histeris. Kelemahan fatal Adnan telah musnah.
Adnan, yang menyaksikan semua ini, merasakan aura gelap yang menekannya menghilang. Ia kini benar-benar aman dari jebakan pengkhianatan Elara.
Kehancuran Lencana Sumpah Palsu menghantam Putri Elara seperti pukulan fisik. Rasa panik dan keputusasaan terlihat jelas di wajahnya. Formasi pertahanan yang dibentuk oleh sepuluh anggota Ordo Kegelapan yang baru saja mencapai Rank SS secara paksa, seketika goyah.
"LARI! MUNDUR! SEKARANG!" teriak Putri Elara, mengeluarkan perintah mundur darurat.
Dia tidak memedulikan nasib para pengikutnya. Putri Elara tahu, tanpa Lencana itu, dia hanyalah target empuk bagi Adnan dan sekutu Primordialnya.
Anggota Ordo Kegelapan, yang sudah membayar mahal dengan usia tiga tahun mereka, segera berbalik dan berusaha lari mengikuti Elara. Mereka menggunakan teknik bayangan keji untuk menyebar dan menghilang dari Puncak Guntur secepat mungkin.
Adnan melihat mereka melarikan diri. Ia bisa saja memerintahkan Vortex dan Lone untuk mengejar dan menghabisi mereka.
"Ancient?" tanya Adnan.
"Tuan Bintang," jawab Ancient. "Biarkan mereka lari. Target utama adalah bunga sudah di tangan Tuan, dan kelemahan Tuan sudah hancur. Kita tidak perlu menghabiskan energi untuk pembantaian. Tugas Tuan berikutnya adalah menyempurnakan Proyek Penjaga Dunia!"
Adnan mengangguk, menyetujui saran Ancient. Energi dan waktu mereka terlalu berharga untuk dihabiskan mengejar Rank SS gadungan.
Dalam sekejap, kekacauan Puncak Guntur mereda. Yang tersisa hanyalah faksi-faksi yang terdiam ketakutan:
Pangeran ke-7 dan ke-8: Mereka benar-benar lumpuh oleh rasa takut. Mereka menyaksikan kehancuran Ordo Kegelapan dan kemunculan dua Rank SS Primordial. Mereka segera memberi isyarat kepada pengawal mereka untuk mundur secara diam-diam.
Penyihir Bayangan Malam: Tujuh penyihir itu membungkuk dalam-dalam kepada Evanthe, dan kemudian menghilang ke dalam bayangan, menepati janji mereka untuk tidak mengganggu.
Keluarga Awan Bersalju, Alkemis, dan Penempa: Mereka segera membubarkan diri. Tidak ada dari mereka yang berani menyentuh Bunga Angin Malam yang telah dipetik oleh Adnan.
Adnan berdiri tegak. Ia telah mendapatkan bunga itu, menghancurkan Lencana Sumpah Palsu, dan mengumpulkan dua sekutu Primordial Rank SS, enam sekutu Rank S, dan loyalitas Jenderal Qilin (Evanthe).
"Evanthe, Raja Hitam, Vortex, Lone, dan para Assassin," perintah Adnan. "Kita kembali ke gua rahasia Ancient. Saatnya menyempurnakan Proyek Penjaga Dunia."
Di bawah cahaya bulan purnama, kelompok Adnan meninggalkan Puncak Guntur, membawa kemenangan mutlak dan Bunga Angin Malam yang legendaris.Adnan tidak membuang waktu. Dengan Bunga Angin Malam aman di Ruang Penyimpanan Sistem-nya, kelompok itu melesat kembali ke Gua Rahasia di Hutan Utara.
Mereka tiba di gua rahasia. Patung humanoid—Boneka Mayat—masih terbaring di tengah, memancarkan aura potensi Rank SSS yang tenang. Adnan segera menempatkan sekutunya di pos pertahanan.
"Ancient," panggil Adnan. "Ritual dimulai sekarang! Aku sudah membawa semua yang kau minta."
Adnan mencatat semua item di benaknya:
Buah Nafas Abadi
Bunga Mana Merah Sunyi
Inti Hiu Sisik Merah
Bunga Angin Malam
Buah Panca Jiwa
Ancient, dalam wujud esensinya, bergetar kegirangan. "Akhirnya, Tuan Bintang! Buah Panca Jiwa hampir Hamba lupakan! Itu adalah kunci untuk menanamkan kesadaran pada Boneka Mayat, memastikan Boneka ini bukan hanya mesin, tetapi memiliki jiwa untuk melindungi Tuan!"
ini gambar
Buah Panca Jiwa
Bunga Mana Merah Sunyi
Buah Nafas Abadi
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌