Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendadak diam
mendadak menjadi pendiam. Dara tak banyak bicara. Setelah kejadian beberapa hari lalu di pusat perbelanjaan
Di mana Dara di Katai pelakor. oleh seorang wanita yang Dara tidak kenal. kejadian itu benar benar. Menghantam mental Dara. gadis itu jadi takut untuk keluar rumah.
Beberapa kali Sandra mengajak nya keluar. Dara selalu menolak. Ada rasa trauma. Yang Dara rasakan. Lebih tepat nya malu.
''sandra mau jemput Dara ya.'' tanya Nasita tak kala melihat Sandra tak kala melihat gadis itu baru saja memasuki rumah nya.
''Enggak mbak. Aku sengaja main ke sini. Dara gak mau di ajak keluar soal nya.'' ucap Sandra
gadis itu merasa kuatir dengan keadaan Dara. Beberapa hari ini agak malas bicara. mendadak jadi pendiam.
''Oh.. Itu dara nya ada di samping rumah.'' ucap Nasita memberi tau.
Tak hanya Sandra yang merasakan perubahan Dara. Nasita sebenar nya iya. Wanita itu segan untuk bertanya. Takut kalau perobahan Dara yang mendadak jadi pendiam karna ada masalah dengan Emran.
Nasita masih mengingat dengan baik. Kata kata Emran untuk tidak ikut campur masalah nya dengan Dara.
Meski sebenar nya. Nasita tidak tahan untuk tidak mengetahui. Prihal Dara yang mendadak jadi pendiam.
''Dara.'' panggil Sandra. Gadis itu menghampiri sang sahabat yang duduk diam seorang diri di pinggiran kolam
''Kenapa tidak menjawab panggilan ku. Pesan ku juga kamu abaikan.'' ucap Sandra duduk di samping Dara yang tengah menatap kosong ke arah kolam
Terakhir Sandra mengirim pesan. Mengajak Dara keluar sekedar jalan jalan. Jika biasa nya Dara langsung mengiyakan tapi kali ini di jawab dengan satu kata malas.
Alasan Sandra langsung mendatangi Dara di rumah suami nya. Ternyata sahabat nya itu sedang duduk termenung sendiri dalam sepi.
''Tidak apa apa. Malas saja mau ke luar aku takut kejadian waktu itu terulang lagi. Rasa nya sakit Sandra.'' ucap Dara pelan. suara nya terdengar malas
Nasita yang diam diam mendengar kan semakin penasaran. kejadian apa yang menimpa adik madu nya. Hingga membuat dara jadi irit bicara. Dan lebih suka menyendiri.
''Kita tidak bisa menutup mulut orang Dara. Mereka bicara dengan se enak nya. Se mau nya. Tanpa tau masalah nya, jika kamu terus seperti ini kamu sendiri yang akan terluka, biar kan saja mereka bicara. Kita bisa menutup telinga. Itu jalan keluar nya.'' tutur Sandra
mencoba mengembalikan semangat Dara yang drop akibat ucapan. yang menurut Sandra bukan ranah mereka.
''aku masih mencoba san. Tapi kata pelakor itu begitu menyakitkan. Memang benar yang di katakan mereka. Aku memang pelakor.''
Nasita kaget. Mendengar fakta Dara di sebut pelakor, siapa dan di mana.
Ingin rasa nya Nasita ikut bicara. Menahan ingin mendengar lebih lagi. Nasita masih diam di tempat.
''Tidak Dara mereka tidak tau yang terjadi sebenar nya. Pelakor itu jika seorang suami selingkuh secara diam diam tanpa sepengetahuan istri. Yang terjadi pada mu ini lain cerita nya.'' tutur Sandra. mencoba memberi pengertian
Kata pelakor itu seperti apa. Berbeda jauh dengan kasus Dara. pelakor terhormat lebih tepat nya. Sandra tak merasa Dara seorang pelakor. Jika itu benar semua karna istri sah yang meminta nya.
''Sama saja san. Kenyataan nya aku menikah dengan suami orang.'' ucap Dara lesu.
Kata pelakor itu benar benar membuat mental nya jatuh. malu untuk keluar rumah dan bertemu orang banyak.
''Jalan satu satu nya adalah mbak Nasita.'' Dara menoleh ke arah Sandra. penasaran dengan maksut ucapan Sandra.
''Maksud nya,'' tanya Dara ingin tau. kata selanjut nya
''mbak Nasita harus klarifikasi. Di kantor suami mu. asal mula gosip itu beredar. Ini baru satu orang Dara. Di kantor ada ratusan karyawan. kalau tidak segera ditangani gosip itu akan menyebar luas. bisa jadi sampai keluar kantor.'' tutur Sandra menjelas kan maksud nya.
mencoba memberi solusi. mencari jalan keluar dari masalah yang Dara hadapi.
''Tidak San. Aku gak mau melibat kan mbak Nasita. Juga tuan Emran. Biar kan saja.'' pasrah dara tak ingin melibatkan Emran maupun Nasita
bagi nya masalah ini bisa dara atasi. Selagi dara tidak keluar rumah. Biarlah waktu yang menentukan. sampai Emran benar benar menerima Dara sebagai istri kedua dan mengenalkan Dara ke hadapan dunia.
Sementara Nasita tidak tahan untuk tidak ikut bicara wanita itu muncul dengan kursi roda nya.
''yang di ucap kan Sandra benar Dara. Maaf ya karna mbak. kamu jadi ngalami hal tidak mengenakan ini.''
Dara dan Sandra menoleh secara bersamaan ke arah Nasita. Wanita itu tiba tiba datang dan ikut bicara.
''Dari kemarin kamu banyak diam. Kenapa tidak bilang sama mbak kamu punya masalah sebesar ini.'' sesal Nasita. Dara lebih menyimpan sendiri masalah nya. Masalah yang timbul karna diri nya
Jika saja Nasita tidak menyeret Dara kedalam lingkaran rumah tangga nya. Dara tidak akan pernah mengalami hal ini
Apa yang sebenar nya terjadi. Nasita masih tidak bisa memahami. Akan tetapi wanita itu ikut andil dalam masalah ini
''Menutut ku tidak perlu mbak. Biarkan saja. Kasian tuan Emran. Perusahaan nya baru saja merintis lagi. Apa kata karyawan nya nanti.''
''Justru jika kita diam mereka akan berpikir yang enggak enggak. Yang Sandra ucap kan itu benar. Jika memang mbak harus klarifikasi. Akan mbak lakukan Dara. Ini juga menyangkut nama baik mu. Emran dan mbak juga.'' tutur Nasita
Wanita itu sama sekali tidak keberatan. meski ada rasa yang tidak bisa di utarakan.
Harus mempublish Dara sekarang.
Niat hati Nasita biar menjadi rahasia untuk sementara waktu. Sampai Nasita meminta cerai dan Dara akan menjadi istri satu satu nya.
''Apa tidak berdampak ke perusahaan dan pekerjaan tuan Emran mbak. Aku takut nanti akan jadi sumber masalah di kantor.''
Nasita menggeleng pelan seraya tersenyum lembut, tidak akan Dara. Semua karyawan Emran orang nya baik baik dan tulus. Mereka pasti mengerti.''
Terlihat dari seberapa jatuh nya perusahaan Emran. Mereka tetap tinggal dan bekerja seperti biasa nya. Tidak ada yang risain meninggal kan Emran sendirian. Justru mereka masih bekerja keras.
Karna Emran juga berusaha. Memberikan gaji mereka tepat waktu dan tidak di kurangi. Meski harus berhutang sana sini.