Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Bos
Saat tiba di lantai 10 Tita bertemu dengan Anton asisten pribadi Ken. Anton menundukkan kepalanya ketika melihat Tita keluar dari Lift. Tita pun membalas sapaan Anton.
"Siang Kak. Mas.Ken ada di dalam?" Tita.
"Ada Nona. Silahkan anda sudah di tunggu Tuan di dalam." Anton.
Tita pun mengikuti langkah Anton. Seluruh karyawan di sana penuh tanda tanya melihat kedatangan Tita dan Anton begitu hormat padanya.
"Siapa perempuan itu? Kenapa Tuan Anton begitu hormat padanya?"
"*Ish! Siapa sih dia."
"Astaga! Cantik banget. Bidadari dari mana tuh? Beruntung banget deh bisa dapetin dia*."
Begitulah kira-kira sepenggal pembicaraan syaf yang berada satu lantai bersama Ken. Anton melirik para karyawan yang sepertinya menggunjingkan Tita. Anton mencebik dalam hati.
"Kalian cari mati. Belum tau siapa perempuan yang bersama saya." Batin Anton.
"Silahkan Nona." Ucap Anton membuka pintu ruangan Ken.
"Terima kasih Kak." Ucap Tita dan Anton menundukkan kepalanya.
Setelah Tita masuk kedalam Anton menutup kembali pintu ruangan Ken. Saat Anton membalikkan badannya betapa terkejutnya Anton ketika salah satu karyawan pria mendekatinya.
"Astaga! Ada apa?" Anton.
"Siapa bidadari tadi?" Budi.
"Cari mati kamu?" Anton.
"Maksudnya?" Budi.
"Dia istri Bos." Anton.
"Apa!" Seluruh karyawan kompak mengatakannya hingga Anton tersentak.
"Kalian kenapa sih?" Anton.
"Kapan Bos menikah?" Budi.
"Tiga minggu yang lalu. Resepsinya minggu depan. Kalian jangan lupa siapkan kado untuk Bos." Anton.
Semua pun melongo di buatnya. Anton dengan santainya melenggang masuk kedalam ruangannya.
Sementara di ruangan Ken. Ken terus memeluk Tita yang duduk di pangkuannya.
"Mas, Tita bau rumah sakit loh." Tita.
"Ngga kok Yang. Kamu wangi. Apalagi kalo kamu ga pake ini." Tunjuk Ken pada baju Tita.
"Ish! Mas mesum deh." Tita.
"Mesum sama istri sendiri mah ga apa-apa kali Yang." Ken.
"Udah ih. Tita tunggu di sofa aja. Mas lanjutin kerjaannya." Tita.
"Ngga Yang. Kami di sini aja." Ken.
"Astaga! Mas. Gimana nanti kalo ada yang masuk." Tita.
"Biar aja." Ken.
Tita pun hanya pasrah dirinya duduk di pangkuan Ken sementara Ken menyelesaikan pekerjaannya. Tita pun mau tak mau melihat pekerjaan yang tengah di lakukan Ken.
"Sebentar Mas. Ini kok begini?" Tanya Tita pada berkas di hadapan mereka.
"Hah! Mana?" Ken.
"Ini loh Mas." Tunjuk Tita lagi.
"Hmm... Sebentar Mas periksa lagi." Ken menyingkirkan berkas yang tengah di periksanya.
Setelah di telaah berkas yang Tita tunjuk Ken pun menemukan kejanggalan. Kemudian Ken berpindah pada laptopnya dan benar saja. Ken segera menghubungi Anton tanpa berniat meminta Tita berpindah duduk.
Anton mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum dirinya masuk. Saat ketukan pintu terdengar bersamaan dengan bunyi ponsel Tita. Tertera nama Tari di layar ponselnya. Tita pun bangkit dari duduknya takut mengganggu Ken dan Anton berbicara.
Ken membicarakan kejanggalan berkas yang dia terima bersama Anton dan Tita menerima panggilan Tari yang mengkonfirmasi tugasnya menemani Bruder Joko dan Istrinya besok do apartemen.
Setelah panggilan terhenti Tita duduk di sofa menunggu Ken dan Anton selesai berbicara. Ken melihat Tita selesai berbicara di telfon. Ken memanggil Tita untuk mendekatinya.
"Kenapa?" Tita menghampiri.
"Duduklah disini sayang." Pinta Ken menunjuk pada pangkuannya.
Tita melirik ke arah Anton.
"Biarkan saja. Salah sendiri masih jomblo." Ledek Ken pada Anton.
"Sayang." Tita merajuk.
"Aku tidak bisa berkonsentrasi sayang jika kamu duduk di sofa." Ken.
"Tidak apa-apa Nona. Lakukan saja apa yang Tuan inginkan. Saya bisa memberinya pelajaran nanti setelah jam kerja usai." Jelas Anton yang memang bersahabat dengan Ken. Hanya saja mereka bersikap profesional ketika bekerja.
Tita pun pasrah duduk di pangkuan Ken memperhatikan mereka berdua bekerja. Tita sangat kagum dengan pemikiran suaminya dalam berbisnis. Ken pun tak menutupi apapun dari Tita walaupun dirinya tau Tita pun memiliki peran penting di perusahaan milik keluarga Durant.
Setelah pembicaraan antara Ken dan Anton selesai Anton pun keluar dari ruangan Ken. Ken dan Tita berpamitan untuk pulang lebih dulu. Sementara Anton harus membereskan pekerjaannya terlebih dulu.
Tita dan Ken berjalan saling bergandengan keluar dari ruangannya menuju tempat parkir. Saat keduanya melewati karyawan Ken semua menyapa penuh hormat kepada Ken dan Tita. Ken pun tak menghiraukannya dan hanya menundukkan kepalanya sedikit membalas sapaan mereka.
"Sayang, tersenyumlah. Mereka menyapa mu." Tita.
"Senyum Mas cuma untuk mu sayang." Ucap Ken menjawil dagu Tita.
"Hm.. Pinter gombal ya sekarang." Tita.
Ken mengambil alih kemudi dan Tita duduk di samping Ken. Ken mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah mereka.
Sampai di kediaman Ito keduanya masuk dan langsung menuju kamar untuk membersihkan diri terlebih dahulu setelah menyapa Tuan Ito dan Nyonya Laura terlebih dahulu.
"Sayang, bedua ya." Pinta Ken.
"Hm... Hanya mandi ya Sayang." Tita.
"Ga janji ya sayang." Ken.
Tita pun mendengus mendengarkannya. Dan berpasrah menerima serangan Ken di dalam kamar mandi.
Skip ya.. Bayangin sendiri aja 🤭
Setelah segar keduanya turun kebawah bergabung bersama Tuan dan Nyonya Ito. Mereka berbincang mengenai acara resepsi yang akan Tita dan Ken laksanakan. Karena Ken seorang pengusaha yang tak bisa di pandang sebelah mata dan Tita anak dari pengusaha ternama maka acaranya pun sedikit meriah.
"Apa itu tidak terlalu berlebihan Bu?" Tita.
"Ibu rasa tidak Nak. Acara ini sekaligus memperkenalkan dirimu sebagai istri dari Kenzo Ito sayang. Dan juga sebagai penghormatan kepada keluarga mu sayang." Nyonya Laura.
"Benar sayang. Biarkan saja. Kamu ratunya. Jadi, kamu hanya perlu duduk manis." Ken.
"Baiklah. Tita menurut saja." Tita.
"Sebaiknya begitu Nak jika tidak ingin Ibu mu mengeluarkan tanduknya." Tuan Ito.
"Hais... Ayah. Mana ada Ibu seperti itu." Nyonya Laura.
Pagi hari Tita sudah bersiap akan berangkat ke rumah sakit begitu juga dengan Ken yang akan pergi ke kantor. Kali ini Ken mengendarai mobilnya sendiri karena tidak enak pasa Tita jika setiap hari harus menjemput dirinya terlebih dahulu walaupun Ken sangat menginginkan itu.
Setelah acara resepsi Tita cuti selama seminggu dari pekerjaannya karena Tita dan Ken berencana akan pergi berbulan madu Tapi tidak akan pergi ke LN mereka akan berbulan madu hanya di negri sendiri.
Tita dan Ken berpamitan pada Tuan dan Nyonya Ito untuk bekerja. Ken tampak berat melepaskan Tita untuk bekerja. Namun, mau bagaimana pun Ken harus merelakannya karena mereka berdua sepakat untuk Tita bekerja sampai ada buah hati mereka di perut Tita.
"Baiklah. Hati-hati ya sayang." Ken.
"Mas juga ya. Jangan ngebut bawa mobilnya." Tita.
"Tentu saja sayang. Mas akan pulang lebih cepat sore nanti." Ken.
"Oke. Bye..."
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏