Namaku Bela, hidupku hancur ketika kakak yang aku sayangi meninggal karena mendengar kekasihnya menikah dengan wanita lain.
Di hari kematian sang kakak aku berjanji akan membalas dendam pada laki-laki itu, aku akan membuat kehidupannya hancur berantakan bahkan akan jadi duri dalam hubungan rumah tangganya dengan istrinya bagaimanapun caranya.
Bagaimana cara Bela membalaskan dendam atas meninggalnya sang Kakak?? Akankah ia rela menjadi perusak hubungan rumah tangga mantan kekasih sang kakak??
Ikuti terus kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eneng Selly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bela Dan Deon
Bela dan Deon sudah duduk di kursi Restoran yang dekat dengan kantor Bram, Bela masih pura-pura sedih agar Deon simpati padanya dan memberitakan hal ini pada Bram.
" Sudah kamu jangan menangis lagi " ucap Deon memberikan sapi tangan miliknya "
" Aku sedih saja kak dengan ucapan Desi, bagaimana bisa dia menilai aku seperti itu.. apa salah aku dekat dengan kak Bram.. kenapa ucapannya sejahat itu padaku " ucap Bela
" Kamu kan tahu Desi mulutnya begitu, jangan di ambil hati.. aku dan Bram tidak akan percaya dengan ucapan wanita jahat itu "
" Tapi aku masih kesal padanya?? " Bela semakin terisak
" Sudah jangan menangis, kakak belikan es krim mau?? " Ucap Deon bingung harus berbuat apa
" Yasudah deh, rasa Coklat ya kak " ucap Bela membuat Deon tersenyum
" Aku kira ucapan ku tidak berhasil, ternyata Bela sama seperti adikku yang kalau mennagis di kasih es krim dia akan berhenti nangisnya.. Bela memang lucu... " Batin Deon
" Lebih baik aku makan es krim saja, cape juga harus pura-pura sedih dan menangis " batin Bela
Mereka memesan minuman terlebih dahulu, Deon memesan jus jeruk sementara Bela memesan es krim, mereka mulai berbicang-bincang termasuk tentang apa yang di dengar tadi oleh Deon.
Bela meminta Deon untuk tidak memberitahukan tentang permohonan magangnya pada Bram, ia tidak mau jika permohonan magangnya di terima karena mereka dekat, apalagi dengan tuduhan Desi barusan membuat Bela sedih.
" Baiklah, aku tidak akan memberitahukan masalah ini pada Bram, tapi kalau aku bantu memberikan permohonan magang mu ke depertemen kepegawaian apa boleh?? " tanya Deon
" Aku tidak mau merepotkan kakak " ucap Bela
" Siapa yang di repotkan?? Aku senang ko.. lagian kamu orangnya polos dan baik tidak salahnya aku membantumu " ucap Deon sambil tersenyum
" Jangan menilai ku seperti itu Deon, aku tak sebaik yang kamu pikirkan.. aku juga tak sepolos yang kamu lihat, kalau kamu tahu aku akan balas dendam pada sahabat mu Bram.. apa sikapmu akan sebaik ini padaku?? " batin Bela
" Terima kasih ya kak.. " ucap Bela sambil tersenyum
" Sama-sama.. di makan eskrimnya nanti keburu mencair " ucap Deon
Mereka tampak asik mengobrol satu sama lain, Deon menceritakan bagaimana dirinya dan Bram bisa berteman, dia juga menceritakan bagaimana Bram dan Sintia pertama kali dekat. mereka tampak tertawa bersama membicarakan tingkat lucu Bram saat mendekati Sintia.
" Kak Deon Orang baik juga.. maafkan aku kak.. tidak seharusnya aku membawa Kakak dalam permasalahan ini.. " batin Bela
" Bela orangnya asik juga ya.. kenapa aku merasa ada yang menarik dalam diri Bela, tapi apa aku pantas jika mendekati Bela " batin Deon
Tiba-tiba suara handphone milik Deon berbunyi tanda seseorang menghubunginya, siapa lagi kalau bukan Bram, Tapi Deon tidak langsung mengangkat teleponnya karena ia takut Bram sedang marah padanya akibat Desi masuk ke kantor.
" Siapa kak yang telepon, apa pacar kakak ?? " Tanya Bela sambil tersenyum
" Apa sih Bel, Aku belum punya pacar, kamu tahu kan kalau aku itu sangat sibuk, aku kemana-mana sama Bram terus, mana sempat aku mencari pacar?? " Keluhnya
" Astaga, tapi kakak normal kan?? Ya maksud ku bukan karena kakak suka kemana-mana dengan Kak Bram terus kakak suka juga sama Kak Bram " ucap Bela sambil tertawa
" Ish, Bela kamu ini.. aku ini masih normal " ucap Deon dengan wajah kesalnya
" Maaf kak, aku hanya bercanda.. " ucap Bela
" Ini dari Bram... Aku malas mengangkatnya!! lagian Jam makan siang juga belum selesai "
" Angkat dong ka teleponnya Kak.. siapa tahu ada yang penting, nanti Kak Bram semakin marah sama Kakak " ucap Bela
" Justru itu nanti dia marahin aku, terus nyuruh aku segera ke kantor.. lihat kita aja belum pesan makan " ucap Deon
" Kalau begitu sini, biar aku yang angkat "
" Serius Bel, kamu mau angkat telepon Bram.. " ucap Deon senang lalu memberikan handphonenya ke tangan Bela
" Iya.. " ucap Bela menerimanya
" Tapi nanti kamu malah di marahin Bram?? " ucap Deon khawatir
" Tidak akan.. Kak Bram kan selalu baik padaku " ucap Bela sambil tersenyum
Bela langsung mengangkat teleponnya, ia juga ingin memastikan jika wanita jahat itu masih ada bersama dengan Bram atau tidak. Dengan mengangkat telepon milik Deon ia juga ingin mengetes hati Bram apa sudah jatuh cinta padanya atau belum.
" Halo Kak Bram " ucap Bela
" Halo Bela?? Kenapa kamu yang angkat teleponnya, dimana Deon?? " tanyanya
" Bilang saja aku sedang pergi ke toilet " bisik Deon
" Aku kerjain Deon ah, soalnya dia lucu kalau ketakutan.. " batin Bela
" Katanya Kak Deon sedang pergi ke toilet " ucap Bela sampai tersenyum sementara Deon terlihat kesal namun ia tidak bisa marah pada Bela.
" Aduh, bela kenapa harus bilang seperti itu sih... " Deon semakin panik
" Kan kata Ka Deon barusan bilang begitu, yasudah aku bilang juga seperti itu pada Kak Bram.. "
" Tapi ga harus di omongin juga sama Bram?? "
Ketika sedang berdebat satu sama lain, mereka lupa jika orang yang meneleponnya masih belum menutup teleponnya, Bram mendengarkan pembicaraan mereka. Rasanya Bram ingin tertawa ketika mendengar kepolosan Bela namun di sisi lain merasa kesal dan marah karena mereka begitu akrab.
" Halo Bela, kmau tolong jujur padaku dimana Deon?? " Tanyanya dengan nada marah
" Ada di depan ku kak.. memangnya kenapa ?? " Tanya Bela
" Cepat kamu berikan handphone ini pada Deon sekarang juga "
" Baik Kak " Bela langsung memberikannya pada Deon membuat Deon semakin panik
" Ini dari ka Bram... "
" Astaga Bela, kenapa di kasih tahu aku di depanmu... "
" Aku ga bisa bohong kak " perotes Bela
" Deon kamu lucu sekali " batin Bela
Dengan ragu-ragu dan wajah yang panik Deon segera mengangkat teleponnya, ia sudah menduga jika sang majikan akan marah besar padanya.
" Halo Bram... "
" Kamu cepat kesini sekarang juga " bentak Bram
" Tapi... Tapi... " Ucap Deon terpotong
" Jangan membantai atau aku kurangi gajimu 50% " ucap Bram langsung menutup teleponnya
" Aku pergi dulu " ucap Deon segera pergi menuju kantor sedangkan Bela tertawa melihat kelucuan itu.
" Aduh gimana sih Bela, polos boleh tapi ga gini juga caranya " batin Deon dengan hati kesal
.
.
Bersambung...
pokoknya endingnya mereka jadi keluarga bahagia
pdhal ceritanya bagus lho.....
kasih bonchap ya thor...thor....thor,pliiissss mode maksa nih 🙏🙏