Ketika banyak yang mulai mempermasalahkan penampilan ku, disitulah perubahan mulai merubah penampilan ku. Ya, gadis cupu ini sudah berubah menjadi cantik, Zevana Willen, kini dia sudah bisa mengepakkan sayapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyqilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelukan hangat
*****
Kini Zevana hanya berdua dengan Febian, Zevana pun mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada Febian.“ Apa kak Bian benar-benar menyukaiku? “ Tanyanya dengan wajah yang tertunduk sambil memainkan jemari jempol dan telunjuknya.
“ Aku bukan hanya menyukaimu Ze, aku sangat-sangat menyukaimu, sebenarnya aku mau langsung memberitahumu, tapi aku tidak pernah mendapatkan waktu yang pas. Ze…apa kamu masih menyukai pria itu? “ Jawab Febian dengan penuh kepastian, lalu ia mempertanyakan bagaimana perasaan Zevana saat ini.
Zevana tersentak dengan pertanyaan dari Febian, ia langsung mendongakkan kepalanya dan kemudian melihat ke arah Febian.
“ Maksud kak Bian? “
“ Zayn…apa kamu masih menyukainya? “
“ Dari mana kakak tau? Apa Dandy yang menceritakannya? “
Febian menggeleng. “ Bukan, Dandy tidak pernah menceritakan soal dirimu yang menyukai Zayn, aku tau dari orang lain. “
“ Siapa itu? “
“ Itu tidak penting Ze, sekarang yang terpenting adalah perasaanmu, apa kamu masih menyukai Zayn? “
Zevana tertunduk, dirinya bahkan tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Dia memang cukup kesal dan sangat benci dengan kepribadian Zayn setelah Zayn mengetahui tentang perasaannya, namun, walau demikian, Zevana tidak bisa dengan mudah melepaskan perasaan nya begitu saja.
“ Jadi kamu masih menyukainya. “ Tebak Febian karena ia melihat Zevana yang tertunduk dan tidak menjawab pertanyaannya.
“ Bukan seperti itu kak, aku hanya butuh waktu, semua butuh proses, sama hal nya dengan perasaanku, aku tidak bisa memaksakan perasaanku kak. “ Jawabnya.
“ Kalau begitu, apa kamu mau perlahan-lahan melupakan Zayn dan mencoba untuk mengalihkan perasaanmu itu padaku? “ Tanya Febian dengan penuh harap.
Zevana masih tertunduk sambil memainkan jari telunjuk dan jempolnya, ia masih sangat bingung dan tidak tahu harus memberi jawaban apa.
Perasaannya menjadi cukup tidak terkendali, bukan hanya karena ia tiba-tiba tahu jika Febian menyukainya, namun, ada beban juga di dalam dirinya, Zevana masih memikirkan bagaimana reaksi neneknya nanti jika sampai dia membuat keputusan yang mengecewakannya.
“ Ze, aku tidak akan memaksamu, kalau kamu memang tidak bisa menerima ku, aku tidak apa-apa, mungkin kita belum berjodoh. Jangan terlalu terbebani. “ Ucap Febian sambil mengusap lembut bahu Zevana.
Dan saat Febian berbalik dan ingin meninggalkan Zevana, tangan Zevana dengan segera meraih lengan tangan Febian sehingga Febian menghentikan langkahnya dan kembali berbalik melihat ke arah Zevana.
“ Aku mau…aku akan mencobanya, tapi kak Bian mau kan bersabar? “ Ucapnya lirih bahkan Febian sampai harus sedikit menunduk untuk mendengar apa yang sedang Zevana bicarakan.
“ Maaf, Ze, suaramu terlalu kecil, aku tidak mendengar mu. “ Ucapnya.
Zevana mendongakkan kepalanya. “ Kak Bian mau kan bersabar? “ Tanyanya dengan suara yang sudah sedikit meninggi.
Febian pun tersenyum senang, lalu ia menarik tangan Zevana yang tadi sempat memegangi lengannya dan kemudian Febian mulai memeluk tubuh mungil Zevana, tubuh tegap Febian terasa begitu hangat sampai Zevana memejamkan kedua matanya saat Febian memeluknya.
*****
“ Langga, lihat…mereka berpelukan, sepertinya perjodohan ini akan berjalan dengan lancar. “ Ucap Syarah yang bisa melihat dengan jelas Febian dan Zevana yang kini sedang berpelukan.
Semua mata pun tertuju pada Febian dan Zevana yang saat ini sedang berpelukan, bahkan Alian sampai tercengang, begitu juga dengan Langga dan Sania, ia tidak menyangka jika Zevana dan Febian memiliki hubungan sampai sejauh itu.
“ Sejak kapan mereka? Bukannya saat itu Febian bilang supaya aku tidak memberitahu Ze soal perasaannya? “ Gumam Alian bingung masih mempertanyakan ada apa di antara Zevana dan Febian saat ini.
*****
Zevana membuka kedua matanya lalu ia baru sadar jika banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua, Zevana pun langsung melepaskan pelukannya itu.
“ Kak, sepertinya mereka sedang memperhatikan kita. “ Ucap Zevana sambil memalingkan wajahnya karena malu.
Febian pun menoleh dan melihat ke arah dalam restoran, lalu semua mata yang tadi menatapnya pun langsung mengalihkan pandangan mata mereka saat berpapasan dengan tatapan Febian.
“ Kamu benar, mereka sedang memperhatikan kita, ya sudah, ayo kita masuk. “
Febian menggandeng tangan Zevana dan membawanya masuk kembali kedalam restoran.
“ Ekhem…ekhemmm…”
Suara Dandy berdehem mencairkan suasana yang awalnya tegang, dan Febian, saat dia duduk, Febian langsung menyikut pinggang Dandy karena sudah berani menggodanya seperti itu.
