Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Mendengar ada keributan di depan kamarnya, Moza pun kemudian mencoba melihat keluar kamar untuk mencari tahu apa yang terjadi di sana. Saat Moza keluar ia terkejut karena melihat Venus tengah mencium tembok dan tubuhnya ditahan oleh Alma hingga tubuh tinggi itu tidak bisa bergerak, entah bagaimana Alma mengunci tubuh tinggi Venus karena ia sendiri tak paham.
"Hei apa yang kalian lakukan!" pekik Menjadi Manusia Moza. Kedua orang itu pun langsung melihat ke arah Moza, Venus tersenyum dan berniat mengadu pada Moza agar gadis kecil yang sudah membuatnya tidak berdaya itu dimarahi oleh Moza. Venus akan pura-pura teraniaya agar Moza merasa simpati padanya, sungguh rencana yang sempurna pikir planet tukang drama ini.
"Moza, tolong aku Moza. Bocah nakal ini memu kulku, padahal aku tidak salah apa-apa," ucap Venus dengan memelas. Berharap sang pujaan hati akan membelanya dan kemudian menghukum Alma.
"Oh ya ampun, Alma!" panggil Moza dengan kencang membuat Venus dada Venus semakin kembang kempis, karena jantungnya sedang melompat-lompat saking senangnya. Karena sebentar lagi pembelaan gadis keju akan di mulai.
"Iya Nona, kenapa?" tanya Alma, Moza pun kemudian mendekati Moza dan memegang bahunya serta berdecak padanya.
"Ya ampun Alma, kau sangat hebat. Aku tidak menyangka kau bisa mengalahkan planet manja ini. Aku sangat kagum padamu," ucapnya lagi pada Alma membuat jantung Venus mendadak lemah dan tak berdaya.
"Apa?" Venus menatap tak percaya pada Moza, kenapa Moza malah memuji gadis kecil menyebalkan ini bukan membelanya. Hati planet sok tampan mendadak mencelos, ia merasa malu dan tidak berguna karena sudah dikalahkan oleh gadis yang bahkan tingginya hanya sebatas dadanya saja. Alma sudah membuat harga diri Venus hilang setengahnya, benar-benar masalah.
"Benarkah, aku memang hebat. Jadi anda bisa tenang karena saya akan melindungi anda dari serangan manusia planet ini," jawab Alma, ia pun kemudian melepaskan Venus dengan sedikit mendorongnya. Venus yang tidak terima dianggap kalah pun, langsung berusaha membela dirinya. Tak mungkin, seorang Venus yang gagah dan tampan harus kalah oleh gadis kecil. Apa pendapat penghuni bikini bottom jika itu sampai terjadi.
"Tadi aku sengaja mengalah, mana mungkin aku tega melawan anak kecil seperti dia. Dan kau anak kecil, jangan berbangga hati dulu, aku hanya kasihan padamu tadi. Apa jadinya jika aku mengeluarkan kemampuanku yang sangat hebat, sudah pasti kau akan menjadi goreng pisang!"
"Pisang goreng kepalamu, jelas-jelas kau tadi kalah olehku!"
"Kau!"
"Sudah... sudah, orang dewasa harusnya mengalah. Jangan terus mau berdebat dengan anak kecil!" ucap Moza menengahi Alma dan juga Venus. Tidak ingin berdebat dihadapan Moza, Venus pun memilih untuk diam saja dari pada ia yang dimarahi oleh Moza.
"Ngomong-ngomong, sedang apa jam segini planet ada di rumah?" tanya Moza pada Venus, ditanya seperti itu Venus pun menjadi gugup. Tidak mungkin ia mengatakan, jika ia sengaja pulang hanya karena ingin bertemu dengan Moza karena ia sangat merindukan kakak iparnya. Itu sungguh konyol, Venus tidak mungkin mengatakan hal itu pada Moza.
"Mungkin planet ini sedang berputar pada porosnya," jawab Alma tergelak.
"Diam kau! I-itu karena, karena ... karena ada berkas yang ketinggalan. Ya ... ada barangku yang ketinggalan. Jadi aku pulang dulu untuk mengambilnya." ucap Venus dengan gugup. Tapi setidaknya ia mengatakan alasan yang sangat masuk akal pada pujaan hatinya. Melihat Moza seperti ini saja ia sangat bahagia. Bagaimana kalau ia bisa memeluknya, pasti akan sangat menyenangkan dan hatinya mungkin akan mendadak menjadi taman bunga yang indah, tidak seperti sekarang yang hatinya bagaikan taman yang tandus dan kekeringan. Sungguh Kasihan ...
Jika Moza hanya membulatkan bibirnya memaklumi, lain hal nya dengan Alma yang memandang Venus dengan tatapan curiga. Sepertinya Alma memang senang membuat planet ini tersinggung, hingga Venus pun dibuat gemas oleh tingkah Alma.
"Kenapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu, apa kau tidak percaya padaku!" ucap Venus dengan ketus pada Alma.
"Aku memang tidak percaya padamu, lalu kau mau apa?"
"Aku akan menelanmu bulat-bulat saat ini juga!"
"Woooww amazing, aku baru tahu kalau planet bisa menelan gadis cantik sepertiku," ucap Alma dengan tatapan pura-pura kagum pada Venus.
"Astaga ... tanganku mendadak gatal ingin mencekik bocah ini," gumam Venus.