Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.
Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.
Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.
Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.
Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.
Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Cemburu?
Happy reading
Seusai berbincang dengan Ryuga, Ayu dan Nofiya berganti menghampiri kedua sahabat mereka, Machan dan Ririn.
Ternyata benar yang dikatakan oleh Nofiya. Kedua sahabatnya itu berada di stand bakso bersama Dimas dan Dirgantara.
Selayaknya pasangan remaja yang tengah kasmaran, mereka terlihat asik bercengkrama tanpa memedulikan orang yang berada di sekeliling. Seolah dunia ini hanya milik para insan yang sedang jatuh cinta. Yang lainnya cuma numpang lewat atau sekedar berwisata.
"Enak banget kalian. Aku cari-cari, nggak taunya malah mojok di sini." Ayu menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi kayu. Tepatnya, di hadapan Machan dan Dimas.
Mimik wajah mereka berdua seketika berubah pias. Seperti pencuri yang sedang dipergoki.
Machan dan Dimas dihinggapi rasa takut. Mereka tidak ingin jika hubungan yang baru saja terjalin, diketahui oleh banyak orang. Terlebih oleh dua ketua geng, Ayu dan Arumi.
Baik Machan maupun Dimas berpikir, Ayu tidak akan mendukung hubungan mereka.
Karena bisa saja, Arumi akan kembali mengibarkan bendera perang jika mengetahui lelaki yang dicinta malah menjalin hubungan dengan anggota Geng Srikandi.
"Udah puas belum ngobrolnya? Kalau udah, kita gabung sama panitia yang lain. Acara udah mau selesai."
"Cepet banget." Machan menanggapi ucapan Ayu dan berusaha menyembunyikan wajah pias nya dengan sedikit menundukkan kepala.
"Dari jam delapan sampai jam empat sore. Cukup lama 'kan?"
"Kirain sampe' malem."
"Kalau acaranya sampe' malem, kasihan temen-temen Pak Juna. Mereka masih ada kerjaan di studio."
"Kasihan sama temen-temennya, apa sama Pak Juna nya?" Ririn menyahut. Ia sedikit menggeser posisi duduknya yang semula berdekatan dengan Dirgantara.
Berbeda dengan Machan dan Dimas, mimik wajah Ririn dan Dirgantara terlihat biasa saja. Keduanya malah senang jika Ayu dan Nofiya memergoki mereka tengah bersama.
"Kasihan sama semua orang yang udah maksimalin tenaga buat kelancaran acara. Bukan sama mereka yang dari awal acara lepas tanggung jawab dan malah mojok sampai lupa waktu." Ayu membalas ucapan Ririn.
"Kamu nyindir kami, Yu?" Dirgantara tertawa kecil. Ia merasa tersindir, meski sadar jika rangkaian kata yang diucapkan oleh Ayu adalah fakta.
"Aku nggak nyindir. Kalau kalian merasa, ya berarti ucapanku tadi fakta. Bukan sindiran." Ayu menyelipkan sebaris senyum. Gurat amarah tak terlihat sedikit pun menghiasi wajahnya. Bahkan, perkataan Ayu terdengar seperti candaan.
"Kalian tega. Nggak ngasih tau aku ... kalau kalian udah sedekat ini. Atau jangan-jangan, kalian malah udah jadian?"
"Kamu aja nggak mau ngasih tau ke aku, siapa sebenarnya sosok cowo yang udah milikin kamu. Dan itu, sukses bikin aku penasaran?" Dimas menimpali sambil menggetok pelan kepala Ayu yang terlindungi topi hitam kesayangan. Ia kesal karena Ayu menyembunyikan rahasia besar darinya.
"Bener. Kamu sama Pak Juna ... sebelas dua belas. Nggak mau ngasih tau sapa sebenarnya pasangan kalian." Dirgantara turut menimpali.
"Jangan samain Ayu dengan Pak Juna, karena mereka emang sama." Nofiya menyahut dan berusaha menahan tawa karena kode injakan yang diberikan oleh Ayu.
"Dah lah, jangan ngomongin Pak Juna. Nanti dia bisa keselek mic kalau diomongin mulu."
Celotehan Ayu menggelitik telinga dan mencipta tawa. Ayu tidak sadar jika sosok yang dibicarakan sudah berdiri tepat di belakang tempat duduknya.
"Ehem." Suara deheman Arjuna membuat Ayu terkesiap dan berhasil mengalihkan atensi semua anak didiknya yang tengah nongkrong di stand bakso.
"Pak Juna --" gumam mereka hampir bersamaan.
"Acaranya sudah mau selesai. Segera berkumpul. Saya tunggu di depan panggung bersama panitia yang lain," tutur Arjuna--mode serius. Wajahnya terlihat datar, tanpa seutas senyum pun yang tersemat.
"Siap, Pak." Dimas dan Dirgantara menjawab kompak. Sementara Ayu dan ketiga sahabatnya hanya mengangguk pelan.
Ayu menyadari jika ada yang berbeda dengan Arjuna.
Apa mungkin ... dia cemburu pada Ryuga? Itu yang terbesit di dalam pikiran-nya.
Seusai bertutur, Arjuna melangkah pergi dan mengurungkan niatnya untuk berbicara berdua dengan Ayu. Meski batinnya masih dipenuhi deretan tanya yang ingin segera memperoleh jawaban.
🍁🍁🍁
Bersambung
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
surga dunia..
aseeekk