Yang Kamu Curi Takkan Jadi Milikmu

Deg

Rayyan terbangun dari tidurnya, dia masih berada di kamar hotel. Dimana dia memang baru saja akan tidur setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan di Negera D.

Namun, perasannya sangat tidak tenang. Meski beberapa jam yang lalu, dia masih berbelas pesan dengan Camelia.

Merasa sangat gelisah, Rayyan meraih ponselnya. Dan kembali membuka aplikasi pesan. Namun saat dia melihat nomor Camelia. Tunangannya terakhir aktif, beberapa jam lalu. Tepat terakhir kali dia membalas pesan Rayyan.

"Dia pasti sudah tidur. Besok harus kuliah. Aku tidak bisa mengganggunya. Mungkin karena aku kebanyakan minum kopi tadi. Jadinya jantungku berdebar tak nyaman seperti ini. Lebih baik ke balkon dan cari udara segar!" kata Rayyan yang turun dari tempat tidur dan menuju balkon kamar hotel itu.

Rayyan duduk dengan merilekskan dirinya di sofa panjang di balkon itu. Melihat ke atas, ke arah langit yang di penuhi bintang yang begitu banyak. Tiba-tiba saja terbayang wajah Camelia di langit gelap itu.

"Sayang, menunggu satu tahun itu kenapa lama sekali? aku benar-benar tak bisa jauh darimu. Padahal baru beberapa jam, kenapa aku rindu sekali padamu! aku bahkan tidak nisa tidur dengan tenang!" gumam Rayyan yang entah mengapa begitu gelisah.

**

Sementara itu, di tempat berbeda. Raisa dan kedua temannya sudah menjalankan operasi plastik. Raisa sudah memberikan gambar Camelia pada dokter bedah plastik itu.

Dia meminta pada dokter itu, untuk membuat wajahnya nanti menjadi sama persis seperti wajah Camelia.

Bahkan, wanita itu sangat kejam pada dirinya sendiri. Demi menunjukkan kalau dia memang adalah korban kebakaran biar rela membakar beberapa bagian tubuhnya sendiri. Terutama leher dan kedua tangannya.

Jadi, memang terlihat seperti korban kebakaran yang memang harus menjalankan operasi plastik. Sungguh kejam pada diri sendiri. Bianca dan Widya semakin ngeri padanya.

Kabar tentang kebakaran yang terjadi di kediaman Wiraatmadja sangat heboh. Di media sosial, juga menjadi berita yang begitu besar. Di kabarkan sama sekali tidak ada yang selamat selain Camelia yang katanya saat itu diselamatkan oleh Raisa. Sampai Raisa sendiri menjadi korban. Itulah rumor yang disebar oleh Raisa sendiri.

Vivian yang mendengar kabar itu langsung datang ke rumah sakit. Dimana cucu kesayangannya di rawat setelah operasi. Dua hari setelah kejadian itu, karena memang Vivian tinggal di luar kota. Dan baru ada yang memberinya kabar.

Dengan wajah sepenuhnya di balut perban. Raisa sama sekali tidak bisa dikenali sebagai Raisa.

Vivian bahkan tertipu.

"Caca, cucu nenek. Apa yang terjadi?" tangis Vivian pecah, namun wanita tua itu juga ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi pada anak dan menantunya.

Camelia palsu itu melirik ke arah dokter yang ada di dekatnya.

"Maaf nyonya, pasien mengalami luka bakar yang cukup serius dan juga beberapa faktor trauma membuatnya untuk sementara ini tidak bisa bicara!" kata dokter itu.

Tentu saja, dokter itu adalah dokter yang dibayar oleh Raisa untuk mengatakan semua itu kepada Vivian.

Dan kenapa Raisa melakukan itu, tentu saja kata sandiwaranya tidak terbongkar karena meskipun wajahnya nanti akan berubah menjadi seperti Camelia, suaranya tetap akan tidak bisa sama persis. Butuh waktu untuk menyamakan suaranya dari operasi pita suara akan tetapi itu pun juga harus dilakukan berkali-kali. Saat ini, ini sudah menjalani operasi bedah plastik dan operasi pita suara tidak bisa dilakukan bersamaan dengan operasi bedah plastik, akan sangat berbahaya bagi pasien.

Makanya, satu-satunya cara agar pesan di barangnya tidak ketahuan adalah dengan mengatakan bahwa dia trauma sampai tidak bisa bicara.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Vivian yang merasa sangat sedih.

Kakinya lemas, dia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya dan hampir pingsan. Jika saja, dia tidak berpikir bahwa cucunya lebih membutuhkan support dan dukungan darinya pasca kejadian kebakaran yang menimpa kediaman Wiraatmadja itu. Mungkin Vivian bahkan sudah tumbang.

Raisa melirik ke arah Vivian.

'Dasar wanita tua bodohh, kamu juga akan aku buat menyusul mereka!' batin Raisa.

Pengacara yang bekerja sama dengan petugas meminta keterangan dari Camelia palsu. Tapi, karena memang masih trauma jadi tidak bisa dimintai keterangan apapun. Yang jelas, dia saat itu ditemukan oleh dokter yang kebetulan lewat di jalan, dan melihatnya dengan luka bakar yang sangat serius.

Dokter itu yang membawanya ke rumah sakit. Bianca dan Widya juga kenal, makanya saat itu langsung di operasi. Rencana mereka memang cukup matang.

Karena terus menemukan jalan buntu, karena memang tidak ada rekaman cctv tidak ada saksi saat kejadian terjadi selain Camelia palsu yang masih hidup. Dan karena masih trauma, dia juga tidak bisa dimintai keterangan apapun akhirnya kasus ini ditutup begitu saja.

Semua orang berpikir bahwa ini mungkin murni kecelakaan karena memang keluarga Wiraatmadja dikenal sebagai keluarga yang sangat baik dan dermawan. Mereka sama sekali tidak memiliki musuh. Jadi, modus lain selain kecelakaan memang tidak bisa ditemukan.

Tiga hari kemudian, Rayyan yang mendengar kabar itu langsung kembali dari luar negeri bersama dengan kedua orang tuanya.

"Caca, sayang" Rayyan langsung menghampiri Camelia palsu yang masih memakai perban di seluruh wajahnya di kedua tangannya dan juga di lehernya itu. Hanya matanya yang terlihat.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa melindungimu" mata pria itu berkaca-kaca.

Terlihat begitu merasa bersalah dan sangat sedih.

'Kak Rayyan, akhirnya kamu menunjukkan keperdulian padaku!' batin Raisa senang.

Dia terlalu naif, yang sedang diberikan perhatian oleh Rayyan. Tetaplah adalah Camelia, Rayyan mana tahu, kalau Raisa mencuri identitas dan wajah Camelia.

***

Bersambung...