Mengandung Benih Ayah Mertua

Di kamar yang sunyi, aku duduk di atas kasur, sambil berpikir apa yang akan aku lakukan. di kondisi ku sekarang, aku tak bisa melakukan banyak hal, namun berdiam diri seperti ini membuat aku merasa bosan.

Jam menunjukan pukul 4 sore, Farhan belum juga pulang. aku mencoba untuk pergi ke dapur untuk melihat apakah Tante Ida ada di sana atau tidak.

Ternyata tante Ida tengah sibuk menyiapkan makan malam, aku mendekat untuk membantu tante ida menyiapkan makan malam itu.

"Tante, mau aku bantu?" tanya ku yang menawarkan bantuan kepada tante Ida

"enggak usah yu, biar tante aja, lagian ini udah mau selesai juga" jawab Tante ida yang menuang sayuran itu ke dalam mangkok besar

"Tante masak apa?" tanya ku lagi yang melihat ke arah daging yang di tumis

"bebalung, kamu kan suka" jawab tante Ida yang fokus bekerja

"mmm, ayah mana Tante?" tanya ku yang tak melihat ayah mertua di ruang tengah tempat biasa dia duduk menunggu makan malam

"mertua kamu lagi keluar, enggak tau kemana" jawab tante Ida

"owh, iya sudah, aku mau mandi dulu Tante" ujar ku yang beranjak pergi dari dapur

"Iyah" sahut tante Ida

Aku berjalan masuk ke arah kamar ku, mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. didalam kamar mandi, aku tak langsung membasahi tubuh ku. aku melihat-lihat dulu ke arah perut ku yang masih belum terlihat sedang hamil.

Dengan tangan kanan ku, aku mengelus-elus perut ku sambil berkata.

"jika nanti kamu lahir, ibu harap kamu bisa merubah nasib ibu mu ini" harapan yang aku katakan pada calon anak ku

Seorang ibu, yang batinnya sudah tersiksa di rumah orang kaya ini. menaruh harapan besar kepada calon anaknya, agar dia bisa merubah nasib ibunya yang sudah tak berdaya ini.

Aku mulai membasahi tubuh ku, perlahan aku mencoba untuk duduk memakai sabun di area ******** ku.

Hampir setengah jam aku mandi, ketika aku keluar dan memakai pakaian ku. Farhan masuk ke dalam kamar yang membuat ku terkejut, karena posisi ku saat itu sudah telanjang.

Aku bukan takut Farhan melihat tubuh ku, yang aku takuti yang masuk ke dalam kamar ayah mertuaku.

"aaaaaaa" teriak ku yang kaget akan kehadiran Farhan tanpa mengetuk pintu

"apa sih teriak-teriak, kamu pikir aku orang asing, yang tidak boleh melihat tubuh mu itu?" tanya Farhan yang kesal karena teriakan ku

"maaf, aku kira bukan kamu" ujar ku yang tertunduk malu

"emang siapa yang masuk ke kamar ini selain aku?" tanya Farhan

"tidak ada" jawab ku dengan gugup

"terus, kenapa kamu kaget?" tanya Farhan lagi

"siapa yang tidak kaget, kamu masuk tanpa mengetuk pintu" ujar ku

"apa, coba di ulang. apa harus aku mengetuk pintu dulu?, heyyyyy, ini kamar ku dan kamu tidak berhak memerintah aku mengerti!" Farhan merasa kesal, dia berpikir kalau aku telah memerintah'nya

"bukannya begitu, aku kan sedang tidak memakai pakaian. tubuh ku telanjang, ya jelas aku kaget dengan kehadiran kamu yang tiba-tiba" ungkap ku

"terus sekarang mau kamu apa, kamu mau aku keluar begitu?" tanya Farhan

"iya enggak juga, ya udah tutup dan kuncinya pintunya" ujar ku

"dasar wanita miskin, enak sekali kamu menyuruhku seakan aku adalah pembantu mu" gumam Farhan yang merasa kesal

Laki-laki itu sangat sombong, aku hanya menyuruh dia menutup pintu saja, dia merasa telah di rendahkan.

Aku mengambil pakaian di dalam lemari, dan memakainya satu persatu. aku melihat ke arah Farhan yang sedang memperhatikan ku.

"apa yang kamu lihat?" tanya ku yang sedang memakai ****** *****

"kalo di pikir-pikir tubuh kamu montok juga ya, apa boleh aku mencobanya?" tanya Farhan yang mulai nafsu akan tubuh ku

"coba, apa yang mau kamu coba?" tanya ku yang pura-pura tidak tau maksudnya

"kamu kan istri ku, cobalah untuk melayani suami kamu ini" ungkap Farhan dengan santainya

Aku tidak menyangka kalau Farhan mau bersetubuh dengan ku, ini adalah hal yang aku ingin kan untuk menjalankan kewajiban ku.

Namun aku berpikir apakah baik bagi ku, melayani suami di atas ranjang saat kondisi ku yang sedang mengandung ini. aku takut janin ku kenapa-kenapa kalau aku, melayani nafsu suami ku.

"oyyy, malah bengong. kamu dengar tidak aku ngomong apa, ditanya bukannya ngejawab malah melamun" ujar Farhan yang kesal

"apa" sahut ku

"boleh tidak?" tanya Farhan lagi

"mmm, kamu sudah makan?" tanya ku yang mencoba mengalihkan pembicaraan

"malah nanya makan, kamu itu udah gak waras?, aku nanya apa boleh aku menyetubuhi kamu atau tidak?" tanya Farhan lagi yang mulai kesal karena aku mencoba mengalihkan pembicaraan

"iya, kamu kan suami ku" jawab ku

"iya sudah sini naik" ujar Farhan yang menyuruh ku naik ke atas kasur

"sekarang?" tanya ku dengan tubuh yang gemetar

"besok, lebaran monyet" jawab Farhan

"aku belum makan, dan aku baru saja selesai mandi, jika kamu mau aku layani nanti malam saja ketika kita akan tertidur, ini masih sore dan kamu sudah meminta itu" ujar ku yang kembali memakai celana

"baiklah, nanti malam kita coba" ujar Farhan

Aku keluar untuk pergi membantu tante Ida menyiapkan makan malam, di dapur aku berpikir bagaiman cara ku akan melayani Farhan nanti malam.

Aku berencana untuk melihat internet setelah makan malam nanti, untuk mencari tau apa boleh seorang wanita yang mengandung berhubungan badan.

Karena aku takut terjadi sesuatu kepada calon anak ku, meskipun anak yang aku kandung adalah anak ayah mertua yang bukan suamiku.

Jam menunjukan pukul 6 malam, kami makan malam bersama, ayah mertua terus menatap ku, membuat jantung ku berdebar.

mengapa laki-laki tua itu terus saja menatap wajah ku, apa yang dia pikirkan, apa dia berencana untuk menyetubuhi aku lagi?, pertanyaan yang terlintas di otak ku.

Setelah aku selesai makan malam, aku bergegas mengambil ponsel ku dan segera untuk membuka internet. aku mencari tau tentang masalah seorang wanita ketika berhubungan intim di saat di sedang hamil.

Setelah aku mencari tahu, aku menemukan artikel sebuah saran dari dokter yang bilang. berpuasa **** tidak perlu dilakukan. Pasalnya, hubungan intim saat hamil muda, termasuk saat trimester pertama, aman untuk dilakukan selama kehamilan Mama normal dan tidak bermasalah.

Membaca artikel itu membuat aku merasa tenang, jadi aku bisa melakukan hubungan intim dengan suami ku. itu tandanya aku tak perlu khawatir jika nanti anak ku lahir, karena ada alasan jika aku sudah berhubungan intim dengan suami ku.