NovelToon NovelToon
SISTEM CHECK-IN TAK TERKALAHKAN

SISTEM CHECK-IN TAK TERKALAHKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Fantasi
Popularitas:38.4k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

[Apakah Tuan Rumah ingin melakukan check-in?]

"Ya, tentu."

[Selamat, Tuan Rumah, telah memperoleh sebuah bangunan Apartemen mewah di kompleks perumahan Luxury Modern, uang tunai sebesar $100.000, serta sebuah Ferarri 458. Anda juga menerima....]

[Tuan Rumah, uangnya sudah ditransfer ke rekening Anda. Dokumen apartemen dan kunci mobil telah dimasukkan ke dalam inventaris sistem...]

Pesan inilah yang mengubah hidup Gray selamanya.

Dari seorang yang tak berarti, yang berjuang melewati keras dan suramnya kehidupan, menjadi orang terkaya dan paling berkuasa di dunia. Bahkan di seluruh realitas?

Inilah kisah penuh petualangan Gray Terrens.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERBELANJA

Sore harinya.

Film kedua baru saja selesai diputar. Gray mengambil ponselnya untuk mengecek waktu karena dia ingat Viona dan teman-temannya akan datang.

Pukul 3:16 sore. Mereka seharusnya segera tiba dan dia bahkan belum memikirkan apa yang akan mereka makan.

Karena dia yang mengundang, maka dia harus menjamu mereka. Itu berarti dia harus memasak untuk mereka, tapi dapurnya sama sekali kosong dari bahan makanan. Dia harus pergi berbelanja kebutuhan.

Ya, dia bisa saja memesan makanan, tapi Gray merasa itu tidak pantas. Mereka datang ke rumahnya, sudah seharusnya mereka disuguhi makanan rumahan. Itu berbeda jika dia mengajak mereka makan di luar.

Selain itu, dia juga ingin memamerkan keterampilan Seni Kuliner Kelas Dunia miliknya.

Untuk belanja bahan makanan, Gray sempat terpikir memesan secara online dan diantar langsung ke rumahnya, tapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya.

Dia memutuskan untuk menjadikannya kesempatan keluar rumah dan menghirup udara segar. Setengah hari dia hanya terkurung di dalam rumah, jadi dia butuh meluruskan kaki sedikit.

Dia mengambil tablet kontrol, mematikan TV, AC, dan membuka tirai, membiarkan cahaya matahari memenuhi ruangan bioskop.

Setelah selesai, dia berdiri dari kursi recliner dan meninggalkan ruangan bioskop, lalu berjalan menuju garasi.

Begitu masuk ke garasi, hal pertama yang diperhatikan Gray adalah kedatangan terbaru—Rolls-Royce Ghost Black Badge—yang terparkir dengan eleganl disana.

Sebagai penggemar warna hitam, mobil itu terlihat luar biasa.

Cat hitam obsidian yang pekat menyerap cahaya garasi lebih banyak daripada memantulkannya, memberi mobil itu kesan misterius, hampir seperti kehampaan. Tidak seperti kilau mencolok mobil mewah pada umumnya, mobil ini memiliki kilau matte yang halus namun memerintah, membuatnya mustahil diabaikan.

Spirit of Ecstasy di kap mesin tidak berwarna perak—melainkan hitam mengilap, elegan dan berwibawa. Bahkan grille dan trim—yang biasanya berlapis krom mengilap—telah digelapkan menjadi krom hitam ramping, tetap konsisten dan berkelas.

Siluet panjangnya tampak seperti diukir dari obsidian, dengan setiap lekuk mengalir mulus ke lekuk berikutnya. Velg paduan karbon berukuran 23 inci dilapisi hitam mengilap, memperlihatkan kaliper rem merah tua yang memberi kesan ada sesuatu yang lebih buas di balik permukaan yang tenang.

Bahkan tanpa melihat interiornya, Gray sudah mengerti kenapa merek ini begitu dipuji dan dicintai oleh banyak orang.

Dia ingin sekali membawa mobil itu berkeliling, tapi dia menahan diri. Dia hanya akan pergi ke kedai serbaguna, tidak mungkin mengendarai Rolls-Royce ke sana... kan?

Ya, dia bisa saja, tapi dia tidak ingin menarik perhatian yang tidak perlu, jadi dia tidak akan melakukannya.

Rolls Royce Ghost Black Badge itu kini menambah total mobil yang dimilikinya menjadi lima. Dan dia bahkan belum mengendarai setengahnya.

Dia tersenyum saat mengambil kunci Ferrari 458 dari inventaris sistem dan menekan tombol buka.

Dia membuka pintu, masuk ke kursi pengemudi, lalu menyalakan mesin. Mobil itu meraung hidup dan dia mengemudikannya keluar dari garasi, melewati jalan masuk panjang dan keluar dari gerbang.

Dia melaju di jalanan Hidden Hills, menuju toko kebutuhan terdekat yang ditampilkan di sistem GPS mobil.

~ ~ ~

Beberapa menit kemudian, Gray memarkir mobil di depan kedai dan keluar dari mobil.

Dia menatap kedai di depannya dan menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis.

Kedai itu berdiri di sudut lahan, dengan bangunan satu lantai yang lebarnya tiga kali lipat dari supermarket biasa. Eksteriornya minimalis dan modern, dirancang dengan batu berwarna terang, panel kayu lembut, dan jendela vertikal besar yang hampir membentang dari tanah sampai atap. Sebuah logo emas matte terpampang di atas pintu masuk dengan huruf kecil yang elegan: Linden Market.

Fasad yang rapi dan bersih itu menyatu dengan sempurna dengan lingkungan mewah di sekitarnya.

Seorang petugas valet berseragam di pintu samping mengangguk hormat ke arah Gray, meskipun dia tidak menggunakan layanan valet.

Gray tersenyum tipis dan berjalan menuju pintu kaca.

Pintu itu terbuka otomatis dengan mulus, memperlihatkan bagian dalam yang terasa lebih seperti butik mewah daripada kedai serbaguna.

Lantai terbuat dari marmer travertine pucat, dipoles hingga berkilau lembut. Musik instrumental pelan mengalun dari speaker kecil di langit-langit. Aroma bunga segar dan pembersih sitrus yang lembut memenuhi udara. Pencahayaan dibuat lembut dan hangat, lebih menekankan suasana daripada terang benderang.

Sebuah meja concierge ada di sisi kanan pintu masuk. Seorang staf berpakaian rapi di belakangnya menoleh sebentar, mengangguk kecil, lalu kembali melayani seorang wanita berpakaian santai desainer berwarna krem.

Mata Gray menelusuri ruangan itu.

Lorong-lorongnya lebar—lebih luas dari sebagian besar ruang keluarga—dengan rak-rak rapi berisi produk impor, merek terkenal, dan hasil bumi organik. Tata letaknya tidak berantakan, terlihat bersih dengan desain yang disengaja.

Dia berjalan melewati pajangan buah segar yang ditata seperti karya seni—setiap apel, pir, dan delima disusun dengan hati-hati. Di sebelah kiri ada etalase kaca untuk makanan siap saji, dengan staf berpakaian koki putih menyajikan hidangan kecil yang dipilih dengan teliti seperti salad bebek panggang dan pasta truffle.

Sebagian besar pelanggan tidak terlihat terburu-buru dan tidak ada yang mendorong troli penuh barang.

Sebaliknya, mereka membawa keranjang tangan hitam matte dan dengan santai memilih barang-barang seperti madu bunga liar, bubuk matcha impor, dan roti merek terkenal seharga 40 dolar.

Gray tak bisa menahan senyumnya lagi.

Bahkan pengalaman belanja di sini adalah bagian dari gaya hidup yang dikurasi dengan indah.

Dia mengambil sebuah keranjang tangan dan masuk ke lorong-lorong, sambil menelusuri rak-rak dengan santai. Sebagian besar barang tidak memiliki label harga. Entah kau tahu harganya, atau kau tidak peduli.

Dia tidak bisa berhenti berterima kasih pada sistem atas keterampilan Etika Kelas Dunia, karena tanpa itu, dia pasti akan merasa kebingungan dan tidak bisa bersikap dengan benar di tempat seperti ini.

Gray kembali tersenyum pada dirinya sendiri dan mulai mengambil barang-barang yang ia butuhkan sambil bergerak dengan tenang melewati lorong-lorong, menelusuri bagian-bagian yang ditata dengan sangat rapi.

Meskipun semuanya tampak begitu bersih dan dikurasi dengan sempurna, dia sama sekali tidak merasa canggung. Posturnya santai, langkahnya tenang. Keterampilan Etika Kelas Dunia membimbing setiap gerakannya dengan halus—bagaimana dia menatap barang, bagaimana dia mengambil dan memeriksa produk tanpa canggung, bagaimana dia berjalan menghindari pembeli lain.

Keterampilan itu benar-benar membentuk dirinya dan membantunya beradaptasi cepat dengan dunia yang tiba-tiba ia masuki.

Dia mulai mengambil bahan-bahan yang ia perlukan dari berbagai bagian. Dia ingin membeli cukup kebutuhan untuk mengisi dapurnya selama beberapa hari sekaligus untuk memasak hidangan bagi Viona dan teman-temannya.

Dia sudah memutuskan apa yang akan dimasak. Hidangan utama adalah paha ayam panggang dengan rempah, disajikan dengan nasi melati saffron. Untuk hidangan pendamping, salad tomat heirloom dan alpukat dengan balsamic glaze. Kemudian es krim dengan potongan buah untuk penutup, dan untuk minuman, mocktail jeruk-mint dingin.

Terdengar sangat mewah dan mungkin sulit untuk dimasak. Mewah, ya. Tapi sulit? Sama sekali tidak. Gray memiliki keterampilan Seni Kuliner Kelas Dunia, tidak ada masakan yang sulit baginya.

Ketika Gray selesai mengambil semua yang dibutuhkannya dan sampai di kasir, keranjang tangannya sudah penuh—tapi tidak berlebihan. Itu adalah pilihan yang dikurasi dengan baik, sama seperti segala sesuatu di toko ini.

Kasir, seorang wanita muda dengan seragam abu-abu pucat, menyapanya dengan sopan.

“Selamat sore, Tuan. Semoga Anda menemukan semua yang Anda cari?”

“Ya, terima kasih,” jawab Gray, sambil meletakkan keranjang di meja.

Wanita itu mulai memindai barang-barang—setiap item melewati sensor dengan bunyi bip lembut, harga muncul sebentar di layar lalu menghilang.

Total akhirnya muncul di layar samping: 684,32 dolar.

Gray tidak bereaksi sedikitpun ketika dia mengeluarkan kartunya dan menempelkannya di mesin. Bunyi bip memastikan pembayaran berhasil, dan kasir itu sedikit membungkuk.

“Apakah Anda ingin dibantu membawa ini ke mobil anda?”

“Tidak perlu. Saya bisa sendiri,” jawab Gray dengan tenang.

Belanjaannya dimasukkan ke dalam tiga tas belanja hitam matte yang bisa digunakan ulang, dengan logo Linden Market tercetak kecil berwarna emas. Tas itu kokoh dan indah—kemungkinan harganya juga cukup mahal.

Gray mengucapkan terima kasih kepada staf, mengambil tas-tas itu, dan keluar melalui pintu kaca.

Di luar, matahari sudah bergeser ke cahaya sore yang lebih lembut. Maserati miliknya berkilau di bawah sinar itu, lekukan gelapnya memantulkan bayangan pepohonan rapi yang berjajar di sekitar toko.

Dia berjalan ke mobil, membuka bagasi, dan dengan hati-hati meletakkan tas-tas itu di dalam sebelum masuk ke kursi pengemudi.

Mesin menderu halus dengan suara rendah dan dalam.

Saat keluar dari tempat parkir dan menuju pintu keluar, Gray sempat melirik toko itu sekali lagi melalui kaca spion.

“Belanja kebutuhan disini rasanya seperti peragaan busana,” katanya pada dirinya sendiri sambil tertawa kecil.

Perjalanan pulang tenang dan mulus. Jalanan Hidden Hills damai, lingkungan sekitarnya terawat sempurna dengan patroli keamanan yang nyaris tidak terlihat.

Setiap rumah di sini adalah sebuah estate dengan cerita di baliknya, memberi mereka prestise. Dan hal yang sama juga berlaku untuk properti Gray.

Tak lama kemudian, gerbang depan Bellemere Mansion tampak di kejauhan, dan saat dia mendekat, gerbang itu terbuka otomatis.

Ban mobil berderak pelan di jalan masuk ketika dia memarkir Maserati di samping Rolls-Royce di garasi.

Dia membuka bagasi, mengambil tas-tas belanja, lalu berjalan menuju pintu dalam. Saat sampai di dapur, jam menunjukkan pukul 3:40 sore.

“Mereka akan tiba dalam dua puluh menit...” gumamnya, sambil meletakkan tas-tas di meja dapur dan bergerak cepat namun tetap anggun.

Dia memang hampir kehabisan waktu, tapi merasa akan selesai sebelum mereka tiba.

Dia mengeluarkan bahan-bahan seperti seorang koki profesional yang bersiap untuk acara TV.

Pulau dapur itu menjadi panggungnya, dan bahan-bahan itu menjadi rekan mainnya.

Saatnya menunjukkan apa arti sebenarnya dari Seni Kuliner Kelas Dunia.

~ ~ ~

Apakah kalian ingin aku menambahkan gambar mobil-mobilnya?

1
sand
sudah dunia lain.,.
pamit ah🏃
sand
penjelasannya disingkat aja ....
perbanyak interaksi....
sand
agak tambah speed nya🙏
sand
nice 💪💪💪💪
Elok Fauziah
Check in
Elok Fauziah
Saran tambahkan aset yang dimiliki bila perlu tambahkan persentasenya
Elok Fauziah
Hah? Bukanya baru beru bertemu seminggu ya
Elok Fauziah
Tulisanmu keren thor, tetap semangat dan tingkatkan skillmu dalam menulis. Semoga karyamu digemari banyak pembaca
Elok Fauziah
Kami semua thor
Elok Fauziah
Thor typo pada kata di atas, disana tertulis DiDi. Makasih
Elok Fauziah
Berhenti berhenti maksudnya apa thor? kenapa kalimat berhenti nya berulang, itu typo kah?
Elok Fauziah
Keren thor tulisanmu pada epesode ini, cara kau mengambarkan dan menyampaikan sesuatu cerita melalui tulisanmu.
Jadi pembaca bisa membayangkan dan merasakannya, seakan-akan memasuki cerita itu sendiri.
Tatap semangat dalam berkarya, terus tingkatkan skill mu dalam menulis.
Aan Sudarta
kapan up lagi ini thor
Muslimin Emen
aku si menikmati aja. yg pasti semangat trus thor. lebih keceeita ya. jagan sering me wao kan sesuatu barang dan tempat, yg berlebihan.
VYRDAWZ2112
semangat thorr
VYRDAWZ2112
mksh thorr
VYRDAWZ2112
👍👍👍
Ali
oon lu thor.muter muter kayak gasing.
Aisyah Suyuti
menarik
Aan Sudarta
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!