Istri Simpanan Sang Casanova

Kedatangan Lisa membuat Clara terkejut. Sudah bertahun-tahun Clara tidak mendapatkan kabar tentang Lisa. Dan tiba-tiba saja Lisa muncul ke rumahnya, betapa bahagianya Clara.

" Lisa! Ya ampun Lisaaa kemana aja lu? " Teriak Clara, berjalan cepat untuk memeluk sahabat nya itu. " Gue nyariin elu. Gue kangen.. " Clara memeluk erat tubuh Lisa dan di balas oleh sang empunya.

" Gue juga kangen sama lu Ra. " Mereka berdua berpelukan melepas rindu, melupakan keberadaan Sofie yang berdiri di belakang Lisa.

" Ehem.. " Sofie tak tahan, tidak di anggap keberadaannya, terlebih dia merasa lebih pantas untuk di sambut ketimbang Lisa. Apalagi statusnya kini adalah kekasih adik dari Clara.

Pelukan kedua wanita itu terlepas, Clara memandang Sofie lalu beralih ke Lisa untuk bertanya ' siapa dia? ' tentu dengan bahasa isyarat melalui matanya.

Lisa mengerti. " Kenalin Ra, ini Sofie.. Artis gue.. "

" Hai kak.. Aku Sofie.. " Dengan senang hati Sofie memperkenalkan dirinya, mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan artis seniornya.

Clara menyambut ramah. " Hai.. Aku Clara.. "

" Aku tau kok. Siapa yang gak kenal kak Clara. Aku fans kakak loh.. " Sofie.

Clara tersenyum. " Oh ya? Terimakasih.. "

Tak lama kemudian Bela datang. Mereka langsung menjenguk baby boy yang belum lama lahir ke dunia ini.

" Siapa namanya kak? " Sofie berinisiatif bertanya, berusaha terlihat seakrab mungkin. Tidak lupa wanita itu sudah mengabadikan momen menjenguk Clara dan baby boy dengan ponsel pintarnya. Membagikan ke media sosial nya.

" Benzema.. Benzema Alexander. " Clara.

" Wih.. Kaya pemain bola aja. " Seru Lisa.

" Iya.. Bapaknya pengin jadi pemain bola dulunya, tapi gak kesampean! Keburu gumoh ama tuh buku-buku tebel. Terus di cekokin buku akuntansi.. Pokonya banyak deh.. Otak gue ampe gak muat kali kalo jadi dia. " Clara terkekeh.

" Tapi elu tambah demen kan punya laki kaya gitu? " Bela.

" Bukan demen lagi, kegirangan malah. " Lisa tau saja apa yang Clara rasakan.

Sofie hanya mendengar kan percakapan ketiga wanita itu. Dia cukup penasaran dengan suami Clara. Selama ini, Sofie hanya bisa melihatnya di media sosial. Apakah setampan aslinya?

" Kak.. Boleh numpang ke toilet? " Sofie. Clara memberi ijin pada Sofie untuk memakai toilet yang ada di kamarnya.

" Ra, anak lu mirip bapak nya banget sih.. " Ucap Lisa yang sedari memperhatikan wajah mungil itu.

" Iya beneran, mirip Bastian banget! Bibirnya doank mirip lu Ra. " Bela ikut berkomentar.

" Iya lah mirip ama laki gue.. Kan dia yang paling bersemangat pas bikinnya. Ampe bikin pinggang gue pegel terus." Clara terkekeh geli.

" Iya.. Iya.. Yang punya laki berkualitas premium! " Bela mencibir, pasalnya Clara selalu membanggakan kualitas milik suaminya tanpa rasa malu.

" Iya donk, kan made in Mexico plus Rusia! " Sombong Clara.

" Cih.. " Lisa berdecih. Dari dulu Clara tidak pernah berubah. Selalu saja berotak mesum.

" Kalian jangan iri ya! " Clara selalu bersemangat jika berbicara mengenai hal itu. " Apalagi ampe demem ama laki gue! " Kedua bola mata Clara sudah melotot sempurna, memberikan peringatan pada kedua temannya itu. " Gue gorok kalo lu berdua naksir ama laki gue! "

" Cih, emangnya lu doang yang dapetin kualitas premium made in Mexico! Gue juga dapet tuh kualitas premium made in Jerman! Lebih hot malah. " Celoteh Lisa tak mau kalah.

Bela dan Clara saling melirik.

" Elu bokinan ama bule Jerman? " Tanya Clara yang tingkat ke kepoannya sudah di level paling tinggi.

Lisa terhenyak.

" Beneran Lis, elu punya cowok bule Jerman? Siapa? Kok lu gak pernah cerita? " Bela ikut memberondong pertanyaan.

Lisa di buat gugup. Di dalam hati, Lisa merutuki kebodohan nya. Mulutnya tidak bisa di kontrol. Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu. Tidak mungkin bukan, dia berbicara jujur ' cowok itu ya ade lu! Ade lu yang breng*sek!' ingin sekali Lisa berteriak.

Lisa bernafas lega saat Sofie sudah membuka pintu kamar mandi dan kembali bergabung bersama mereka.

" Elu hutang cerita ama gue. " Bela dan Clara serempak berbisik pada Lisa.

Jika saja tidak ada Sofie, mereka pasti tidak akan berhenti bertanya sebelum mendapatkan jawaban dari Lisa. Kali ini Lisa bisa selamat, tidak tau di hari berikutnya. Pasti Bela dan Clara akan menuntut dan mendesaknya. Mencari kemana pun Lisa bersembunyi. Sepertinya Lisa harus bersiap mengarang cerita.