NovelToon NovelToon
Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Stranger From Nowhere 2 : The Conclusion

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: juskelapa

Cerita ini adalah fiksi dewasa yang diperuntukkan bagi pencari bacaan berbeda.

*****

Sekuel sekaligus akhir dari cerita 'Stranger From Nowhere'.


Makhluk yang sama, tempat yang sama, dengan tokoh dan roman yang berbeda.

***

Saddam kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan pesawat di hutan Afrika.

Pria itu menyesali pertengkarannya dengan Sang Ibu karena ia menolak perjodohan yang sudah kesekian kali diatur untuknya.

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan Sang Ibu, Saddam memutuskan pergi ke Afrika.

Bersama tiga orang asing yang baru diperkenalkan padanya, Saddam pergi ke hutan Afrika itu seperti layaknya mengantar nyawa.

Tugas Saddam semakin berat dengan ikutnya seorang mahasiswi kedoktoran bernama Veronica.

Seperti apa jalinan takdir mereka?

***

Contact : uwicuwi@gmail.com
IG : @juskelapa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Suara Nafas

Vero dan Saddam berpandangan beberapa detik di dalam kegelapan tenda. Suara nafas eko terdengar sangat jelas dalam kesunyian malam itu.

"Aku ga mau tidur bareng Rizky, dan Eko ini asisten aku" Saddam berkata kikuk sambil meletakkan tas ranselnya di sudut untuk dipergunakan sebagai bantal.

Sedetik kemudian Saddam sudah membaringkan tubuhnya di sebelah Eko.

Kini Eko sudah berperan sebagai dinding penyekat antara Saddam dan Vero.

"Aku?" tanya Vero.

"Iya. Kenapa?" jawab Saddam cepat sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Aku? Biasa juga Elu-Gua kalo ngomong" bisik Vero

"Biasa aja kok" tukas Saddam datar dengan mata terpejam.

"Suka banget ya ribut ama orang?" tanya Vero.

"Maksudnya?" Saddam balik bertanya. Dia benar-benar tak mengerti arah pertanyaan Vero.

"Rizky. Maksudnya kamu sesuka itu ribut ama Rizky?"

"Kamu?" Sela Saddam.

"Iya. Kamu"

"Biasa juga ngomong pake Elu-Gua" Saddam tersenyum mengejek masih dengan mata terpejam.

"Ga lucu" desis Vero.

"Ga ada yang minta kamu ket..."

Plakk!!

Belum selesai kata-kata yang ingin diucapkan Saddam, pipinya sudah terhantam oleh tangan Eko yang tiba-tiba berbalik memeluknya bagai guling.

Tak sadar Vero tertawa pelan dan membalikkan tubuhnya membelakangi Eko.

"Rasain" gumam Vero.

Dalam kegelapan Saddam yang kesal dengan Eko karena barusan menamparnya secara tak sengaja, ikut tersenyum mendengar ejekan Vero barusan padanya.

Malam pertama mereka di hutan itu mereka lewati tanpa gangguan yang berarti.

Entah jam berapa Saddam berhasil tertidur. Pikirannya melayang-layang memikirkan para penyerang yang menghujani mereka dengan anak panah.

Bentuk anak panah yang bisa dibilang sangat modern, jauh dari kesan primitif. Tapi di jaman sekarang, siapa pula yang jago memakai busur dan anak panah jika bukan seorang atlit yang mendalami cabang olahraga tersebut.

Bahkan penduduk di sekitar sana juga sudah tidak terlalu primitif meski sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan.

Saddam terus berpikir maksud dan tujuan penyerang mereka. Tanpa sadar tangannya meraba tempat di mana dirinya menyimpan senjata api dan kunci mobil yang terparkir di sebelah pos penjaga hutan.

Sesaat kemudian pikirannya juga melayang kepada luka di lengan Vero. Entah kenapa dia mengkhawatirkan soal luka kecil itu. Padahal jika dilihat sekilas, luka itu pasti akan sembuh dengan sendirinya dalam hitungan hari.

Pikirannya juga sesaat berterima kasih pada Eko yang berada di sana. Meski menyebalkan, tapi Eko bisa menjadi benteng demi keamanan Vero.

Saddam tertidur sangat nyenyak, matanya terbuka saat telinganya menangkap suara-suara berisik yang berasal dari luar tenda keesokan harinya.

Tak menyadari seberapa lama ia tertidur dan tak sempat melihat jam analognya, Saddam langsung melongokkan kepalanya ke luar tenda.

"Jagoannya baru bangun" ujar Rizky pelan yang tertangkap telinga Saddam.

Saddam mengacuhkan perkataan Rizky karena tak mau mengawali harinya dengan ribut-ribut lagi.

Vero yang mendengar perkataan Rizky menoleh ke arah tenda dan melihat Saddam.

Saddam ke luar dari tenda dan meraih sebotol air mineral yang terletak di dekat pintu tenda.

Setelah meneguk air sepuasnya, Saddam membasuh wajahnya hingga menghabiskan sebotol air.

Saat pandangannya bertemu dengan Rully yang sedang mengangkat cangkir tehnya yang masih mengeluarkan asap, Saddam memberikan isyarat dengan kepalanya ke arah tenda agar Rully meminta porter untuk membereskan tenda itu.

Saat itu, kedua tenda yang telah dikosongkan penghuninya dikemas kembali ke dalam tempatnya dan sudah tersimpan rapi di dalam carrier besar.

Bangkai pesawat yang terlihat lebih ramah di pagi hari teronggok bagai sebuah bangunan besar yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya.

Padahal baru sembilan bulan lebih berlalu, tapi tanaman dan lumut yang menutupi bangkai pesawat itu membuatnya tampak sudah sangat lama.

"Gua mau ke sana Rul," gumam Saddam saat melangkah melewati Rully menuju bangkai pesawat yang terletak sekitar 50 meter dari tempat mereka.

Rully meletakkan tehnya dan meraih tas kameranya. Sejak tiba di hutan itu dia telah banyak mengambil foto tiap bagian hutan itu.

Termasuk foto sebuah anak panah yang di dapatnya dari penyerang mereka kemarin.

Rully menjajari langkah Saddam. Vero yang melihat kedua pria yang melenggang ke arah bangkai pesawat bergegas mengambil ranselnya yang telah bermalam bersama Rizky.

"Ly, tunggu!" tukas Vero.

Rully menoleh ke belakang dan memperlambat langkahnya.

Tak berapa lama mereka bertiga telah berada persis di bawah pintu darurat pesawat yang sisi depannya sudah hilang karena ledakan.

Rully mengarahkan kameranya dan memotret tiap bagian yang bisa dijangkau dari tempatnya berdiri.

"Semua orang mempercayai kalau pesawat ini benar-benar meledak dan hancur berkeping-keping. Tapi tak ada yang mau mencari kesungguhan cerita sebenarnya" gumam Saddam.

"Pemerintah lokal benar-benar harus membuat publik percaya untuk menghindari tekanan terhadap negaranya" ujar Rully.

"Tapi hutan ini benar-benar bikin ngeri. Cuma ada suara burung sewaktu hari terang. Kayak ga ada binatang lain" balas Vero.

"Kamu ngarepin ketemu singa?" tanya Saddam tanpa menoleh.

"Ya gak gitu juga" potong Vero cepat.

Rully cuma melirik sedikit ke arah sepasang manusia di kanan-kirinya yang disadarinya sekarang telah bertutur menggunakan aku-kamu.

"Gua mau masuk," Saddam berjalan mendekati bagian ekor pesawat yang di dekatnya ada sebatang pohon yang beberapa dahannya menancap masuk ke jendela pesawat bagian belakang.

Rully berjalan mengikuti Saddam dan memotret bagian ekor pesawat.

"Lu ikut aja, jangan di luar sendirian" ujar Rully pada Vero.

"Lebih serem di dalem kayaknya."

"Ga pengen liat ke dalem apa?" Rully melangkah mendekati Saddam yang sudah mulai memanjat pohon.

Vero memperhatikan Saddam yang sangat cekatan meraih tiap dahan kecil untuk berpegangan dan menginjak bagian pohon dengan sepatu boots Caterpillar seperti telah melakukan itu setiap harinya.

Rully berhenti di bawah pohon yang telah membawa Saddam masuk ke dalam badan pesawat. Dia sedang menunggu Vero yang sedang mengikat tali sepatu yang sepertinya memang selalu menyulitkan wanita itu.

Dengan tubuhnya yang kecil mungil, Vero tidak kesulitan untuk mencapai bagian dahan pohon yang terletak paling dekat dengan jendela pesawat.

Saddam mengulurkan tangannya ke arah Vero yang selangkah lagi bakal berada di dalam pesawat.

Ekor pesawat itu terkoyak karena sebuah batang pohon besar yang terbelah. Saddam menyingkirkan beberapa tanaman yang merambat agar Vero dengan mudah masuk ke bagian pesawat itu.

Rully yang tiba sesaat setelah Vero masuk berseloroh,

"Makasi Pak Saddam, gua jadi ngerasa kayak putri yang disambut pangerannya,"

Vero tersenyum geli sedangkan Saddam tetap memasang wajah datar dan pergi berjalan menyusuri tiap bangku pesawat ke arah depan.

Vero melepaskan satu tali ranselnya agar tangannya bisa merogoh ke bagian terdalam mencari tablet jadulnya.

"Emang berfungsi?" tanya Rully saat melihat Vero mengeluarkan benda itu.

"Tadinya gua kira bakal ada sinyal, toh hutan ini ga jauh-jauh banget dari pemukiman. Taunya ga bisa sama sekali. Aneh banget"

"Jadi lu mau ngapain?"

"Mau nulis jurnal pake record suara aja" Vero membuka interface tabletnya.

"Rul! Rully!" panggil Saddam dari arah depan.

Rully segera bergegas mendekati arah suara Saddam diikuti dengan Vero yang berjalan di belakangnya.

Saddam berdiri di sebelah sebuah kursi yang berada di lorong paling kiri pesawat itu.

"Di sini. Harusnya Ibu gua berada di sini. Pesawat ini ga hancur, dan kursi yang ditempati Ibu gua masih utuh. Harusnya beliau di sini. Harusnya beliau bisa pulang dengan utuh meski berada di dalam peti mati atau berupa potongan-potongan" Saddam berkata muram sambil menatap kursi kotor kosong di hadapannya.

"40 D" lirih Vero.

Suasana hening, hanya suara kamera Rully yang terus terbidik ke arah kursi-kursi kosong.

Cekrek!! Cekrek!!

"Bagian-bagian seatbelt ini banyak yang terpotong. Ada yang memotongnya. Ada sesuatu yang terikat dan akan dibebaskan dari ikatan tali ini" suara Rully terdengar di sela-sela kegiatannya yang terus memotret.

Cipratan darah di lantai pesawat yang telah menggelap dan menyerupai lumpur tak luput dari bidikan kamera Rully.

"Gua mual," ucapan Vero seolah menyadarkan Saddam yang sedari tadi hanya berdiri menatap kursi bernomor 40D tempat di mana Sang Ibu harusnya bisa ditemukan dalam keadaan hidup atau mati.

"Pak Saddaaaaaam..... Pak Saddaaaaammm" Samar-samar suara seseorang yang familiar memanggil Saddam dari kejauhan.

Serentak Saddam, Rully dan Vero menoleh ke arah jendela buram yang memperlihatkan seseorang berlari mendekat tergopoh-gopoh.

BUUUMMM!!! BUMMMMM!!

Bunyi hantaman benda keras menggema diikuti dengan badan pesawat yang berguncang hebat.

BUUUMMMM!!! BUUMMMM!!!

Rully yang berada di lorong paling kiri jatuh tersungkur ke bagian depan. Kameranya terlepas dari pegangannya.

Vero terlempar menubruk punggung Saddam yang terhuyung namun sempat berpegangan pada sisi kursi.

Tabletnya terlempar jauh ke sisi depan pesawat yang semakin menukik.

Dengan mata terpejam wanita itu melingkarkan tangannya erat di sekeliling pinggang Saddam yang berpegangan pada kedua sisi kursi untuk menjaga keseimbangan.

"Paaaaaakkkkk" suara Eko semakin terdengar jelas dari tempat mereka.

BUUUMMM!!!

Goncangan paling besar membuat bagian depan pesawat melorot turun. Seperti kapal Titanic yang hendak mulai tenggelam dengan posisi horizontal, bagian depan pesawat sekarang sudah membuat garis lurus dengan tanah.

Saddam tak kuat lagi menahan gravitasi bumi, tubuhnya yang dibebani Vero terlempar ke bagian depan pesawat yang menganga menuju dasar hutan berupa dahan-dahan pohon tajam seolah bersiap menerima tubuh mereka.

...***...

...Ceritanya ga bakal pake-pake koin. Gratis untuk kalian cuma pakai kuota aja. Jadi, aku cuma minta Like, Vote atau Comment ya. Ya kali-kali aja ceritaku bisa dikontrak Marvel Cinematic Universe untuk difilmkan...

1
bunga cinta
emang bener semua wanita pengen di perlakuan seperti ini
bunga cinta
ya salam, orang kaya ma beda🤣🤣
bunga cinta
asoy😍😍
bunga cinta
ketawa set😄😄
eko arief nugroho
Alhamdulillah… sudah baca semua karya kak Njuss
eko arief nugroho
Calon besan ketemuan…
eko arief nugroho
Wah wah ada yg lagi isi nih kayaknya
eko arief nugroho
Surprise yg menyenangkan…. Bangun dari tidur panjang ya Ver
eko arief nugroho
Mau nangis tapi gak jadi, kata2 mu berbisa banget Rully
eko arief nugroho
Duuuh kenapa lama sekali rasanya cari goldar yg sama
eko arief nugroho
Yana dan Rully cocok berjodoh… sefrekuensi soalnya hahaha
eko arief nugroho
Wow… luar biasa gairah bumil satu ini, Saddam gak perlu capek2 ngegoda, langsung diterkam hahaha
eko arief nugroho
Aura bumil ganas banget yaa
eko arief nugroho
Rully cocoknya jadi pelawak ya, sekali ngomong bikin orang ngakak sampe terkencing2
eko arief nugroho
Aah meleleh aku akhirnya SAH juga buat Rully dan Yana
eko arief nugroho
Duuuh… baru juga beres, udah harus buru2 pergi 🤣
eko arief nugroho
Gerahnya terasa sampe sini
eko arief nugroho
Ya ampun Rully, itu congor lemes banget dah
eko arief nugroho
Baru sekarang Vero ketar ketir masa lalunya Saddam
eko arief nugroho
Cocok emang dijuluki singa betina, ganas bener kl di ranjang hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!