Darren Alfred, seorang mafia kejam yang berkedok Ceo tidak pernah merasakan jatuh cinta dalam hidup nya. Bahkan terhadap ibu dan adik kandung nya sendiri ia bersikap dingin dan ketus.
Bukan tanpa alasan, penyakit aneh yang di deritanya membuat pria itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita.
Hingga akhirnya ia di pertemukan dengan Jean, wanita yang pertama kali menarik perhatiannya karena hanya wajah Jean lah yang bisa dilihat oleh Darren. Sampai pria itu terobsesi dan ingin menjadikan Jean miliknya.
Akankah Jean menerima cinta Darren ataukah sebaliknya?
#Cast pemeran bisa liat di Ig @meyda_30
Up 1-2 bab/hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Melepaskan
"Ahhh....." satu desahaan lolos dari bibir Jean saat tangan kekar Darren menyentuh dan meremas kedua gundukan kembar yang masih terbungkus itu.
Darren tersenyum senang karena Jean sama sekali tidak menepisnya. Ia kembali melahap bibir wanitanya lembut.
Dari sentuhan menjadi gigitan-gigitan kecil lalu hisapan yang mulai menuntut.
Jean mulai merasakan sesuatu yang aneh, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bahkan menginginkan lebih dari ini. "Darren.." protesnya saat mulai kehabisan nafas.
Darren melepaskan tautan nya dan membiarkan Jean meraup udara yang berada di sekelilingnya. Karena belum puas ia kembali memburu bibir wanitanya yang mulai membengkak karena ulahnya.
"Mphh....." lenguh Jean saat tangan Darren menelusup masuk ke punggung dan melepaskan sesuatu yang membuatnya tidak bisa leluasa bermain di pucuk gunung.
Darren benar-benar sudah tertutup kabut gairah. Bahkan tanpa sadar ia sudah membuat wanitanya polos tanpa mengenakan sehelai benang.
Darren tersadar dan beranjak. "Maafkan aku." ucapnya menutupi tubuh Jean dengan selimut.
"Kenapa? Kau menginginkannya bukan?" tanya Jean bingung kenapa Darren mencampakkan nya saat ia akan meledak.
"Tidurlah," Darren menuju ke kamar mandi dan melanjutkan sesuatu yang tertunda di dalam sana.
Jean mengepalkan tangan erat dan mengumpat Darren.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku Darren!" teriaknya mengusap rambut frustasi.
*
*
*
"Selamat pagi tuan." sapa Steve yang baru saja masuk mengantarkan berkas penting untuk diperiksa oleh Darren.
Darren mengacuhkan Steve. Ia menatap benda pipih yang sejak tadi membuatnya tidak bisa berpaling. Dimana di sana ada foto Jean yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
Ditambah lagi kejadian tadi malam saat berada di hotel. Membuatnya ingin sekali menerkam Jean saat itu juga. Namun Darren masih mengingat pesan Mommy dan Daddy nya untuk menikah dulu baru mencetak bayi.
"Tuan apa anda mendengar saya? Ada yang ingin--"
"Katakan saja, aku tidak tuli," celetuk Darren membenarkan posisinya dan menatap serius ke arah Steve. "Kenapa diam? Apa kau sedang menguji kesabaran ku?"
Steve menggeleng. Ia duduk dan menghela nafas mengambil ancang-ancang. "Apa anda masih ingat pria yang mencoba memperkosa Nona Jean saat di pesta lalu anda habisi saat itu juga?"
Darren berdecak, tentu saja ia ingat kenapa ditanyakan lagi.
"Nona Jean dalam bahaya Tuan."
"Katakan dan jangan membuatku penasaran bodoh!" bentak Darren.
"Pria yang anda bunuh adalah anak pertama Richard," jawab Steve menunjukan sebuah foto. "Richard memiliki anak bersama seorang wanita bernama Maria, ia sangat mencintai wanita itu meski keluarganya tidak menyetujui hubungan mereka."
Darren mencoba menelisik maksud ucapan Steve yang menurutnya tidak jelas itu.
"Dan Maria adalah Ibu kandung Nona Jean, istri tuan Willy Ashley!"
"What?" pekik Darren yang tak percaya. Tapi Steve tidak mungkin bicara asal tanpa mencari bukti yang kuat.
"Willy Ashley menikah saat Maria sudah melahirkan putra dan menaruhnya di sebuah panti asuhan. Setelah Richard mengetahui nya, dia mengambil bayi itu dan mengasuhnya tanpa tau kalau dia adalah ayah kandungnya," tutur Steve panjang kali lebar.
"Yang lebih parah lagi, Richard sampai sekarang masih mencintai Maria meski sudah memiliki istri sah. Ia tidak terima dengan pernikahan mereka berdua."
Darren mengepalkan tangannya erat. Besar kemungkinan hubungannya dengan Jean akan terhalang restu seperti kebanyakan film di luar sana.
Apalagi kalau Maria sampai tau, putranya sudah dihabisi oleh calon menantunya sendiri.
"Arghh sial! Kenapa jadi begini."
"Sebaiknya anda mengembalikan Nona Jean kepada keluarganya Tuan sebelum Richard mengibarkan bendera perang pada kita. Tentu anda tau bukan siapa Richard?"
Ya, Darren sangat tau siapa Richard Matteo. Mafia berdarah dingin, bahkan di juluki psikopat gila karena tidak segan menghabisi mangsanya dengan cara yang ekstrim.
"Tapi sayang sekali Steve, sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan Jean." Darren menyeringai licik.
'Astaga, jangan bilang Tuan sudah mulai dibutakan oleh cinta dan lebih memilih membahayakan nyawanya sendiri' batin steve dalam hati.
Darren beranjak dari tempat duduk dan memakai jasnya.
''Anda mau kemana Tuan? Sebentar lagi akan ada meeting dengan tuan Sean dari Intern Grup."
"Kau urus saja, aku merindukan wanitaku. Rasanya ingin sekali melamarnya dan menjadikannya seorang istri,'' Darren tersenyum membayangkan jika itu benar-benar terjadi.
''Ya saya rasa lebih baik anda menghamili Nona Jean terlebih dulu Tuan.''
Darren mengernyit bingung. ''Kau benar-benar sinting! Aku tidak akan melakukan itu.''
Steve terkekeh mendengar jawaban Darren. Seorang mafia kejam yang bertekuk lutut pada wanita dan jadi bucin akut? Tapi ia juga bahagia karena Tuannya juga bahagia.
''Nona Jean saja belum menyatakan cinta pada anda bukan?" ceplos Steve membuat Darren melempar sebuah vas bunga ke arahnya.
Pyar!
Steve berhasil menghindar dan kabur keluar sebelum Darren menghabisinya saat ini juga.
''Asisten sialan!''
