Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daddy III
“Daddy.”
“Abang..”
“El..?”
Fareed terkejut ketika melihat anaknya berada di rumah ini, bagaimana bisa Elivan berada disini. Ia meletakkan tubuh Hiza di atas sofa kayu. Kemudian ia berdiri dan berjalan menuju ke arah Elivan berdiri dan langsung memeluk nya.
“Kenapa bisa berada disini?” tanya Fareed mencium sekilas pelipis anaknya. Hubungan nya dengan sang anak memang terjaga, ya... kadang masih suka bertengkar karena sama sama memiliki sifat yang tak mau mengalah.
“Di rumah mommy, dad” ucap Elivan santai, kemudian ia berjalan meninggalkan Fareed di belakangnya menuju Noval yang sedang berada di lantai dan memandanginya.
“Dad, bagaimana jika pria ini kita kirim ke Om Lion saja, kan sekarang istrinya lagi hamil dan selalu ngidam untuk menyiksa orang” tanya Elivan dengan berbinar, seperti ingin memberikan sebuah hadiah sepesial untuk istri om nya.
Noval tetap bergeming, ia tak mengatakan apapun, di saat seperti ini ia malah ingin sekali tidur di kasur empuknya, ia menyesal kenapa tidak mengajak Lintang ke hotel saja? ahh... sudahlah ia sendiri sedang berperang dengan pikirannya, bagaimana cara keluar dari rumah ini, bagaimana cara kabur dari orang gila di depannya ini?.
“Terserah kamu saja, Daddy cape mau tidur.” jawab Fareed, ia mengangkat tubuh Hiza yang sudah tertidur pulas di atas sofa dengan hati hati, menggendong dan membawanya ke kamar kedua anaknya.
Kedua anak nya?.
Ya sepertinya ia akan berbahagia dengan keluarga kecilnya yang berisi dirinya, Lintang, Elivan, Hiza dan anak anak nya kelak.
Fareed merebahkan tubuhnya di samping tubuh Hiza, ia memeluk nya, tak perduli dengan Noval dan Elivan. Ia tau kalau Elivan yang akan mengeksekusi Noval dengan cara seperti nya. membunuh mentalnya.
-----»»»»
Elivan melihat Fareed yang tengah tertidur sambil memeluk tubuh Hiza dari belakang. Ia berjalan perlahan takut membangun kan Hiza. Entah kenapa ia se- sayang itu pada Hiza walau ia dan adiknya tak memiliki hubungan darah setetes pun.
“Dad” Elivan menggoyang goyangkan lengan Fareed bertujuan untuk membangunkan nya. Meskipun Elivan pandai dalam urusan komputer, ia tak akan pernah bisa lagi di bodohi oleh Fareed seperti yang sudah sudah.
Elivan pernah di suruh oleh Fareed untuk mengatasi sistem perusahaan yang sedang eror, Elivan bersusah payah di depan komputer dan apa yang dilakukan oleh Fareed? menonton. Iya menonton.
Fareed tak kunjung bangun membuat Elivan geram, tangannya terulur untuk mencari hidung Daddy nya, meraba raba dan akhirnya ketemu, Elivan memencet hidung itu.
“Huh... huh.. huh .... anak sialan” umpat Fareed terduduk, ia meraup udara di sekitar nya dengan ganas.
“Ayoo.... dad, cepetan, nanti Mommy bangun” ajak Elivan, Fareed hanya mengangguk.
“Daddy bawa Handphone?” tanya Elivan. Fareed mengangguk.
“Ayo ke depan, Daddy bawa laptop itu, aku membawa handphone. Oke” Fareed kembali mengangguk, ia berdiri dengan enggan, sungguh ia sangat mengantuk sekarang.
Kini, mereka berdua tengah duduk dan melihat Noval yang tertidur dengan keadaan terikat, sangat pulas pula.
“Dad...”
“Hmm.”
“Dia seperti pocong hihi...” Elivan terkikik membuat Fareed menoleh ke arah Noval. iya juga ya.
“Sudah, buruan hubungi Lion!” titah Fareed, Elivan mengangguk ia kembali memencet layar handphone nya, dua menit memanggil hingga.....
Gotca.. panggilan itu di angkat.
“SIAPA YANG BERANINYA MENGGANGGU MALAMKU BAJING AN!!”
🌼🌼🌼🌼
Heheh, jadi Novel ini ada sangkut pautnya dengan Novel ku yang berjudul Pemegang janji sang Mafia ya.
Deg degan....🩺🩺🩺... lagi Serius baca ceritanya tiba-tiba alurnya begini....🤔😄😄😄.... Selamaaaaa.....t buat Author telah Sukses telah berhasil membuat jantungku Deg degan....👏👏👏