Warning 21+ !!!
Sekuel Dendam Salah Alamat
Follow IG Author
IG ( naura_shafa95 )
FB ( Naura Shafa Mahbubbah )
Up setiap jam.
07 pagi, 11 siang, 15, sore dan jam 19 malam.
Nasib malang Amira di jual oleh tetangganya sendiri. Amira lolos dari tempat mesum pria hidung belang, membuat dirinya bertemu seorang Duda tampan.
Darren seorang Duda tampan dan casanova membuat dirinya hilang kendali.
Apakah mereka akan bertemu kembali? Dan bagaimana kisah mereka selanjutnya. Saksikan terus kisah selanjutnya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Shafa mahbubah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya Nancy ke rumah
Di dalam kamar hotel Nancy tersenyum manis kepada Aldo. Nancy memeluk tub*h Aldo dengan sangat mesra, dirinya berbisik ke telinga Aldo dengan bisikan yang sangat indah.
"Kau harus menikahiku," bisik Nancy.
Aldo tercengang mendengar ujaran Nancy kepadanya untuk menikahinya. Aldo membalikan badannya supaya bisa berhadapan dengan Nancy.
"Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Aldo.
"Tidak! kau sudah berkali-kali melakukannya denganku," timpal Nancy tersenyum manis. Namun, Aldo malah segera beranjak dari tempat tidur dan segera memungut bajunya yang berserakan di atas lantai.
"Apa aku tidak salah dengar, kau yang selalu memanggilku untuk selalu menemanimu," seru Aldo tidak kalah sengit.
"Tapi kamu juga tidak menolakku," kesal Nancy.
Tanpa sepatah kata pun Aldo segera pergi meninggalkan Nancy yang kini berada di kamar hotel dengan tub*h tanpa sehelai benang. Nancy mencengkram sprai dengan sangat erat. Mengingat Aldo menolak untuk menikahinya.
"Aku tidak mau kehilanganmu Aldo," ujar Nancy menatap pintu kamar hotel.
Di mobil Aldo segera pulang untuk membersihkan diri di rumah. Aldo tidak menyangka bahwa Nancy akan berpikiran lebih untuknya. Aldo hanya menganggap Nancy wanita penghibur untuknya dan tidak lebih. se
Sekarang dirinya akan menghindar dari kejaran Nancy yang memaksa untuk menikahinya.
"Sial, wanita itu sudah kurang ajar terhadapku! Aku tidak akan pernah menikahi wanita murahan seperti Nancy," hardik Aldo memukul stir mobil.
Aldo segera mengganti nomor ponselnya untuk menghindari Nancy, supaya tidak bisa menghubungi-nya untuk memaksa menikahinya.
Di rumah Darren.
Amira sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Darren segera turun untuk makan malam bersama Amira.
"Apa kamu tidak cape sudah memasak makan malam sebanyak ini! Kita bisa pesan makanan untuk kita makan berdua," ujar Darren menarik kursi meja makan.
"Kalau kamu tidak mau makan masakanku, terserah aku bisa makan sendiri," ujar Amira sambil meletakan hidangan yang sangat menggiurkan lidah Darren.
"Bukan begitu maksudku, aku suka masakanmu hanya saja aku takut kamu kecapean pulang dari kantor langsung masak. Terima kasih untuk semua yang sudah kau sediakan untukku, aku sangat menyukainya," ujar Darren tersenyum manis.
Amira hanya berpikir Darren bersikap manis kepadanya hanya untuk merayu dirinya dan berniat membohonginya.
"Kenapa dia bersikap manis kepadaku, aku tahu dia hanya pura-pura saja. Apa aku terlalu berpikir negatif untuknya! Tapi, melihat dari wajahnya dia memang benar-benar berubah. Aku lihat saja sampai kapan dia bersikap begitu kepadaku," batin Amira sambil duduk menatap ke arah Darren.
"Kenapa kau menatapku begitu, apa kau sudah mulai naksir kepadaku," goda Darren sambil mengedipkan satu mata ke arah Amira.
"Apa maksudmu," sahut Amira gugup.
"Kau mulai menyukaiku," ujar Darren tersenyum.
"Tidak! kapan aku bicara seperti itu padamu," kesal Amira memalingkan wajahnya karena malu.
Darren hanya tersenyum kecil melihat Amira pipi Amira merah merona ketika Darren menggodanya. Debaran jantung Amira terus membuncah tidak bisa di kendalikan membuat dirinya salah tingkah.
"Kenapa jantung ini terus berdetak tidak menentu, apa yang terjadi kepadaku," batin Amira.
"Dia terlihat sangat cantik dan manis, kenapa aku sekarang suka menggodanya," gumam Darren.
Dua puluh menit telah berlalu.
Amira juga sudah membereskan tempat makannya dan segera menaiki anak tangga untuk segera tidur. Darren segera ke ruangan kerjanya untuk menghubungi anak buahnya Ken yang di tugaskan untuk mencari tahu informasi anaknya.
Darren membuka pintu dan segera menuju kursi kebesarannya. Dirinya segera menghubungi Ken supaya datang ke rumahnya sesegera mungkin.
"Hallo Ken, apa kau sudah menemukan siapa anakku dan di mana dia," ujar Darren di dalam sambungan ponselnya.
"Oke, aku tunggu kau di ruang kerjaku," ujar Darren kembali sambil menutup ponselnya.
Sedangkan Amira merasa tidak enak, dirinya takut untuk tidur di atas tempat tidur mewah milik Darren. Amira segera membawa selimbut dan juga bantal menuju sofa yang ada di pojok kamar.
"Aku tidak bisa tidur di tempat tidur mewah itu," ujar Amira segera menggulungkan selimbut tebal ke badannya. Amira segera tidur dengan lelapnya di atas sofa.
Nancy tidak mau menjadi gelandangan lagi seperti dulu hidupnya di indekos dengan fasilitas yang sangat minim untuk dirinya yang penuh gelamor.
Nancy balik lagi ke rumah Darren dengan membawa koper miliknya. Satpam dan juga pembantunya sudah melarang Nancy masuk ke dalam rumah, akan tetapi mereka tidak bisa mencegah Nancy.
"Kalian tidak berhak mencegahku dan mengusirku dari rumah ini, aku tidak akan membiarkan kalian mengusir seenaknya, karena kalian hanya pembantu di rumah ini," Hardik Nancy menunjuk ke arah para pembantu dan juga satpam yang ada di hadapannya untuk menghalangi Nancy masuk.
Nancy pun segera melangkah menuju kamar utama Darren. Dirinya tidak ada rasa kapok karena telah di usir oleh Darren, baginya kemewahan untuknya yang dulu pernah Darren berikan harus menjadi miliknya lagi.
Nancy segera membuka pintu kamar Darren dan terdapat Amira sedang tertidur lelap dengan selimbut tebal. Nancy mendelik tajam menuju Amira dan tidak segan-segan Nancy menarik kasar selimbut yang di gunakan Amira.
"Dasar wanita kampung, kau tidak bisa tidur di kamarku pergi kau dari sini," hardik Nancy membangunkan Amira secara kasar dengan menarik selimutnya, hingga Amira terjatuh.
Amira mengerjap-rejapkan matanya dengan lebarnya dia melihat Nancy sudah berkacak pinggang menghadap dirinya. Amira bangkit dari jatuhnya, Nancy sangat gatal ingin sekali menjambak rambut Amira dengan kasar.
"Kau, tidak berhak ada di kamarku," ujar Nancy mendelik tajam.
"Apa yang kamu katakan, bukankah kamu sudah di usir oleh suamiku," balas Amira melepaskan tangan Nancy yang kini menjambak rambut Amira.
"Kau sudah berani melawanku, dasar wanita kampung sialan. Aku tahu kamu hanya mengincar harta Darren saja dengan menghasut Clara," hardik Nancy.
"Apa yang kamu katakan hah! Aku tidak pernah menghasut siapapun untuk menikahi Darren. Clara yang membujukku untuk menikah, kalau kamu punya rasa malu berada di tengah-tengah rumah tangga orang silahkan pergi dari sini," timpal Amira.
"Dasar wanita kampung sialan, sudah berani kau mengusirku, kamu yang seharusnya pergi dari sini," seru Nancy.
"Sudah cukup," teriak Darren dari ambang pintu. Pembantunya memberitahu bahwa Nancy memaksa masuk ke dalam rumah juga mengancam mereka. Darren yang sedang berbincang dengan Ken segera bangkit menuju kamar. Dan benar saja Nancy sedang menghina Amira di dalam kamar miliknya membuat Darren geram atas prilaku Nancy.
"Kenapa kau berani sekali masuk ke dalam kamarku! Apa hakmu untuk mengusir Amira dari sini," hardik Darren menatap tajam ke arah Nancy.
Nancy kaget mendengar perkataan Darren kepadanya yang kasar kepadanya. Selama ini Darren tidak pernah berkata kasar atau mengusirnya di hadapanorang lain. Sekarang Nancy benar-benar marah atas tindakan Darren kepadanya.
"Kenapa kamu berubah seperti ini kepadaku, gara-gara wanita sialan ini masuk ke dalam hidupmu. Kau berani kasar kepadaku, mana Darren yang dulu pernah mencintaiku sepenuh hati dengan kata-kata lembutnya. Aku tidak mengerti kenapa kamu berubah seperti ini," seru Nancy menatap sendu ke arah Darren.
"Karena kau sudah membohongiku selama ini, termasuk Na," Hardik Darren. Akan tetapi ucapannya tidak di teruskan oleh Darren melihat Amira ada di sana. Darren belum siap mengatakan semuanya kepada Amira takut dirinya di tinggal pergi dan di benci oleh Amira. Darren hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk mengatakan kebenaran mengenai dirinya kepada Amira.
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR.
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
RANTING 5.