NovelToon NovelToon
Bintang Untuk Angkasa

Bintang Untuk Angkasa

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Intro_12

Malam itu menghancurkan segalanya bagi Talita —keluarga, masa depan, dan harga dirinya. Tragedi kelam itu menumbuhkan bara dendam yang ia simpan rapat-rapat, menunggu waktu untuk membalas lelaki keji yang telah merenggut segalanya.

Namun takdir mempermainkannya. Sebuah kecelakaan hampir merenggut nyawanya dan putranya— Bintang, jika saja Langit tak datang menyelamatkan mereka.

Pertolongan itu membawa Talita pada sebuah pertemuan tak terduga dengan Angkasa, lelaki dari masa lalunya yang menjadi sumber luka terdalamnya.Talita pun menyiapkan jaring balas dendam, namun langkahnya selalu terhenti oleh campur tangan takdir… dan oleh Bintang. Namun siapa sangka, hati Talita telah tertambat pada Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intro_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Angkasa Marah

Talita melangkah penuh percaya diri menuju bangku panjang di halaman PAUD, tempat ibu-ibu biasanya berkumpul sambil menunggu anak mereka keluar kelas. Angin siang berhembus lembut, membawa aroma bunga flamboyan yang berguguran di tanah. Wajah Talita sumringah, seolah ia sudah menyiapkan sebuah kisah besar untuk didengar.

Begitu duduk di tengah kerumunan, ia menarik napas panjang. Sekejap saja ekspresinya berubah, matanya dibuat sendu, bibirnya menurun, persis perempuan yang baru saja ditindas nasib.

“Bu, kalian tahu berita terbaru soal Angkasa? Di web El Mariachi…” suaranya bergetar penuh drama.

Beberapa ibu sontak menoleh, penasaran. “Berita apa, Bu Talita?”

Talita langsung menunduk sedikit, menambahkan kesan teraniaya. “Angkasa menganiaya ART-nya sampai pingsan. Ada buktinya, fotonya… itu aku. Bukan rekayasa. Aku sendiri yang diperlakukan kejam. Angkasa memang begitu, tidak manusiawi.”

Hening sempat turun. Namun hanya sekejap. Tawa keras meledak di antara para ibu. Salah satunya sampai menepuk paha sambil terpingkal.

“Ya ampun, Bu Talita… itu mah kayak sinetron Indosiar!” serunya.

“Iya, iya! Dua episode lagi pasti ada adegan tabrakan mobil sama rumah sakit,” timpal yang lain, membuat gelak tawa semakin riuh.

“Kalau beneran kayak gitu, kok saya nggak lihat di TV? Masa cuma nongol di web gosip doang,” celetuk seorang ibu muda, cekikikan.

Talita menggertakkan gigi. Wajahnya memerah, berusaha menahan marah. “Aku serius! Beritanya ada kok di web El Mariachi! Kalian buka sendiri!”

Seorang ibu buru-buru mengeluarkan ponsel, jari-jarinya lincah mengetik alamat situs itu. Tapi layar yang muncul hanya hitam dengan tulisan besar ‘Error 167*’.

“Nah, kan. Kosong. Paling juga berita karangan,” ujarnya sambil menunjukkannya pada yang lain.

Gelak tawa pecah lagi, lebih keras dari sebelumnya. “Aduh, Bu Talita, kalau mau bikin cerita, serius deh, cocok banget jadi penulis sinetron. Nggak kalah sama FTV sore!”

Talita terdiam. Dadanya sesak, darahnya serasa mendidih. Ia ingin berteriak, tapi suara tawaan itu terlalu nyaring. Sakit hati bercampur malu, membuat kepalanya menunduk. “Kenapa semuanya berbalik begini?!”

Ia bergegas menjauh dari kerumunan, lalu buru-buru menekan nomor El Mariachi. Begitu tersambung, suara di ujung sana terdengar penuh amarah.

“Talita! Apa yang sudah kau lakukan?! Beritanya cuma tayang sepuluh menit! Itu pun pembacanya sedikit, belum sempat viral, belum sampai warga satu RT tahu! Setelah itu websitenya down, error total!” suara El Mariachi meninggi.

Talita terkejut. “Bagaimana bisa?!”

“Bagaimana bisa?! Justru aku yang harus tanya padamu! Gara-gara berita Angkasa, websitenya down, rusak, dan semua pembaca mengira itu hoaks! Aku kehilangan sumber pendapatan tujuh tahun hanya karena kau! Aku tidak bisa dapat uang lagi dari sana. Kau sumber sialku, Talita! Mulai sekarang kerja sama kita selesai!”

Klik. Telepon ditutup kasar.

Talita menatap layar ponselnya yang gelap, dada sesak bercampur malu. Rasanya ia ingin berteriak, tapi tak bisa. ‘Kenapa selalu gagal…’

^^^^

Sore itu, suasana mansion mencekam. Angkasa pulang lebih cepat, wajahnya masam. Suara sepatunya keras menghantam lantai marmer, membuat pelayan saling lirik ketakutan.

Di kamar Langit, Talita pura-pura sibuk mengatur bantal dan selang oksigen. Tapi suara berat Angkasa sudah terdengar di belakangnya.

“Keluar.”

Talita pura-pura tak dengar. Tangannya sibuk, wajahnya pura-pura serius. Tapi Angkasa maju dan meraih lengannya kasar. “Aku bilang, keluar!”

Di ruang tamu, tujuh pelayan berbaris menyaksikan. Angkasa menatap Talita tajam, nadanya tajam bagai pisau.

“Kau kira aku tidak tahu? Berita murahan itu jelas ulahmu! Ada fotomu, Talita! Kau yang menyebarnya!”

Talita mengangkat dagunya tinggi, matanya dingin menusuk balik. “Aku tidak tahu apa-apa. Mungkin itu hasil editan AI. Sekarang teknologi bisa bikin apa saja… termasuk wajahku.”

Ruangan seketika hening. Pelayan yang berdiri berbaris di tepi ruangan saling melirik, menunggu reaksi Angkasa.

“AI?!” Angkasa mendengus, nyaris tertawa sinis. Ia maju selangkah, jarinya menunjuk tepat ke arah wajah Talita. “AI macam apa yang bisa menirukan detail keringat di dahimu? Cara tubuhmu membungkuk? Ekspresi nelangsa itu?!” Suaranya meninggi, penuh tuduhan.

Namun Talita tetap tenang, tidak bergeming sedikit pun. “Kalau memang kamu pintar, buktikan. Kalau tidak, jangan asal tuduh.” Matanya menatap langsung pada Angkasa, tidak gentar. Lalu ia menambahkan dengan suara lebih rendah namun mantap, “Dan ingat, aku di sini bukan karena kamu. Nyonya Kamila yang mengizinkan, Nyonya Kamila yang menggaji aku. Kamu tidak punya hak untuk memecatku.”

Beberapa pelayan menunduk cepat, menahan senyum. Mereka tidak berani bersuara.

Wajah Angkasa memerah, urat di pelipisnya tampak menegang. Tangannya mengepal, dada naik turun. “Kurang ajar…!” geramnya. Dengan gerakan kasar, ia meraih ponsel di meja. Jemarinya menekan nomor dengan terburu-buru.

“Angkasa?” suara Kamila terdengar dari speaker, jelas dan tegas.

“Mama, Talita ini berbahaya. Dia yang membuat berita miring tentang aku di web El Mariachi! Aku yakin sekali itu dia!” suara Angkasa keras, penuh emosi.

Talita hanya menunduk dengan wajah datar, pura-pura sibuk merapikan ujung bajunya.

Suara Kamila terdengar tenang namun menusuk. “Apa buktinya, Angkasa?”

Angkasa terdiam sejenak. Ia melirik Talita yang tetap kalem. “Aku… aku tidak punya bukti, tapi...” karena foto website El Mariachi telah  ia retas dan sekarang error

“Tidak ada bukti? Hanya tuduhan kosong?” potong Kamila cepat. “Angkasa, kau memang tidak suka Talita sejak awal. Aku kenal sifatmu. Kau selalu angkuh, selalu menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan egomu. Tapi Talita perempuan baik. Aku percaya padanya.”

Angkasa mengatup rahang, napasnya memburu.

Kamila melanjutkan, kali ini suaranya lebih lembut tapi penuh tekanan. “Aku ingin kalian rukun. Ingat, suatu saat Talita bisa jadi kakak iparmu. Maka berhentilah bersikap seperti anak kecil.”

Talita menunduk dalam, berlagak sopan. Tapi di balik itu, bibirnya melengkung tipis, menyembunyikan senyum kemenangan.

“Dan satu lagi,” tambah Kamila, suaranya berubah tegas kembali. “Bintang harus mendapat makanan bergizi. Mulai sekarang, kalian harus makan satu meja. Tanpa pengecualian. Jangan ada alasan.”

Klik. Sambungan terputus.

Ruangan kembali sunyi. Hanya terdengar tarikan napas keras Angkasa. Ia menatap ponselnya, lalu dengan geram melemparkannya ke sofa. ‘Buk!’

Dengan langkah berat, ia berbalik, menaiki tangga tanpa menoleh lagi. Setiap hentakan kakinya di anak tangga menggema, seakan menyalurkan amarahnya ke seluruh rumah. Hingga akhirnya....

‘BRAK!’pintu kamarnya tertutup keras, membuat semua pelayan terlonjak kaget.

Sementara di ruang tamu, Talita masih berdiri tegak. Ekspresinya datar, hanya matanya yang berkilat tipis. “Satu babak lagi, aku menang,” batinnya.

1
Asih S Yekti
lanjut , cerotanya bagus aku suka
Asih S Yekti
penulis baru tp bagus kok g banyak tipo penyusunan bahasanya juga bagus
Intro: Trimakasiih.. /Smile/
total 1 replies
Ceyra Heelshire
kasian banget /Whimper/
Intro
Hai, ini karya pertama ku..
makasih sudah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!