MOVE

Cahaya terang menyinari kembali mata gaura perlahan gaura membuka kedua matanya dan tersenyum lebar membenci akan mimpi ini, dimana dirinya berada di ruangan yang putih dengan sinar yang begitu terang perlahan gaura bangun berjalan mencari keberadaan seseorang di sana.

Puluhan kali gaura melangkah dirinya tak menemukan siapapun tak ada seseorang yang ia temui gaura memilih duduk meletakan wajahnya di atas lengan tangannya,hingga terasa tangan halus mengusap halus kepala gaura, gaura hanya diam dan tak ingin melihat siapa orang yang berada di sampingnya rasanya sudah muak berulang kali harus merasakan seperti mengulang ulang hal yang sudah terjadi dan kembali bersikap dan berjalan seperti orang pemilik raga ini.

"kapan aku kembali"tanya gaura dengan nada yang serak seperti menahan tangis di matanya

"kamu lelah?? Kamu menyerah?? Apakah dengan menyerah kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau?? Hidup memang terkadang terasa begitu berat dan melelahkan tapi jika kamu terus mengeluh dah menyerah kamu tidak akan tahu bagaimana nikmatnya dan indahnya kebahagiaan di depan sana"

"aku hanya muak jika harus hidup sebagai orang lain,aku adalah aku"

"menjadi diri sendiri adalah suatu hal yang sangat baik tapi jika kondisi mu sekarang menjadi dirimu sendiri bukan hanya harta tapi nyawamu juga akan hilang terbawa angin, belajar dari harimau dia bisa bersikap manis di depan lawan namun jika sudah merasa waktunya dia akan menerkam lawan tepat di hadapannya"

"hidup jangan terlalu banyak mengeluh tapi hidup perbanyaklah usaha dan nikmati setiap perjalanan yang kau tempuh,jika kamu ditakdirkan di raganya makan pergunakan dengan baik hidup hanya sekali kamu masih bersyukur di berikan hidup untuk kedua kalinya jadi bersyukurlah"

"tanpa kau beri tahu aku sudah tau bagaimana rasanya bersyukur itu tapi ini sungguh rumit bagi ku hidup di antara dendam dan hangat keluarga menghalangi semuanya kau tak paham apa yang sedang ku rasakan jadi tolong jangan terlalu banyak bacod"saut gaura yang kesal dan emosi mendengarkan omongan orang di sampingnya yang sepertinya menyudutkan dirinya

"baik kalo begitu kembalilah atau aku akan membawamu ke alam lain HAHAHAHAHAHAH"teriak seseorang di samping gaura dengan tertawa yang panjang dan melengking membuat gaura terbangun dari tidurnya dan mengelus dadanya ternyata hanya sebuah mimpi jadi untuk apa di pikirkan.

Matanya menyusuri sekitarnya di kamar?? Infus?? Antares? Mengapa ada manusia itu di kamar ku? Ah pasti dia yang menyelamatkan ku untuk ke dua kalinya dan aku percaya itu

"sudah lebih baik?"tanya antares di antara keheningan yang hanya terdengar suara detak jarum jam

"not too much but still good"jawab gaura dengan nada yang masih terdengar sangat lemah

"istirahat untuk beberapa hari sudah ku minta izin untuk kepulihan mu,tolong kali ini adalah kali terakhir dirimu membuat ku repot"kata antares sambil berlalu pergi meninggalkan gaura yang hanya menatapnya sekilas dan segera mencoba untuk bangun dari tidurnya

"lagi siapa juga yang mau merepotkan orang seperti jika dia"kata gaura lirih dan mengambil handphonenya notifikasi dari beberapa anak buah terus mengirimkannya beberapa video dan beberapa pesan tentang apartemen miliknya yang di paksa masuk oleh 2 orang sekaligus.

Perlahan gaura mengambil earphone yang tak jauh dari vas bunga si atas meja lampu tidurnya memasangnya di telinganya dan segera mendengarkan pembicaraan mereka gaura hanya tersenyum puas akan tingkah bodoh mereka yang mencoba mengobrak abrik apartemen miliknya mau di cari dimanapun sampai kapanpun juga gak akan ada bukti apapun dan barang apapun untuk di jadikan informasi, semua flashdisk dan semua barang yang menjadi incaran mereka sudah berada di kamar princess ini.

Gaura hanya tertawa kecil dan menghubungi salah satu anak buahnya untuk mengerjakan tugas baru yang akan di berikan olehnya.

"berikan aku informasi tentang keluarga William Shakespeare ada apa hubungannya dengan ganesha prawanta ku kasih waktu kurang lebih 1 hari esok tolong berikan kepadaku"

"baik bos"

"Shakespeare??? Seperti aku kenal nama itu nama yang pasti di ambil dari nama keluarga lama william apa kamu sudah siap semuanya??"kata caramel tertawa lebar hingga membuat bibir yang robek mengeluarkan sedikit darah

"ahhh anjixx kenapa pake berdarah segala sih, tapi gak apa masalah pertama sudah ada titik terang sekarang cuman tinggal satu cari tau keberadaan papa"sambung caramel sambil menatap kalung silver di lehernya dan mencium liontin kalung yang berbentuk huruf A

Di sisi lain zishya yang menatap kosong ke arah jendela kamarnya menikmati setiap hembusan angin alami dari luar perlahan pikirannya kosong dan air mata pun terhenti sudah tak ada lagi teriakan histeris, tangisan histeris dari bibirnya sekarang hanya tersisa lamunan dan tatapan kosong dari wajah zishya.

"kalo lu terus begini siksa diri lu gw gak akan pernah maafin lu lagi, came on girl dunia ini tempat orang seneng seneng hidup mati orang udah di tentuin kalo lu terus di dalam kesedihan lu bukan temen gw tapi lu musuh gw lest go bangkit dan senyum lagi janji ya"

Zishya yang mengingatkan perkataan Abhaya hanya tersenyum getir dan menghapus airmatanya dan beberapakali mengusap dadanya sambil memejamkan matanya mengatur nafasnya agar sedikit tenang dan lega

"bener apa kata tata,kalo aku terus dalam kesedihan gini gak akan bisa buat tata hidup lagi jadi aku harus terus semangat dan coba bersosialisasi dengan orang baru ayo bisa zishya"kata zishya sambil tersenyum dan menghapus airmatanya

"gw janji gw bakal jadi zishya yang ceria dan yang gak cengeng lagi, makasih tata meskipun kita bukan lagi temen si dunia nyata tapi kita akan selalu berteman sampai di akhirat nanti"sambung zishya mencoba untuk tersenyum dan menghirup udara lebih dalam lagi

Angin segar membawa zishya sadar dari kematian abhaya mau sehebat apapun kita menangisinya, seberapa lamanya kita menangisinya tidak akan membuat seseorang yang sudah mati akan kembali pulang dan hidup kembali hanya ada doa yang berjalan menuntunnya dan bertemu di akhir nanti.

Zishya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya mengompres kedua bola matanya yang bengkak dengan air dingin agar lebih cepat kempes setelah melakukan ritualnya zishya duduk kembali di meja belajarnya yang menghadap ke luar jendela sambil mengeluarkan kanvas mulai menggambar sketsa wajah caramel.

Kepala seseorang pria memperlihatkan di depan jendela kamar zishya, sembari tersenyum pria itu mengamati kebahagiaan yang mulai terpancar dari wajah zishya yang kala ini sedang sibuk dengan kanvasnya dan alat gambarnya bahkan kehadirannya tak begitu menarik perhatian zishya. Merasa akan sesuatu zishya mencoba menatap ke depan jendela kamarnya namun tak ada siapapun membuat zishya membuang segala fikiran negatif dan memilih untuk menutup jendela kamarnya

Sebelum itu zishya membuang terlebih dahulu air dingin kompresannya tadi ke luar dan segera menutup jendela kamarnya dan menutup hordeng agar lebih nyaman dan tenang. Tanpa di sadari zishya ada seseorang yang sudah basah kuyup terkena air guyuran zishya.

"sialan zishya anak haram emang bisa bisanya orang ganteng begini di buat kaya tikus kecebur got"

"seperti ada yang bicara?"ucap zishya sambil melihat kekanan dan kekiri tak ada siapapun tak ada suara lagi membuat zishya parno dan berlari ke atas tempat tidur dan menyelimuti sejujur tubuhnya.

Bersambung