The Duke And His Little Girl

Sebuah cahaya terang berwarna keemasan keluar dari tubuh Alena, dia melangkah ke arah Mattias berada. Bola cahaya itu kini semakin mendekati tubuh Alena.

"Alena?" Bisik Mattias yang hampir kehilangan kesadarannya, dia berkedip karena merasa itu hanya halusinasinya sebelum dia mati.

"Alena?" Bisik lagi Mattias, hingga cahaya terang keluar dari tubuh Alena. Saat itulah Mattias sadar bila dirinya sedang tidak berhalusinasi.

"Alena!" Pekik Mattias dengan kedua bola mata yang terbelalak, kaki Mattias yang hampir patah dia paksakan untuk berdiri.

Brak!

Satu tulang kaki Mattias patah, Alena berbalik menatap Mattias dan tersenyum sebelum akhirnya membacakan mantra terakhir. Sebuah cahaya keemasan kembali berpijar, seluruh pakaian Alena hancur seperti abu, dan menyisakan tubuh Alena yang berpijar.

"Aku mencintai mu Alta." Alena meneteskan air matanya, dia memeluk Mattias dan mengecup bibir pria yang begitu di cintainya itu.

Blush!

Tubuh Alena berpijar terang dan mulai menghilang, mata Mattias terbelalak saat keningnya menyala dengan pedang reinkarnasi yang ikut bersinar terang.

Cling!

Pedang reinkarnasi berdiri di hadapan Mattias, pedang itu melesat dengan kecepatan tinggi dan membelah bola energi itu hingga terpecah dan hancur berkeping-keping.

"Bagaimana bisa?" Iblis itu kini tertegun, tubuh Mattias di selimuti oleh energi yang tak pernah di kenali iblis itu sebelumnya.

Mattias meneteskan air matanya, dia terisak dan berdiri tegak. Kakinya perlahan pulih dengan tangis yang semakin menjadi, pedang reinkarnasi nampak mendekati sang empu.

"Aleeena!" Teriak Mattias, dia berlari menuju ke arah iblis itu, iblis itu tertegun dengan kecepatan luar biasa yang di miliki oleh Mattias. Bola energi kembali menyerang dengan kekuatan yang lebih besar dan jumlah yang lebih banyak.

Mattias menghindar dengan gesit, dia melangkah dengan kecepatan seperti kilat. Bintang yang melihat bagaimana Alena mengorbankan diri hanya menangis tersedu-sedu. Bagaiamana-pun juga Bintang tetaplah anak kecil, ingatannya masih tersegel dan kekuatannya belum terbuka sedikit-pun.

"Ayah!" Teriak Bintang saat hantaman pedang reinkarnasi dan iblis itu saling beradu, Elektra tak ada di tempat sehingga tak ada yang membantu Mattias.

Namun, kakek Daisy agaknya sudah melangkah lebih cepat dari yang di perkirakan. Dia sudah mengirimkan sinyal bahaya pada kota Nordin. Kota di mana 5 pilar manusia berdiri sekaligus pusat para penyihir hebat setara banyak orang tangguh berada.

"Haik!" Mattias mengibaskan pedangnya hingga satu tanduk api mahluk itu terpotong, iblis itu memekik dan mengaktifkan segel dewa iblis miliknya.

Sebuah cahaya kemerahan keluar dari tubuh iblis itu, setelah berhasil mengaktifkan segel dewa iblis maka iblis itu akan memiliki kekuatan dan kecepatan ratusan kali lipat. Mattias terpojok, bahkan saat segel itu di aktifkan Mattias terpental.

Seteguk darah keluar dari mulut Mattias, tali energi mengikat tubuh Mattias dan menarik Mattias ke arah iblis itu. Iblis itu mencengkram leher Mattias dan menatapnya dengan penuh kemenangan.

"Ayah!" Teriak lagi Bintang, tangan Bintang bergetar. Namun tetap setia memeluk Alix yang menangis. Mattias menatap Bintang yang menangis, sebuah kekuatan seolah masuk ke tubuh Mattias saat melihat dua anak itu.

Masih ada alasan untuk Mattias hidup, demi Bintang dan Alix. Dan demi tanah Altair, Mattias mencengkram pedangnya dengan kuat dan mengibaskannya. Sayang, itu sama sekali tak berefek pada dewa iblis.

"Ayah!" Teriak lagi Bintang, Mattias kembali mengeluarkan seteguk darah. Lehernya hampir putus akibat cengkraman itu, darah kini mengalir membasahi tangan dan tubuhnya.

Hidungnya mengeluarkan banyak darah, Mattias merasakan kepalanya yang sekan hampir pecah. Sebuah cahaya tiba-tiba berpijar di depan mata Mattias.

Cling!

Duar!

Ledakan terdengar dan tangan iblis itu terpotong, Mattias menutup matanya dan hampir terjatuh ke atas tanah. Seseorang terbang dengan kecepaan tinggi dan membopong tubuh Mattias.

"Obati dia!" Ucap seseorang dengan pedang di tangannya, seorang pria bertubuh tinggi besar menghantam Iblis itu dari arah belakang hingga suara ledakan kembali terdengar.

Seorang wanita cantik mengibaskan kainnya dan membacakan sebuah do'a suci, hingga beberapa luka luar Mattias dapat terobati. Nyawa Mattias juga pada akhirnya tertolong, sesosok pria berpakaian serba hitam melesat layaknya cahaya dan bertarung dengan sengitnya.

Seorang penyihir juga nampak melakukan banyak perlindungan, selain melindungi kastil Altair, penyihir itu nampak melindungi rekannya yang beberapa kali hampir terkena serangan dari dewa iblis.

Wanita yang merupakan salah satu dari wanita suci menggunakan kemampuannya, mengikat Mattias dalam tumpukan bunga dan membawanya terbang ke arah di mana kastil Altair berdiri.

"Ayah?" Bintang berlari menuju Mattias, wanita cantik itu tersenyum dan mengelus rambut Bintang.

Bzzzzt!

Sebuah hantaman energi yang begitu besar terasa menyengat tangan wanita cantik itu, dia menatap Bintang yang menangis seraya memeluk Alix dan mengecup kening Mattias berulang-ulang.

"Ayah jangan tinggalkan kami, hiks.." Tangis Bintang, wanita cantik yang menyadari adanya hal ganjil tak mau melakukan banyak hal lagi. Dia juga harus melakukan segalanya dengan hati-hati dan berdiskusi terlebih dahulu.

"Tidak apa-apa, dia akan bangun beberapa waktu lagi." Ucap wanita cantik itu, dia kembali terbang dan melihat pertarungan sengit antara rekannya dengan iblis.

Wanita itu membacakan do'a suci kembali, hingga sebuah energi mengisi langsung pada rekan-rekannya. Pertempuran sengit itu berlangsung cukup lama, bahkan tanah di sekitar kastil Altair nampak luluh lantah.

Pada akhirnya kemenangan di raih oleh para manusia, sebuah cincin dengan energi besar yang merupakan simbol dari 12 pilar dewa iblis nampak melayang dan di segel oleh seorang pria dengan dua pedang di tangannya.

5 orang manusia itu turun ke arah kastil Altair, mereka adalah pasukan pembasmi iblis yang saat ini bergelar sebagai pasukan surgawi, pasukan tertinggi dari pembasmi iblis. Atau di sebut juga pemimpin dari 5 pilar manusia.

Orang yang menggunakan pedang itu bernama Jack, dia adalah pemimpin dari kuli cahaya. Sedangkan wanita cantik yang merupakan sosok manusia suci itu benama Jasmin. Adapun sosok pejuang pria bernama Alex dan seorang assasin bernama Kill sedangkan seorang pemanggil yang terlihat agak tertutup benama Al, dan penyihir benama Gein.

"Kita sebaiknya bereskan dulu kekacauan yang terjadi di sini, salah satu dari kita harus tinggal dan melakukan tugas dari Tuan pemimpin Altair." Ucap Jack, semua orang mengangguk setuju.

"Aku yang akan tinggal, selain itu kekacauan yang terjadi juga belum sepenuhnya terselsaikan." Ucap Kill pasti, keempat temannya mengangguk setuju.

"Terlalu banyak yang terluka, biar aku juga tinggal. Aku akan membuat beberapa pil penyembuh luka dalam," tambah Gin. Mereka akhirnya berbagi tugas, Kill dan Gin akan tinggal sementara di tanah Altair.

"Paman siapa?"