Gubrakkk
Nala Casandra memegang kepalanya, dia baru saja membaca sebuah novel dan sangat kesal. Dia marah sekali pada seorang antagonis yang ada di novel itu. Sangking kesalnya, dia melemparkan novel itu ke dinding, siapa sangka novelnya mental kena kepalanya, sampai dia jatuh dari sofa.
Dan siapa sangka pula, begitu dia membuka matanya. Seorang pria tengah berada di atas tubuhnya.
"Agkhhh!" pekik Nala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Jurus Pukau
Tatapan Prabu Jayalodra masih tampak kosong, dan tak ada yang mencurigai hal itu sama sekali. Prabu Jayalodra adalah seorang yang memiliki ilmu Kanuragan yang cukup tinggi. Sayangnya, Raja Ulzhan telah memilih hari yang tepat, dimana prabu Jayalodra akan sangat lemah pada hari ini.
Dan dengan tatapan kosong itu, prabu Jayalodra mengatakan kepada semua yang hadir di aula istana kerajaan Girinata.
"Raja Ulzhan, ingin menikah dengan Sekar Nala, jika ini menyangkut perdamaian antara kedua kerajaan, maka hal ini seharusnya menjadi kebanggaan bagi pangeran Arga Yudha Kertajaya untuk melepaskan..."
"Ayahanda!" pangeran Arga Yudha Kertajaya segera berdiri dari tempatnya.
Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya. Semua orang sebenarnya, bukan hanya pangeran Arga Yudha Kertajaya saja. Semua orang tampak terkejut. Bahkan Ratu Ken Dwijasari, segera meraih lengan prabu Jayalodra dan berbisik sesuatu padanya.
"Kanda prabu, bagaimana mungkin seperti ini? nama baik dan harga diri kita sebagai anggota kerajaan..."
"Kamu mau menentangku?" tanya Prabu Jayalodra.
Sementara Raja Ulzhan masih terlihat mengangkat dagunya, dan pandangannya sama sekali tidak beralih dari Nala.
'Pria ini, dia pasti menghipnotis prabu Jayalodra. Aku harus cari cara!' batin Nala.
Nala mencari sekelilingnya, dia tahu siapa satu-satunya orang yang bisa mengalahkan Raja Ulzhan.
"Jenderal Mahesa Wulung" ucapnya pelan.
Nala segera memanggil Sumi.
"Sumi, katakan pada Jenderal Mahesa Wulung, kemungkinan prabu Jayalodra dihipnotis oleh Raja Ulzhan..."
"Hahh" reaksi Sumi membuat Nala terkejut sampai menjeda ucapannya.
"Sumi, jangan kaget dulu. Pending dulu kagetnya!" protes Nala.
Sumi malah garuk-garuk kepala.
"Pending? apa itu tuan putri?" tanya Sumi.
Nala mendesah kasar, bisa-bisanya juga dia bicara bahasa seperti itu pada Sumi di saat seperti ini.
"Jangan tanya hal lain, pokoknya cepat katakan pada Jenderal Mahesa Wulung. Kalau prabu Jayalodra kemungkinan dihipnotis oleh Raja Ulzhan!"
"Hipno... apa tuan putri?" tanya Sumi lagi.
"Hipnotis" jawab Nala.
"Kipnopis..."
"Sumi, hais!" Nala menyerah.
Sumi benar-benar tidak bisa di andalkan saat ini.
Nala pun pada akhirnya meminta Sumi memanggil jenderal Mahesa Wulung mendekat ke arahnya. Sumi menganggukkan kepalanya, dan segera berjalan dengan cepat ke arah Jenderal Mahesa Wulung yang duduk cukup dekat dengan prabu Jayalodra.
"Aku sudah membuat keputusan..."
Pangeran Arga Yudha Kertajaya tidak bisa bersabar lagi. Tadinya, dia masih ingin menyembunyikan tentang kehamilan Sekar Nala, mengingat ada beberapa orang yang ingin mencelakainya akhir-akhir ini. Namun, jika dia tidak mengatakannya sekarang, ayahnya yang berperilaku sangat aneh itu pasti tetap akan memaksa Nala menjalani pernikahan antar kerajaan.
"Istri pangeran sedang hamil, ayahanda!"'
Semua orang terkejut. Jenderal Mahesa Wulung yang berjalan bersama Sumi pun sangat terkejut.
"Apa yang dikatakan pangeran itu benar, Sumi" tanya Jenderal Mahesa Wulung lirih.
Sumi menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Benar Jenderal" jawabnya.
Jenderal Mahesa Wulung tampak menghela nafas panjang. Tapi, dia memang sudah mencoba untuk merelakan kebahagiaan Sekar Nala.
Tapi apa yang dikatakan oleh pangeran Arga Yudha Kertajaya membuat Raja Ulzhan mengepalkan tangannya.
Adipati Wiyanarka, yang merupakan ayah kandung Sekar Nala, bahkan terlihat diam saja. Baginya, jika memang Sekar Nala ingin di jadikan ratu oleh raja Ulzhan. Itu adalah sebuah berkah. Dia akan menjadi ayah mertua seorang Raja, Raja yang di takuti oleh kerajaan-kerajaan besar lain di tanah Jawa.
Dia pikir, dia akan menjadi lebih terhormat. Namun, ketika mendengar Sekar Nala hamil, Adipati Wiyanarka terlihat menghela nafas panjang.
Ratu Sekar Arum yang melihat kesempatan ini segera memberi hormat dan mendekat ke arah prabu Jayalodra.
"Mohon ampun Gusti prabu. Sekar Nala sedang hamil, tolong jangan membuat keputusan dengan tergesa-gesa. Sebenarnya hamba mewakili semua perdana menteri dan Adipati, keputusan yang mulia ini..."
Ratu Sekar Arum sedang meminta penjelasan Prabu Jayalodra. Sedangkan jenderal Mahesa Wulung sudah sampai di dekat Sekar Nala.
"Tuan putri" sapa jenderal Mahesa Wulung sambil memberi hormat.
Mendengar suara jenderal Mahesa, pangeran Arga Yudha Kertajaya segera berbalik.
"Untuk apa jenderal kemari..."
"Pangeran, dengarkan aku. Jenderal, kita dari padepokan yang sama kan? apa jenderal ingat jurus pukau? jurus terlarang yang kitab sucinya hilang dari padepokan?" tanya Nala yang langsung membuat pangeran Arga Yudha Kertajaya menahan amarahnya.
Jenderal Mahesa Wulung segera mengangguk.
"Sepertinya prabu Jayalodra, terkena jurus itu. Jurus pukau" terang Nala.
Pangeran Arga Yudha Kertajaya segera melihat ke arah ayahnya. Sejak tadi, ayahnya itu memang seperti lain. Seperti tidak biasa.
"Kamu tahu hal ini? lalu bagaimana cara menyadarkan ayahanda?" tanya pangeran Arga Yudha Kertajaya berkata sangat pelan.
Sementara Ratu Sekar Arum dan prabu Jayalodra tengah berdebat. Sekar Nala pun bicara dengan pangeran Arga Yudha Kertajaya dan jenderal Mahesa Wulung.
"Jenderal Mahesa Wulung, pasti tahu kan bagaimana caranya?" tanya Nala.
Jenderal Mahesa Wulung terdiam, dia memang mempelajari sedikit, tapi kan karena memang selama ini, tidak pernah ada pendekar atau penjahat yang menggunakan jurus itu. Dia belum pernah mempraktekkannya sama sekali.
"Aku akan segera pergi menemui Resi Barata, butuh perantara untuk menyadarkan Gusti prabu Jayalodra"
Nala segera mengangguk.
Jenderal Mahesa Wulung segera memberi hormat pada Nala dan pada pangeran Arga Yudha Kertajaya. Setelah itu dia pergi dengan cepat. Saat menjauh dari keramaian, langkah jenderal Mahesa Wulung benar-benar cepat. Ilmu meringankan tubuhnya adalah yang tertinggi dari semua penduduk kerajaan Girinata. Saat seseorang melihatnya pada jarak 10 meter, saat orang itu berkedip, jenderal Mahesa Wulung sudah tidak akan terlihat lagi. Karena sudah berada di jarak 100 meter lebih.
"Mohon dipikirkan terlebih dahulu Gusti prabu!" kata semua menteri dan Adipati yang hadir.
Jenderal Timade segera mendekat ke arah raja Ulzhan.
"Yang mulia, sepertinya bukan waktu yang tepat. Tuan putri yang ingin, yang mulia nikahi sedang hamil. Pernikahan seperti ini, juga tidak di ijinkan di silsilah kerajaan kita" bisik jenderal Timade.
***
Bersambung...
CLBK
😍😍😍
kena prank🫠🫠🫠
jehong udah mewek2 malah bercyandaaahhhh🤣🤣🤣
yg tegar y nala, otw balas dendam aq dukung koq😤😤😤