NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Kabar bahwa Juna memiliki anak dari wanita lain yang sudah berusia 7 tahun, baru saja sampai di telinga Kinanti, Mama Jasmine. Wanita paruh baya itu jelas sangat syok ketika mendengar pengakuan dari menantunya. Sebagai seorang Ibu, tentu Kinanti merasakan perih dan kesedihan atas nasib putrinya. Kinanti tidak pernah membayangkan jika ujian dalam rumah tangga putrinya akan datang di tahun pertama pernikahan.

Kinanti menghela nafas berat setelah cukup lama diam karna berusaha menormalkan perasaannya yang tidak karuan.

"Jasmine,," Lirih Kinanti seraya menyentuh punggung tangan putrinya, menatap lekat-lekat wajah putrinya. Dia ingin tau apakah putrinya sanggup dan bisa menerima kenyataan ini.

Jasmine yang paham arti tatapan sang Mama, dia segera mengangguk seraya tersenyum lembut.

"Mama jangan khawatir Jasmine, Jasmine baik-baik saja." Ujarnya meski tidak sepenuhnya jujur. Mana mungkin Jasmine tega mengungkapkan perasaan dia yang sebenarnya. Selain tidak mau membuat sang Mama terbebani, keputusan untuk menikah dengan Juna adalah pilihannya, jadi apapun yang terjadi dalam kehidupan rumah tangganya bersama Juna, Jasmine siap merasakan dan menanggung resikonya sendiri.

"Kamu yakin.? Hubungan Juna dengan putranya bukan sekedar setahun dua tahun, tapi selamanya. Ikatan darah tidak akan terputus sampai kapanpun. Dan selama anak Juna masih di bawah umur, tentu kedua orang tuanya akan selalu terlibat bersama-sama untuk mengasuhnya. Apa kamu sudah menyiapkan hati untuk melihat interaksi mereka selama 10 tahun Ke depan.?" Tanya Mama Kinanti meyakinkan.

Semua perkataan Mama Kinanti memang terdengar menghasut Jasmine, seolah ingin membuka mata putrinya bahwa hidupnya tidak akan mudah jika tetap bertahan dengan Juna. Sebab harus memiliki hati yang lapang, kesabaran yang luas, keikhlasan yang tinggi, dan kecemburuan yang rendah. Jika Jasmine memiliki semua itu, barulah hidupnya akan tenang. Karna jika Jasmine tidak membentengi diri dengan semua itu, maka akan timbul perasaan sakit hati, marah, tidak rela dan sulit bahagia tentunya.

Mama Kinanti khawatir jika kebahagiaan yang selama ini di impikan oleh Jasmine selama 7 tahun untuk menjadi istri Juna, pada akhirnya tidak sesuai harapan.

Jasmine menatap lurus ke depan, memastikan tidak ada perasaan tersinggung di wajah Juna setelah Mama Kinanti bicara seperti itu. Dalam keadaan seperti ini, Jasmine masih saja ingin menjaga perasaan suaminya.

"Kamu bicara dulu saja dengan Mama, aku ke depan sebentar." Juna beranjak dari duduknya, dia seperti paham kalau Ibu dan anak itu butuh privasi untuk membicarakan dirinya.

Tanpa menunggu persetujuan dari Jasmine, Juna segera pamit pada mertuanya. Dia sempat meminta maaf lagi dan meninggalkan mereka di ruang keluarga.

Jasmine juga tidak menahan Juna, karna sebaiknya memang Juna tidak mendengar percakapannya dengan Mama Kinanti.

...******...

Juna melajukan mobilnya ke luar dari halaman rumah mertuanya. Juna mendadak kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa ujian yang sebenarnya baru akan di mulai hari ini. Hari dimana Jasmine mungkin akan lebih mendengarkan perkataan wanita yang melahirkannya. Hatinya mendadak gusar, Juna telah kehilangan harapan untuk bisa melanjutkan hidup bersama Jasmine.

Pri yang tidak bisa menyembunyikan raut wajah gusarnya itu tampak frustasi. Beberapa kali menyugar rambut kebelakang.

Setelah berkendara sekitar 15 menit, Juna memarkirkan mobilnya di sebuh kafe. Kafe yang menjadi favorit Jasmine ketika mengajaknya bertemu untuk sekedar bercerita.

Juna menempati meja yang dulu sering dia dan Jasmine tempati. Dia sudah memesan minuman sebelum duduk di sana.

Baru duduk beberapa detik di kursi itu, ingatan Juna langsung tertarik ke belakang. Potongan demi potongan percakapannya dengan Jasmine di masa lalu, mulai muncul satu persatu. Percakapan yang membuat hatinya terasa pilu dan menyesal dalam waktu bersamaan.

"Kak Juna masih ingat dengan Riko.?" Tanya Jasmine. Juna mengangguk acuh.

"Pagi tadi dia menganggu ku lagi dengan mengajak berkencan. Aku sudah sering bilang padanya jika aku punya pacar, tapi dia terus saja mengganggu. Menyebalkan sekali." Tutur Jasmine yang kala itu berusia 19 tahun. Sudah 2 tahun menjadi mahasiswi.

"Kamu juga sering menganggu ku. Sudah aku bilang aku sibuk, tapi selalu memaksa bertemu." Sahut Juna dengan tatapan sedikit sebal.

"Kak,,," Rengek Jasmine, bibirnya tampak mengerucut. Dia menunjukkan eksepsi kesal, namun tatapan matanya tetap menunjukkan cinta yang besar.

"Bagaimana bisa seorang pria tidak cemburu ketika kekasihnya mengadu di goda pria lain." Keluhnya Jasmine.

"Tidak apa-apa kalau Kak Juna belum mencintaiku, aku akan menunggu sampai cinta itu datang untukku." Ucapnya dengan mata berbinar penuh harap.

"Terserah kamu saja." Juna menjawab acuh.

"Maaf." Lirih Juna ketika tersadar dari lamunan. Detik itu juga, dia langsung merutuki dirinya sendiri karna selalu bersikap acuh pada Jasmine selama bertahun-tahun.

Seorang pelayan datang membawakan pesanan Juna. Dia mengulas senyum ramah ketika meletakkan minuman di atas meja.

"Sore Kak. Bagaimana kabar Jasmine.? Apa dia akan menyusul. Sudah lama saya tidak melihatnya datang ke sini." Ucapnya ramah.

Juna tidak terkejut ketika pelayan itu berani menyapanya dengan menanyakan Jasmine. Istrinya itu sangat ramah dan baik pada siapapun, semua karyawan di kafe ini cukup dekat dengan Jasmine meski tidak bertukar kontak. Tidak heran kalau ada yang mencarinya.

"Dia di rumah." Juna menjawab singkat.

"Tolong sampaikan salam untuk Jasmine. Semoga lain waktu bisa datang ke sini. Saya permisi." Pelayan itu bergegas pergi meninggalkan meja Juna setelah meletakkan semua pesanannya.

"Bahkan orang lain saja bisa merindukanmu, kenapa dulu aku tidak seperti itu." Juna tersenyum kecut. Dia benar-benar merasa sangat bodoh karna bertahun-tahun mengabaikan ketulusan Jasmine.

...******...

"Belum terlambat untuk mempertimbangkannya. Apalagi belum ada anak di antara kamu dan Juna, jadi tidak ada yang memberatkan jika ingin berhenti sampai disini." Ujar Mama Kinanti.

Jasmine sejak tadi berusaha menahan air matanya agar tidak luruh. Dia ingin menunjukan pada Mamanya bahwa dia baik-baik saja kalau memang harus bertahan dengan kondisi seperti ini.

"Jasmine merasa sanggup menjalaninya. Memang tidak mudah. Tapi seseorang yang mampu bertahan ketika di uji, bukankah dia pemenangnya." Jasmine tersenyum lebar dan meraih tangan Mamanya untuk di genggam.

"Tolong dukung keputusan Jasmine, Jasmine butuh dukungan dan doa dari Mama. Tidak apa-apa, Jasmine masih sangat sanggup bertahan. Mas Juna sudah meminta maaf dan minta kesempatan pada Jasmine, rasanya sangat kejam kalau Jasmine meninggalkannya."

Mama Kinanti hanya bisa menghela nafas berat. Putrinya memang sudah dewasa, dia bisa menentukan jalannya sendiri. Meski sudah berusaha meyakinkannya, tapi kalau Jasmine kekeuh bertahan, Mama Kinanti bisa apa.

"Ya sudah kalau keputusan kamu sudah bulat. Tapi untuk 1 minggu ke depan, Mama ingin kamu menginap di sini tanpa Juna. Mama yakin kamu sedang butuh waktu sendiri tanpa ada Juna sementara waktu." Ujar Mama Kinanti.

Jasmine tampak terdiam untuk mempertimbangkan permintaan Mamanya, sampai akhirnya dia mengangguk setuju.

1
Sull viaa
lanjut
sherly
bahaya banget situasi kayak gini... hadewww Juna hrs lebih waspada... Jojo kayaknya hanya modus tu nikah
sherly
gitulah Jasmine tetep bertahan dan berpikir positif, kamu tu stress makanya ngk hamil2... apa lg Juna tu sampai bab ini msh setia dan cinta banget Ama kamu... jgn menyerah, semnagat
sherly
emang sulit diposisi Jasmine, smua dia punya tp blm hamil jdnya kan minder sendiri... smoga aja Juna tetep setia Ama jasmine
sherly
shaka kenapa diam saja si Juna tuh dah nyakitin hati adekmu
Ayna Adam
Kak Othor q masih menunggu kelanjutan kisah ini kak
Ditunggu kelanjutannya kak
sherly
siapkan hati yg banyak yg jas kayaknya bakalan sering sakit hati Ama kelakuan juna
dian sadiyah
Luar biasa
Goragori
ko gaada lnjtnnya lgi si?
Chorie Rizkiana
Lumayan
Ririndiyani
Luar biasa
mba mawar
bagus
🍓🍓🍓
harusnya si kampret ini bilang suruh patuh sama daddy dan momy sambungnya tp ya gitu sih klo burik mah tetep burik
🍓🍓🍓
bangke emang vierra
🍓🍓🍓
oh bangke emang mantan nya mokondo itu pakek anak kecil jd senjata ...udah sih bikin metong ja ketabrak truck atau apa kek itu si vierra atau anaknya ribet..
🍓🍓🍓
udah jas pergi aja biar si mokondo besok2 pakai otak nya dulu biar bisa berfikir meskipun bobroknya sebelum nikah tp jujur itu modal utama rumah tangga..wis berjuang bertahun tahun sendiri dah gitu di bohongi elah cinta boleh baik boleh bodoh jangan
🍓🍓🍓
udah sih buang aja si mokondo biar nyesel..berjuang sendiri itu capek apalagi kalo yg di perjuangin kembali ke zona nyaman mantan
Ira
k
Devi Devi
/Drool/
Silvi Vicka Carolina
itulah orang lain yang hanya melihat hasil nya tanpa tau prosesnya ...mencibir ...tanpa tau awalnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!