Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Kesedihan Yang Mendalam
Dirumah sakit. Nessa sedang ditangani oleh dokter didalam rungan sedangkan bayu habis mengurus Administrasi.
Bayu berjalan untuk menuju dimana ruangan Nessa berada. "Semakin ngeri dengan Bos Satria dia sangat kacau sekali semenjak di tinggal sama istrinya, kalau Jingga tidak pulang-pulang semuanya akan menjadi sasaran" Bayu bergidik ngeri yang membayangkan Satria yang semakin buas.
Bayu sampai diruangan Nessa. Ia berpapasan dengan dokter yang habis menangani Nessa.
"Bagaimana dok keadaan nona Nessa?" tanya bayu dengan khawatir.
"Lumayan serius cidera tulangnya pas di bagian pergelangan tangannya. Untuk saat ini tangan kanannya tidak bisa beraktifitas seperti biasanya" ungkap Dokter.
"Sampai berapa lama?"
"Mungkin 3 bulan atau lebih" Ucap dokter.
"Terima kasih dok," Dokter pun mengangguk lalu melenggang pergi.
Bayu menghampiri Nessa yang sedang terbaring dengan pergelangan tangannya diperban dan di gips.
"Nona Nessa, aku minta ma'af atas apa yang dilakukan Bosku, hatinya sedang tidak baik-baik saja" kata Bayu.
"Tidak apa-apa Bayu dan terimakasih sudah mengantarku ke rumah sakit"
"Tidak usah berterima kasih, Aku akan menelpon orang tuamu" kata Bayu sambil merogoh ponsel disaku celananya.
"Jangan! Papah sedang berada diluar negri aku tidak mau Papah khawatir"
"Tapi nona keadaanmu parah"
"Jangan panggil nona panggil saja Nessa!"
Bayu mengangguk dan hendak pergi. Namun tangannya di tahan oleh Nessa.
"Temani aku please" kata Nessa sambil memohon.
"A-aku" Jawab Bayu dengan gugup.
"Iya, apa kamu tega meninggalkanku sendiri disini apa lagi sudah malam"
Bayu pun mengangguk canggung dan duduk dikursi dekat Nessa. Nessa pun tersenyum tipis yang melihat bayu tampak grogi.
"Dia Cantik sekali seperti model pantas saja perusahaannya memakai modelnya" batin Bayu yang tengah mengagumi Nessa.
"Bayu apa kamu sudah mempunyai kekasih?" tanya Nessa.
"Aku tidak ada waktu untuk itu" sahut Bayu.
"Sesibuk itu?"
"Iya apa lagi sekarang keadaan bos sedang tidak baik-baik saja kerjaanku semakin bertambah."
"Memangnya kenapa dengan pak Satria?" tanya Nessa dengan penasaran. Lalu bayu pun menceritakan sedikit.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya karena itu adalah privasi"
Nessa pun mengangguk paham ia semakin ada banyak waktu untuk berdekatan dengan bayu dan mendapatkan informasi lebih banyak tentang Satria.
***
Dikamar Arya. Kedua pasangan pengantin tersebut tampak canggung karena semenjak menikah Arya belum lagi menyentuh Gea, walau pun ia sudah sangat ingin menyentuhnya tetapi ia tidak mau memaksa Gea.
Arya masih memangku laptopnya sambil duduk diatas tempat tidur. "Mas, ini sudah malam, apa kamu tidak lelah seharian bekerja dirumah pun bekerja"
Arya pun tersenyum hangat sambil menutup laptopnya Ia sangat bahagia yang diperhatikan oleh Gea. "Kamu kenapa belum tidur hm?"
"Aku belum mengantuk, ma'af ya mas kalau selama ini aku sudah menilai keluarga ini hanya dari gosip sampah itu"
"Tidak apa-apa, nanti kamu juga akan tahu sendiri yang sebenarnya" ucap Arya lalu ia pun berbaring begitu pun dengan Gea.
Mereka saling menatap lekat wajahnya masing-masing dan saling mengagumi. Arya pun mengusap pipi Gea. Gea pun memejamkan matanya Arya merapihkan rambut Gea yang menutupi wajahnya.
"Gea, kitakan sudah sah menjadi suami istri aku tahu kamu belum mencintaiku tapi aku ingin rumah tangga kita itu berkembang, malam ini kita mulai dari awal lagi ya dan lupakan masalah yang terjadi di hotel"
Gea pun mengangguk tanpa bicara apapun terlihat jelas tatapannya yang sudah mulai mengagumi Arya dengan terang-terangan.
Tangan lentik Arya pun bergentayangan dari mengusap pipi lalu turun keleher Gea. Gea pun yang mendapat sentuhan dari Arya seketika meremang ada perasaan aneh yang belum ia rasakan sebelumnya.
Setelah puas mengelus leher Gea, tangan Arya pun turun kearah buah dada Gea. Arya mengusap benda kenyal tersebut dan memainkan niple nya. Gea hanya pasrah sambil memejamkan matanya sambil menikmati sentuhan dari suaminya.
Arya meremasnya dan sedikit memainkannya. "Akh..." Desah Gea. Arya pun mendekat dan mencium bibir Gea dengan tangan masih bermain dibuah dada Gea.
Arya mengungkung Gea sambil membuka bajunya Gea pun membalas ciuman Arya sambil meraba dada bidang Arya. Mereka pun melakukan malam kedua dengan keadaan sadar dan tanpa ada yang terpaksa.
***
Di jalan raya. Satria masih mencari Jingga tidak ada kata lelah setiap hari ia terus mencari Jingga sampai keluar kota dan perbatasan. "Kamu dimana sayang? Kenapa kamu lama sekali perginya, tolong ma'afkan aku" Gumam Satria sambil menyetir dengan terisak.
Lalu Satria pun melihat seorang perempuan dengan postur tubuh yang mirip dengan Jingga sedang berjalan dipinggir jalan.
"Jingga..." Gumam Satria lalu menepikan mobilnya dibahu jalan dan buru-buru turun. Satria berjalan setengah berlari untuk menghampiri gadis yang dianggap Jingga.
"Jingga..." Ucap Satria yang hendak memeluk gadis itu. Gadis itu pun menoleh.
Satria pun terkejut. "Sorry aku salah orang" kata Satria. Gadis itu pun mengangguk dan berjalan kembali.
Satria duduk dipinggir trotoar. "Akhhh... Apa aku sudah gila, bisa-bisanya aku melihat itu Jingga jelas-jelas beda jauh"
Satria terduduk lama di pinggir jalan dengan keadaan yang memprihatinkan. Tidak lama kemudian ada segerombolan lima orang preman yang menghampiri Satria.
"Hei kamu... serahkan mobilmu dan dompetmu!" kata salah satu preman tersebut sambil menghisap rokoknya dengan berpenampilan seperti punk.
Satria hanya diam tanpa menggubrisnya. "Apa kau tuli hah, Bro ambil paksa kunci mobilnya!"
Salah satu preman tersebut pun berjalan hendak menghampiri Satria. Bugh.... Satria menghajar di pas bagian jantungnya seketika preman itu terkapar dan tidak sadarkan diri.
Ke empat preman lainnya terkejut bukan main karena mereka melihat dalam satu pukulan temannya sudah terkapar.
Kedua preman pun saling mengangguk sedangkan yang berdua hanya diam dan menyaksikan. "Kurang ajar kau! telah membuat temanku pingsan." ucap nya sambil mengayunkan tangannya untuk menghajar Satria.
Dengan santainya Satria menendang salah satu preman yang akan menyerangnya. Bugh... Bugh... Satria menendang keduanya.
Kedua preman tersebut pun bangun dan mengeluarkan pisau lalu menyerang Satria kembali.. Wush... Wush... Satria berhasil menghindarinya. Sluut... Tangan Satria terkena goresan pisau dan mengelurkan darah.
Satria mengetatkan rahangnya. Bugh... Bugh... krek... krek... Satria menghajar dan menendang keduanya lalu mengambil pisaunya. Sraak... Jleb... Dengan gerakan cepat Satria menggorok dan menusuknya.
Kedua preman yang menyaksikan pun berlari untuk menyerang Satria. Satria yang masih memegang kedua pisau melemparkan kepada kedua preman tersebut. Jep... Jep... Pisau menancap dibagian matanya kedua orang preman tersebut.
"Akh... Akh..." Pekiknya kelima preman terkapar di jalanan.
"Fuck you... Kalian sudah menggangguku!" ucap Satria lalu masuk kedalam mobil. Satria menjalankan mobilnya dengan kecepatan cepat. Bruuk... Bruuk... Satria menabrak kelima preman tersebut sampai berkali-kali sampai tubuhnya terpental.
Satria pun berhenti lalu berjalan mundur dan membuka kaca jendelanya. "Cuih... Manusia seperti kalian adalah sampah!" Satria meludahi preman itu yang tergelatak dijalan. Lalu Satria menelpon polisi dan anak buahnya untuk membereskan semuanya.
Satria melesat pergi unutuk pulang bukan pulang kerumahnya tetapi ia pulang ketempat orang tuanya Jingga.
Bruuuk... Satria menjatuhkan tubuh besarnya dikursi depan rumah orang tua Jingga dengan tangan yang masih berdarah. Ia memejamkan matanyanya dan tertidur.
Pagi hari. ______ Setelah subuh Ayahnya Jingga hendak menyapu halaman rumah. namun Ia di kejutkan ada menantunya yang sedang tertidur dalam keadaan terluka.
"Ya Allah Satria..." Pekiknya. "Bu... Bu... Cepat kemari ada menantu kita" Seru Ayahnya Jingga dengan panik.
Wina yang sedang memasak pun berlari untuk menuju suaminya. "Ya Allah... Dia kenapa Pak?"
"Aku tidak tahu, ayo bawa kedalam bu, tangannya terluka" ucapnya. Wina pun mengangguk lalu membangunkan Satria.
"Satria bangun nak, ayo istirahat didalam" kata Wina sambil menepuk tangan Satria dengan pelan.
Satria pun terbangun. "Ibu ma'afkan aku, aku belum bisa menemukan Jingga bu" ucap Satria dengan terduduk dilantai.
"Sudah nak, nanti kita bicarakan lagi ayo masuk dan obati lukamu" kata Wina sambil membangunkan Satria.
Satria pun masuk kedalam rumah dan membersihkan diri yang bau alkohol dan kotor lalu lukanya diobati oleh Ayahnya Jingga.
"Mau makan?" tawar Wina.
"Terimakasih, aku tidak lapar, bolehkan aku tidur dikamar Jingga."
"Tentu saja boleh, pergilah istirahat" ucap Wina. Satria mengangguk lalu pergi kekamar Jingga.
"Pak, aku rasa dia tidak baik-baik saja, apa sebenarnya yang terjadi pak, aku khawatir dengan Jingga yang tidak ada kabar dan aku juga khawatir dengan keadaan Satria yang seperti orang gila"
"Entah lah bu itu urusan rumah tangga mereka, kita sebagai orang tua cukup mendoakan yang terbaik buat mereka berdua tidak boleh ikut campur dalam rumah tangganya walau pun anak kita sendiri dan aku yakin Jingga hanya sedang menenangkan diri saja nanti dia kembali entah itu kapan"
Wina hanya mengangguk dengan pasrah tidak dipungkiri sebagai Ibu yang melahirkan ia juga sangat merindukan putrinya yang entah dimana keberadaannya.
Didalam kamar Jingga Satria sedang membuka buku-buku yang terpajang dimeja. lalu ia menemukan photo Jingga bersama dengan dirinya saat sedang dikamar dengan keadaan saling memeluk.
"I Miss you so really Miss you" gumam Satria dengan terisak sambil mengusap photonya. Satria berbaring diatas tempat tidur Jingga sambil meraba bantal dan selimutnya yang masih ada aroma Jingga.
yukk bang aku belajarin gimana jadi romantis 🤣🤣🤣
akhirnya meleleh juga ya mb jingga 😍😍😍
akhirnya sama sama bucin 😍😍😍
pasangan yang bener bener saling mencintai 😍😍
kita mah bagian nyengir nyengir aja 🤣🤣🤣
salah kamu sendiri sudah mengusik singa jantan yang lagi kasmaran
akhirnya jadi metong kan 🤭
co cwettt banget calon daddy satu ini
suami nya miss jingga 😍😍😍