NovelToon NovelToon
RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Berbaikan / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Far

Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAK PANTANG MENYERAH

Malam itu, Ares duduk di meja kerjanya. Sejak insiden di jalan, ketika Luna enggan bertemu dengannya, dan mengusirnya dengan nada lembut namun menusuk, membuat dada Ares terasa sesak. Kata-kata Luna terus terngiang di telinganya.

“Kamu sudah menikah. Kamu sudah ada istri sekarang. Jangan pernah ganggu aku lagi.”

Ares menunduk, wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkram rambutnya sendiri. Rasa bersalah membuatnya menyalahkan diri sendiri. Seandainya Luna tidak pernah mengenal Celine, mungkin hubungannya dengan Luna tidak akan serumit ini.

Di kamar, Celine tertidur dengan pulas. Walaupun dirinya sempat dipermalukan oleh Luna dengan kata-kata yang menusuk, namun Celine merasa dirinya tetap menang karena sudah menghancurkan rumah tangga Luna bersama orang yang dicintainya.

Ares melihatnya sebentar, lalu mengalihkan pandangan. Hatinya muak. Pernikahan itu sah di mata hukum dan agama, tapi tidak pernah ia ikhlaskan di dalam hati.

Pagi harinya, Ares memberanikan diri membuka ponsel. Tangannya gemetar saat mengetik pesan.

“Luna… aku ingin bicara. Hanya sebentar saja. Tolong beri aku kesempatan.”

Pesan terkirim, namun tidak ada balasan. Ares terus mengirimkan berung kali. Namun tetap tidak ada balasan.

Akhirnya Ares mencoba menelepon. Suara mesin menjawab, “Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.”

Ares menghela napas berat, sadar kalau Luna sudah memblokir nomornya.

Tak lama kemudian, Celine masuk kedalam kamar dan mendapati Ares sedang gelisah sambil menggenggam ponselnya.

“Siapa yang kamu hubungi?” tanya Celine dengan ketus.

Ares yang terkejut dengan kehadiran Celine dari kamar mandi langsung meletakan ponselnya di atas kasur. “Bukan siapa-siapa.”

“Jangan pernah kamu hubungi perempuan itu. kamu sudah menjadi suamiku.” Celine menunjuk wajah Ares dengan angkuh.

Sikap Celine tersebut membuat Ares merasa geram. Ia lantas berdiri dan mendekatkan wajahnya pada ke wajah Celine. Ares menatap dengan tatapan penuh kebencian.

“Celine. Dari awal kita hanya sepakat untuk membuat Luna cemburu saja. Tidak ada perjanjian untuk aku menyakiti hati Luna. Kamu sudah melanggar perjanjian kita.”

Ditengah kemarahan Ares, Celine justru berusaha menggoda. Ia melingkarkan tangannya pada leher Ares untuk membuatnya luluh. “Ares, bukankah mencintaiku lebih bahagia. Cobalah lakukan itu. Bukankah pernikahan membutuhkan keturunan. Dan Luna…”

Belum sempat Celine melanjutkan ucapannya, Ares langsung melepaskan tangan Celine dari lehernya dengan kasar. “Jangan pernah kamu bicara buruk tentang Luna.”

Ares berjalan menuju pintu. Namun baru saja Ares hendak memutar ganggang pintu, Celine berteriak. “Berani sekali kamu membela dia di depan ku! Apa kamu tidak ingat Ares? Aku bisa saja membongkar semuanya sekarang juga.”

Terdapat ketakutan di hati Ares, namun ia memilih pergi membiarkan Celine mengancamnya. Ares merasa semuanya sama saja. Ia sudah menuruti kemauan Celine untuk membuat Luna cemburu, namun ternyata Celine malah menambah permasalahan lebih besar.

***

Hari itu, setelah cukup lama Ares berpikir di dalam mobilnya, akhirnya Ares memberanikan diri mendatangi kantor Luna. Ia tahu jam pulang Luna, ia hafal kebiasaanya.

Mobil hitam yang di kendarainya di parkirkan agak jauh dari gerbang kantor Luna, agar tidak mencolok. Di balik kaca gelap ia menunggu. Matanya menatap setiap karyawan yang keluar. Sampai akhirnya, Luna keluar. Rambutnya diikat sederhana, wajahnya lelah, tapi tetap cantik seperti biasa.

Ares segera keluar dari mobil. “Luna!” panggilnya, hingga membuat beberapa orang menoleh padanya.

Luna terkejut, tubuhnya menegang. Tatapannya segera berubah dingin. “Apa yang kamu lakukan disini?” dari nada suaranya menjelaskan penolakan.

Ares mendekat beberapa langkah, mencoba tersenyum meski wajahnya kacau. “Aku hanya ingin bicara. Aku mohon.”

Luna mengendus. “Tidak ada yang perlu kita bicarakan Ares. Bukankah perpisahan kita sudah jelas, dan kamu perjelas lagi dengan pernikahanmu dengan Celine.” Ia berbalik, langkahnya cepat, jelas ingin menghindar.

Ares panik, tangannya hampir terulur untuk menahan, tapi ia tahu itu hanya akan membuat Luna lebih marah. “Luna… aku mohon. Kamu pikir aku bahagia dengan semua ini?!” suaranya meninggi tanpa sadar.

Luna berhenti sejenak, menoleh tajam. “Kamu yang memilih jalanmu sendiri, Ares. Jangan tarik aku lagi ke dalamnya. Kamu selalu mengatakan ini semua untuk melindungiku, tapi melindungi dari apa? Kamu selalu membuat aku merasa bersalah.”

Kalimat itu menghantam Ares. Ia berdiri kaku, tidak sanggup mengejar. Hanya bisa menatap punggung Luna yang menjauh, meninggalkan dirinya.

***

Malam itu, hujan turun rintik-rintik. Ares tidak bisa tidur. Kata-kata Luna tadi sore terus terngiang.

Ares tahu Luna keras kepala. Sekali ia memutuskan sesuatu, sulit sekali untuk digoyahkan. Tapi justru itulah yang membuat Ares semakin ingin menjelaskan semuanya, meski ia tidak bisa membuka semua kebenaran.

Ia akhirnya nekat pergi ke apartemen tempat Luna tinggal.

Begitu sampai lobby, beberapa orang menatapnya penuh curiga. Mereka tahu siapa Ares, apalagi berita tentang pernikahannya cukup menghebohkan. Ares cukup bingung, bagaimana agar ia bisa menemui Luna, sementara butuh kartu akses kesana.

Namun seketika, Noval yang tinggal satu gedung apartemen dengan Luna berada di hadapannya. “Ares.” Suara Noval dingin, tajam. “Mau apa kamu kesini?”

Ares menahan napas. Rahangnya mengeras. “Aku hanya ingin berbicara dengan Luna.”

“Bicara? Noval tersenyum miring. “Kamu tahu kan, setiap kali kamu mencoba mendekatinya kembali, hal itu justru membuatnya disiksa habis-habisan oleh Celine? Sekarang jalanilah hidupmu bersama Celine.”

Ares menunduk, suaranya melemah. “Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja.”

Noval menatapnya lama, lalu mengendus. “Dia baik-baik saja, sampai kamu muncul lagi.”

Pintu lift terbuka, dan dari dalam, Luna muncul bersama Nuri. Matanya langsung membeku melihat Ares berdiri di depan. Sekejap suasana jadi tegang.

“Luna…” Suara Ares nyaris bergetar.

Namun Luna menatapnya dengan sorot dingin. “Ares, aku sudah cukup menderita, tolong jangan hadapkan aku lagi dengan urusanmu dan Celine.”

Ares ingin berbicara, ingin menjelaskan, ingin berteriak bahwa ia masih mencintainya. Tapi kata-kata itu tertahan di tenggorokannya.

Nuri segera menggandeng Luna menjauh, namun Ares justru mengejar dan menarik tangan Luna dengan keras.

“Luna kamu harus tahu, ini semua bukan keinginan ku. Berikan aku kesempatan untuk menyelesaikannya.”

Luna meringis merasakan genggaman tangan Ares yang sangat kuat. “Arrrgh.. sakit Ares.”

Mendengar itu Noval berusaha melepaskan genggaman Ares. Dengan kekuatan yang entah datang dari mana, Luna mendorong tubuh Ares hingga Ares mundur beberapa langkah. Namun tubuh Ares seketika di tahan oleh seseorang dari belakang. Celine. Ia kembali hadir di tengah keriuhan.

“Aku datang untuk menjemput suamiku yang harga dirinya sedang di injak-injak oleh mantan istrinya.” Celine menggandeng tangan Ares sambil tersenyum sinis.

Ares justru melepaskan tangan Celine dari lengan tangannya dengan kasar dan keluar gedung meninggalkan mereka semua.

“Celine, apa aku perlu ajari bagaimana cara menjaga suamimu agar tidak mengejar wanita lain?” ucap Luna sambil berjalan mendekati Celine.

Celine hanya menatap sinis Luna. Matanya menyipit, seakan sedang menyiapkan pembalasan untuk Luna.

1
LinJibongs
Thor, jangan biarin kami kelaparan. Update secepatnya 🥺
Desy Far: Kak. Sudah diupload ya bab selanjutnya. Selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Gbi Clavijo🌙
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Desy Far: Tenang aja kak. Aku bakal ajak kakak greget sama kisah Luna ini 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!