NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN DENDAM

PERNIKAHAN DENDAM

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Dendam Kesumat / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Menjelang pernikahan, Helena dan Firdaus ditimpa tragedi. Firdaus tewas saat perampokan, sementara Helena diculik dan menyimpan rahasia tentang sosok misterius yang ia kenal di lokasi kejadian. Kematian Firdaus menyalakan dendam Karan, sang kakak, yang menuduh Helena terlibat. Demi menuntut balas, Karan menikahi Helena tanpa tahu bahwa bisikan terakhir penculik menyimpan kunci kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Flashback

Suara sirine ambulans meraung di jalan sepi Paris.

Lampu merah dan biru menari di dinding gedung-gedung sekitar.

Di dalam ambulans, Karan terbaring tak sadarkan diri.

Kepala membentur dashboard saat insiden terjadi, darah kering masih menempel di wajahnya. Napasnya tersengal, tubuhnya lemah.

Di sampingnya, Dion duduk, wajah tegang, tangan menggenggam setir darurat, matanya terus menatap kondisi Karan.

“Tuan, tolong bertahan!” bisik Dion, suaranya bergetar.

Di kursi belakang, Helena terbaring di ranjang darurat.

Wajahnya pucat, napas tersengal, bekas luka tusukan masih terlihat di tubuhnya. Perban dan infus menempel, tangannya gemetar.

Ia menatap kabut lampu ambulans, matanya yang berair seakan memohon…

“Jangan biarkan aku, jangan…”

Namun saat ambulans menanjak ke arah rumah sakit, sebuah bayangan asing muncul di pintu masuk.

Seorang pria tak dikenal berjaket gelap, wajah tersembunyi membawa kursi roda.

Tanpa ada yang sempat bereaksi, ia melompat masuk ke ambulans dari pintu samping yang terbuka sejenak.

Dion menoleh, kaget.

“H-Hey! Siapa Anda?!”

Orang asing itu hanya menatap tajam, gerakannya cepat dan terlatih.

Tanpa kata, ia mengambil Helena dari ranjang darurat dan menggantinya dengan sesuatu yang sudah dibungkus kain putih yang seolah menyerupai tubuh Helena.

Helena, yang masih setengah sadar, membuka mata dan berusaha menjerit.

“JANGAN!!”

Namun tubuhnya terlalu lemah. Tangan asing itu menahan dagu Helena, menundukkan wajahnya, sementara Dion mencoba menggapai—tapi terlalu terlambat.

Dalam beberapa detik, sosok itu keluar dari ambulans dengan Helena yang kini tergenggam di tangannya. Pintu ambulans tertutup keras.

Dion menatap kosong ke luar jendela, napasnya tercekat.

Ia menoleh ke Karan, yang masih pingsan, tidak bisa bergerak atau membantu.

Semua terjadi begitu cepat. Tidak ada saksi lain. Tidak ada kamera.

Tidak ada yang tahu siapa orang asing itu, atau ke mana Helena dibawa.

Di luar ambulans, malam Paris tetap gelap dan dingin.

Hanya suara sirine yang semakin menjauh, membiarkan rahasia itu tenggelam dalam kegelapan malam.

Ambulans tiba di rumah sakit tetapi di dalam, hanya ada tubuh Helena palsu, yang kemudian disangka meninggal. Dunia percaya Helena sudah tiada.

Sementara Helena yang sebenarnya, diam-diam dibawa ke tempat yang tak seorang pun ketahui

****

Helena terbangun di ranjang besar kamar Karan. Nafasnya terengah-engah, keringat membasahi pelipisnya.

Tatapannya kosong beberapa detik sebelum akhirnya fokus, seolah baru saja keluar dari mimpi buruk panjang.

Di meja kecil dekat ranjang, ada sebuah senjata kecil yang sudah ia siapkan.

Karan yang baru saja membuka pintu kamar langsung terhenti, matanya membesar.

“Helena, apa yang kamu lakukan?” tanya Karan.

Helena berdiri dengan tubuh bergetar, kedua tangannya menggenggam senjata itu erat. Air mata mulai mengalir di pipinya.

“Mereka memintaku untuk membunuhmu…” suaranya pecah, seperti anak kecil yang ketakutan.

“Aku takut, Mas…”

Karan mendekat perlahan, tangannya terangkat, mencoba menenangkan.

“Helena, tenang. Letakkan senjatanya. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi.”

Helena menggeleng keras, rambutnya berantakan.

“Aku tidak tahu siapa aku sebenarnya! Semua orang bilang aku Imelda mereka bilang aku bukan istrimu…”

Tangannya yang memegang senjata gemetar semakin hebat.

“Tapi kenapa kenapa wajahku sama seperti foto-foto itu? Kenapa aku ingat kamu, ingat rumah ini ingat bau bubur itu?”

Karan mendekat sedikit lagi, matanya berkaca-kaca.

“Kamu istriku. Kamu Helena. Mereka yang mencuci otakmu, mereka yang memisahkan kita dan mereka yang menanamkan kebohongan ini di kepalamu.”

“Aku takut kalau aku benar-benar bukan Helena. Aku takut aku cuma boneka mereka…”

Senjata di tangannya jatuh ke lantai dengan bunyi keras.

Karan langsung mendekapnya erat, seolah tidak ingin kehilangan lagi.

“Aku di sini, Sayang. Kamu bukan boneka siapa pun. Kamu istriku. Kita akan cari tahu semuanya bersama-sama.”

Helena memeluknya balik, menangis di dadanya.

“Mas, siapa mereka? Kenapa mereka ingin aku membunuhmu?”

“Aku juga belum tahu, Hel… tapi aku janji. Aku akan bongkar semua ini, satu per satu. Aku tidak akan biarkan kamu sendirian lagi.”

Helena mendongak, matanya merah dan bengkak.

“Kalau begitu, tolong bantu aku, Mas. Tolong cari tahu siapa aku sebenarnya…”

Karan mengangguk, menatapnya dalam-dalam.

“Kita akan cari jawabannya, bersama-sama. Sampai habis.”

Setelah Helena menenangkan diri dan perlahan mulai tenang di kamar, Karan memastikan istrinya duduk dengan nyaman di sofa dekat jendela.

Matanya masih berkaca, tapi kepalanya sudah mulai fokus.

“Tenang dulu, Hel. Aku akan urus semuanya,” ucapnya lembut. Helena mengangguk pelan, tangannya masih menggenggam tangan Karan erat.

Karan menepuk bahunya sekali lagi, lalu melepaskan diri.

“Aku harus bekerjandan ada hal-hal yang harus aku ketahui.”

Ia melangkah ke ruang kerjanya di lantai bawah. Ruangan itu rapi, penuh layar komputer dan dokumen berserakan sebuah pusat komando pribadi Karan.

Dion sudah menunggu, menatap Karan dengan wajah serius sambil menahan cemas.

Di tangannya ada beberapa folder tebal dan USB drive.

“Tuan, aku berhasil mengumpulkan beberapa data yang berkaitan dengan ‘Imelda’. Ini… semua jejaknya sejak dia muncul di Jakarta,” ujar Dion sambil menyerahkan USB dan dokumen itu.

Karan menerima dokumen itu, matanya bergerak cepat menelusuri laporan-laporan, email, foto, dan catatan pengawasan.

Semakin lama ia membaca, matanya membelalak. Nafasnya tercekat.

“Dia… Helena… dia seorang agen kepolisian yang dilatih secara rahasia,” gumam Karan dengan suara berat.

“Ini bukan kebetulan. Semua ini sudah direncanakan sejak lama.”

“Apa ada kaitannya dengan Firdaus?”

Karan menoleh sebentar ke Dion, rahangnya mengeras.

“Ya, dia ada hubungannya. Semua transaksi, pergerakan dana, hingga beberapa jaringan kriminal yang Firdaus jalankan Helena ikut menindak mereka, tapi…”

Ia membuka dokumen lain, menunjuk layar monitor yang menampilkan bukti pencucian uang skala besar.

“Mereka memanfaatkan identitas Helena. Mereka memisahkan Helena dariku, mencuci otaknya, membuatnya Imelda semua agar aku tidak tahu siapa yang sebenarnya menjarah jaringan ini. Semua ini bukan hanya soal nyawa, tapi uang, posisi, dan kontrol.”

“Mereka, sudah main terlalu jauh.”

Karan menekankan jarinya di meja, suaranya dingin tapi penuh tekad

“Ya. Dan aku tidak akan membiarkan mereka lolos. Sekarang aku tahu siapa musuh kita dan aku akan bongkar semuanya. Satu per satu.”

Helena, yang duduk di sofa beberapa langkah dari mereka, menatap Karan dengan mata penuh pertanyaan dan sedikit takut.

“Mas, aku harus ikut? Aku takut kalau aku… belum pulih sepenuhnya,” bisiknya pelan.

Karan mendekat, menggenggam bahunya dengan lembut.

“Hel, kamu sudah melewati hal yang paling berat. Sekarang, kita hadapi ini bersama. Aku janji, aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu lagi.”

Helena menelan ludah, napasnya masih berat, tapi matanya menyala.

“Baik Mas. Aku ikut. Tapi kita harus berhati-hati.”

Karan menunduk, matanya menatap layar monitor lagi.

“Dion, mulai dari jejak pencucian uang ini. Kita lacak semua yang terlibat, termasuk Firdaus. Semua harus jelas.”

Dion mengangguk, menyalakan laptop dan mulai menelusuri data.

1
Freya
semangat berkarya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!